Haechan sekali jahil memang enggak ada obatnya.
Waktu dia bilang mau ngapel, Haechan beneran datang ke rumah Chaeryeong. Mamanya Chaeryeong udah sampai santai aja nerima kedatangan Haechan. Udah enggak kaget. Bahkan kalau semisal Haechan alih profesi dari dosen jadi pembantu rumah tangga keluarga Chaeryeong, mamanya Chaeryeong malah senang. Enggak perlu repot beresin rumah sendiri.
"Enggak ada ngajar lagi Chan?" tanya mama Chaeryeong.
"Enggak tante, hari ini emang satu aja kelasnya. Terus ga tahu mau ngapain, ya udah ke sini aja. Chaeryeong ada kan tante?"
"Tadi sih ijin ke PIM, pergi sama Ryujin. Bentar aja kok, abis ini pulang. Udah makan belum? Kebetulan tante tadi masak spaghetti carbonara, sukaannya Icha. Masak banyak, Icha enggak bakal habis itu. Mau ya?" tawar mama.
Haechan mengangguk cepat. "Boleh deh tante. Tadi enggak sempet makan siang, maunya ngajakin Chaeryeong makan bareng."
"Ya udah, kamu duduk di meja makan aja. Tante ambilin," ucap mama seraya mendorong punggung Haechan.
"Ga papa nih tante Echan enggak bantu?" Haechan enggak enak dong, udah datang kek jelangkung, masih ditawarin makan dan diambilin pula.
"Ga papa. Duduk aja. Kecuali kalau kamu mau minum, ambil sendiri yaaa," ujar mama Chaeryeong.
Haechan berjalan menuju kabinet terlebih dahulu, mengambil dua gelas yang selanjutnya ia isi dengan es batu, sirup jeruk dari kulkas, dan air dingin sebagai pengencer.
Setelah beres kembali ke meja, bergabung dengan mamanya Chaeryeong. "Ini tante, Echan sekalian bikinin buat tante."
"Duh tahu aja kamu tante lagi haus, pingin yang seger-seger," sahut mama Chaeryeong.
"Iya soalnya di luar panas tante. Terus Echan inget kalau Icha suka banget sirup jeruk. Jadi pasti di kulkas ada, eh bener ada. Ya udah bikin," ucap Haechan.
"Kamu masih inget aja ya sukaan Icha apa," celetuk mama Chaeryeong.
"Ya abis masa kecil aku kan habis sama Icha mulu tante. Hapal luar kepala jadinya," terang Haechan.
"Tapi tante tuh bingung, kenapa ya Chaeryeong bisa sempat lupa sama kamu. Terus akhirnya dua tahun setelah kamu di Singapore Chan, tante bawa ke psikiater. Iseng aja awalnya, karena psikiaternya teman tante, baru buka praktek sendiri. Eh kata teman tante, pikiran Chaeryeong sendiri yang ngelupain. Apa ya, tante lupa istilah medisnya, tapi intinya Chaeryeong tuh trauma sebenarnya kamu tinggal. Makanya otak dia ngelupain, biar dia enggak perlu mengingat dan merasa sakit setelahnya. Gitu, ngerti enggak?" cerita mama Chaeryeong.
Haechan baru tahu soal kondisi Chaeryeong yang satu itu. Emang sebesar itu ya efek dirinya untuk Chaeryeong?
"Tapi kok waktu Echan ke sini pertama kali, terus diingetin sama Chaeyeon, kok dia langsung ngeh tante?" tanya Haechan.
"Nah iya. Tante juga bingung kok bisa begitu. Aneh kan ya?" sahut mama Chaeryeong.
Ah sayang banget Haechan enggak ngerti soal-soal psikis begitu. Chaeryeong ditanya pun ya enggak akan ngerti.
"Mama, Chaeryeong pulang. Ryujin katanya mau ma....,"
Teriakan Chaeryeong memenuhi sudut demi sudut rumah, dengan Ryujin membuntuti. Tapi teriakan si gadis terhenti saat menemukan mamanya sedang mengobrol dengan Haechan. Sepertinya ditawari mama makan, ketika netra si gadis menangkap sepiring spaghetti di depan si pria.
"Pak Haechan?" pekik Ryujin yang kaget melihat dosennya berada di rumah Chaeryeong.
"Eh cantik-cantiknya mama, ayo sini gabung. Kalian enggak makan di sana kan tadi? Biar enggak rugi nih mama masak," ajak mama Chaeryeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
love counselor | chaerchan ✔
Fiksi PenggemarKaleisha Chaeryeong mengira saat memasuki perguruan tinggi, dirinya akan terbebas dari pengajar aneh yang disebut guru seperti di SMA. Tapi prediksinya meleset, di kampus barunya ia kembali harus menghadapi pengajar aneh yang disebut dosen. Bukan do...