"Oppa!"
Pemuda itu segera mengalihkan pandangannya. Buru-buru ia membuang puntung rokok yang sudah mengecil lalu menginjaknya asal. Sejenak ia menegakkan badannya sebelum menghampiri gadis kecil yang tengah berlari menghampirinya.
Yunho membungkukkan badannya bersamaan dengan kedua tangan yang ia rentangkan, memberi ruang luas untuk adiknya yang dengan sigap mendekap erat tubuhnya.
Yena mengawali kalimatnya dengan senyuman, "Hari ini Eonni akan pulang bersama kita, Oppa. Benar, kan?" Tanya Yena pada perempuan itu.
Yunho segera mengalihkan pandangannya pada perempuan yang tengah berdiri di belakang Yena. Lalu beranjak dari tempat semula. Ia membawa tangannya meraih tangan mungil milik adiknya sebelum melontarkan sebuah pertanyaan.
"Memangnya Eonni tinggal di mana?"
"Rumahnya hanya beda tiga blok dari rumah kita. Boleh, kan, Oppa?" Pinta Yena lagi.
Yunho mengangguk pelan, "Tentu saja."
Yena tersenyum gembira. Tangannya terulur, meminta perempuan bernama Lee SunHee untuk menggamit tangan Yena.
"Ayo, Eonni!"
Semilir angin mengiringi tiap langkah dari ketiga orang tersebut. Menyapu lembut tiap helai rambut yang beterbangan. Hal itu tidak membuat mereka untuk merenggang jarak barang sedikit pun.
Sepanjang jalan Yunho melihat ke sekeliling. Pohon-pohon Cherry mulai tumbuh bermekaran. Hari ini sudah memasuki bulan April, itu tandanya musim semi sudah dimulai.
Yena mengayunkan genggaman tangannya ke depan dan belakang. Membuat sudut bibir Yunho dan SunHee terangkat.
"Mulai hari ini Eonni pulang bersamaku saja, ya?" Tanya Yena.
"Itu artinya Oppa tidak usah menjemputmu lagi." Timpal Yunho.
Yena menggeleng cepat, "Tidak, kita akan pulang bersama. Aku, Oppa, dan Eonni."
Baru saja Yunho ingin mengelak ketika Yena segera melepas genggaman tangannya sebelum ia menyeret tungkainya menuju taman yang sepi.
Yena melambaikan tangannya dari kejauhan, "Oppa, Eonni! Kesini!"
Yunho mengalihkan pandangannya pada SunHee, lalu bertanya, "Tidak apa?"
SunHee mengangguk, "Tentu saja." Lalu tersenyum.
Yunho segera menghampiri adiknya yang tengah duduk di kursi ayunan yang diikuti SunHee dari belakang.
"Sebentar saja, ya?"
Dengan cepat Yena mengangguk. Lalu Yunho berpindah posisi tepat di belakang Yena kemudian mendorong kursi ayunan hingga mengayun ke depan dan belakang.
Yunho memutar tubuhnya menghampiri SunHee yang tengah bermain ponsel. Mengambil tempat duduk di sampingnya.
Tanpa pikir panjang SunHee menghentikan aktivitasnya, lalu meletakkan ponsel ke dalam tas.
"Bagaimana Yena di sekolah?" Yunho membuka percakapan terlebih dahulu.
"Anak yang sangat pintar. Bahkan dia selalu mendapat nilai sempurna ketika free test diadakan."
Yunho terkejut, ia mengalihkan pandangannya pada perempuan di sebelahnya, "Benarkah? Wah, tak kusangka anak itu."
SunHee balas menatap, "Dia juga banyak bercerita tentang Anda."
Yunho merasa sedikit terkejut mendengar pernyataan tersebut.
"Bercerita?" Yunho meyakinkan.
"Dia selalu bercerita. Katanya, dia punya seorang kakak laki-laki tampan. Dia selalu mengantar-jemput ke sekolah tiap harinya, selalu memberi makan tiap hari, yang membiayai biaya sekolahnya, yang selalu mengabulkan setiap keinginannya dan yang selalu memberi nasihat baik padanya."
Yunho tertegun. Ia menundukkan kepalanya. Memainkan tautan jemarinya. Tidak ada yang ia keluarkan sepatah katapun. Begitu juga dengan perempuan di sebelahnya, tidak bersuara lagi.
Yunho menegakan posisi tubuhnya
lalu beranjak, membuat perempuan yang berada di sampingnya mendongakkan kepalanya."Tunggu sebentar, aku akan kembali." Pemuda itu membawa langkahnya menuju supermarket yang ada di seberang jalan.
Tidak perlu menunggu waktu lama, pemuda itu kembali dengan membawa satu kantung plastik di tangannya. Ia meletakkan di kursi panjang yang keduanya duduki. Lalu mengambil satu kaleng minuman bersoda untuk diberikan pada SunHee.
"Ambilah."
Sedikit ragu, SunHee mengulurkan tangannya untuk menerima satu buah kaleng yang disodorkan oleh pemuda itu lalu membuka penutupnya.
"Terima kasih."
Begitu pula dengan Yunho, ia mengambil satu buah kaleng dari kantung plastik tersebut. Ketika hendak mengambilnya, ternyata alat hirup yang ia bawa terjatuh ke tanah. Dengan cepat ia memungut benda tersebut dan kembali memasukkannya pada kantung plastik.
SunHee sempat melihat benda dengan bentuk tabung panjang itu, ia menghentikkan pergerakannya sejenak. Sistem otaknya bekerja, merekam kejadian yang baru saja ia lihat. Kemudian kembali meneguk minumannya yang sempat terhenti. Seperti seolah tidak melihat apa-apa.
TBC
Minal aidzin wal faidzin teman teman wattpad😀salam online dari ukhti yunho yg belum berkeluarga 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Leaf and Rod [Jeong Yunho] ✔
Fanfic[Completed] Namanya Jeong Yunho. Pemuda berusia dua puluh satu tahun. Jika kau bertanya siapa dirinya, mereka semua akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang kelewat biasa. "Ia adalah pemuda dan kakak yang hebat, mengalahkan orang-orang yang...