"Oppa! Aku ingin beli itu!"
Yena menjulurkan tangannya ke arah rak bagian snack seraya melompat-lompat kecil membuat kunciran ekor kudanya ikut bergoyang ke kiri dan kanan.
Yunho yang tengah mendorong troly segera menghentikan gerakannya. Pandangannya mengikuti arah di mana tangan Yena terulur, lalu meraih dua bungkus snack di rak bagian tengah.
"Pilih salah satu, coklat atau stroberi?" Yunho mengacungkan kedua barang tersebut.
Yena menempelkan jari telunjuk kanan dibagian dagu, sedang tangan kirinya ia lipat di depan dada. Bibir tipisnya ia manyunkan sedikit.
"Hm." Yena terlihat berpikir.
Ia tersenyum sebelum tangan kanannya menunjuk salah satu snack yang berada di genggaman Yunho. Tungkainya berjinjit membuat ujung sepatu kets yang ia pakai melipat. Tangannya berusaha meraih.
Yunho tertawa. Ia mengangkat tinggi-tinggi bungkus snack yang ia genggam membuat Yena yang ingin meraihnya merasa kesulitan.
"Oppa, ayolah!" Yena berdecik kesal.
"Tapi kau harus berjanji pada Oppa dulu."
Yena mendengus keras, "Apa?"
"Kau harus mendapat nilai sempurna dalam pelajaran bahasa."
Yena mengangguk cepat, "Iya, iya aku tahu apa yang selalu Oppa inginkan." Dengan sigap tangannya langsung merebut satu snack pilihannya lalu memasukkannya ke dalam troly. Kemudian ia memutar arah tubuhnya, menyeret tungkainya menyusuri area supermarket untuk mencari snack lainnya.
Yunho hanya menggeleng pelan, memaklumi sikap adiknya. Ia menatap punggung Yena yang hilang di persimpangan, lalu melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
Ia merogoh saku celananya, mengambil secarik kertas kecil berisikan daftar kebutuhan yang harus dibeli. Lalu memberi tanda ceklis pada daftar barang yang sudah ia beli. Kebiasaan rutin yang harus ia lakukan ketika memasuki awal bulan.
Tangannya bergerak menyisir rambut bagian depan ke belakang bersamaan dengan helaan napas kecil yang keluar dari bibirnya. Lalu kembali mendorong troly dengan lengan yang ia jadikan sebagai tumpuan di gagang troly.
Yunho melenguh pelan, "Detergen, shampo, sabun.."
Yunho terus bergumam. Menyebut semua barang yang belum ia masukkan dalam troly. Kepalanya terus menoleh ke berbagai arah untuk mencari barang-barang tersebut.
Setelah semua barang telah diambil, ia kembali memeriksa daftar barang pada secarik kertas yang ia pegang. Merasa semua barang telah diberi tanda ceklis, ia segera menyeret kembali tungkainya untuk mencari sosok adiknya.
Baru saja sekitar lima langkah lebih maju ketika di persimpangan jalan ia mendapati sosok adiknya tengah bercengkerama dengan seorang perempuan berambut hitam sebatas bahu.
"Yena!" Yunho memanggil nama adiknya, membuat kedua sosok itu segera menghentikan pembicaraannya dan menoleh ke arah sumber suara. Yunho mendorong trolynya bersamaan dengan gerakan langkahnya yang sedikit cepat untuk menghampiri keduanya.
"Ayo pulang," Ujar Yunho.
Yena menarik ujung baju Yunho, membuat pemuda itu menoleh ke arah Yena.
"Oppa, ayo kenalkan. Ini Eonni yang mengajariku pelajaran bahasa di sekolah. Eonni, kenalkan, dia Oppa-ku." Yena memperkenalkan perempuan itu pada Yunho.
"Ah, jadi ini Oppa yang suka menjemput Yena di sekolah?" Perempuan itu bertanya pada Yena.
Yena mengangguk antusias, "Iya, Yunho, Jeong Yunho. Dia tampan kan, Eonni?" Yena memperkenalkan kakaknya dengan bangga.
Perempuan itu hanya tersenyum mendengar pernyataan Yena, tangannya bergerak membelai rambut halus milik gadis kecil itu.
"Pantas saja Eonni sering melihatnya mondar-mandir di pintu gerbang sekolah." Perempuan itu melirik ke arah pemilik nama yang disebutkan oleh Yena.
Seorang perempuan seumuran dengannya atau mungkin lebih muda dari Yunho, dengan rambut hitam sebatas bahu itu beranjak lalu membungkukkan badannya di hadapan Yunho. Ia tersenyum.
"Yunho."
Yunho mengulurkan tangan lebih dulu ke arah perempuan di hadapannya.
Sedikit ragu perempuan itu menerima uluran tangan pemuda di hadapannya. "Lee SunHee, senang mengenalmu."
"Terima kasih." Balas Yunho dengan sebuah senyuman terulas di bibirnya.
"Yena, ayo pulang." Yunho merentangkan tangan kanannya. Menawarkan adik kecilnya untuk mendekap tubuhnya. Dengan penuh senyum Yena beralih dari perempuan itu.
"Eonni, berhati-hatilah."
SunHee menganggukan kepalanya, memandangi punggung kakak beradik yang perlahan-lahan menjauhinya. SunHee dapat melihat bagaimana gadis kecil itu melambaikan tangannya dari kejauhan, lalu menghilang di persimpangan.
TBCAkhirnya cast perempuannya nongol :"D
KAMU SEDANG MEMBACA
Leaf and Rod [Jeong Yunho] ✔
Fiksi Penggemar[Completed] Namanya Jeong Yunho. Pemuda berusia dua puluh satu tahun. Jika kau bertanya siapa dirinya, mereka semua akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang kelewat biasa. "Ia adalah pemuda dan kakak yang hebat, mengalahkan orang-orang yang...