Pohon cemara berukuran sedang terpasang di sudut ruang tamu keluarga Song. Natal kali ini seluruh anggota keluarga Song lengkap berkumpul di rumah. Mingi memutuskan untuk pulang ke rumahnya, berkumpul dengan keluarga. Kali ini Yunho dan Yena ikut berkumpul bersama keluarga Song untuk merayakan Natal.
Pemuda itu, Song Mingi sadar betul, jauh dari rumah adalah bukan perkara mudah. Tidak ada lagi yang menyiapkan makan, menyuruhnya makan atau sekedar menanyakan apakah dia makan dengan benar atau tidak. Mingi sadar kalau dia harus pulang, dan sekarang ia tidak perlu khawatir karena dia sudah di rumah.
"Selamat Natal," Seru Yena, menyapa temannya yang sedang menyusun beberapa kotak hadiah di bawah pohon Natal.
"Untukmu," Tambah Yena lalu memberikan sebuah kotak kecil pada Mingyu.
Mingyu menganggukan kepala seraya mengulurkan tangan untuk menerima hadiah pemberian Yena, lalu meletakkannya di tumpukan kotak-kotak hadiah teratas.
"Mana hadiah untukku?" Tanya Yena.
Mingyu tersenyum lebar, ia memberi isyarat pada Yena untuk menunggu di tempatnya, selagi dia mengambil hadiah Yena yang berada di kamar.
Mingyu keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah buku bersampul biru dengan sebuah pita merah yang mengikat buku itu, lalu memberikannya pada Yena.
"Ini untukku?" Ucap Yena.
Mingyu mengangguk.
Ketika Yena ingin membuka buku itu, namun Mingyu memberi isyarat lagi untuk tidak membukanya sekarang. Mingyu mengungkapkan bahwa buku itu berisi tentang mimpi dan hal-hal yang ingin ia lakukan bersama Yena di masa mendatang.
"Bagaimana denganku?" Kata seseorang yang tiba-tiba bergabung bersama mereka.
Mingyu hanya terdiam, kemudian tersenyum dan berhambur ke dalam pelukan kakaknya.
Mingyu merobek secarik kertas pada buku kecil yang menggantung di lehernya lalu menuliskan, terima kasih atas kepulangannya.
Kemudian memberikannya pada Song Mingi, kakaknya.
Mingi tertegun saat membaca tulisan yang diberikan adiknya. Matanya memanas, beberapa kali ia mendongakkan kepalanya dan melebarkan matanya hanya untuk menahan sesuatu yang mendesak keluar dari matanya.
"Terima kasih sudah menjadi adikku." Kata Mingi yang membawa Mingyu kembali dalam pelukannya.
Mingi tidak peduli apakah Mingyu tidak bisa mengatakan apa yang anak itu ingin katakan. Walaupun hal itu menyakiti hatinya, tapi dengan Mingyu menjadi adiknya saja itu sudah lebih dari cukup.
"Eonni, kau datang," Ujar Yena pada seseorang yang baru saja memasuki ruangan itu, yang membuat Mingi dan Mingyu ikut mengalihkan pandangannya.
Yena berjalan menghampiri SunHee. Tidak hanya itu, ternyata Yunho juga ikut datang. Yena meraih kantong belanjaan yang dibawa Yunho yang berdiri di sisi SunHee. "Oppa, ini hadiah untukku, kan?" Kata Yena yang dibalas dengan anggukan oleh kakaknya.
"Dan juga untuk Mingyu," Kata Yunho.
Mingyu yang masih bisa mendengarnya memberi isyarat ucapan terima kasih pada Yunho.
"Selamat Natal." Kata SunHee sedikit membungkuk pada Yena.
"Kimchi dan makaroni sudah siap." Seru Bibi Song dari ruang tengah, menginterupsi mereka yang sedang berkumpul di ruang tamu untuk segera menghampirinya.
Yena dan Mingyu lebih dulu berlari menuju ruang tengah.
"Kau harus mencoba kimchi buatan ibuku," Kata Mingi saat SunHee berjalan melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leaf and Rod [Jeong Yunho] ✔
Fanfiction[Completed] Namanya Jeong Yunho. Pemuda berusia dua puluh satu tahun. Jika kau bertanya siapa dirinya, mereka semua akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang kelewat biasa. "Ia adalah pemuda dan kakak yang hebat, mengalahkan orang-orang yang...