Syirik

101 26 0
                                    

Seperti biasa hari ini aku dan Meli berangkat bareng ke kampus walaupun nantinya akan beda kelas.
Saat dari parkiran aku dan Meli sudah berpisah karena kami menuju kelas masing-masing.
Aku berjalan melewati lorong yang sudah mulai penuh dengan mahasiswa.

Sepertinya ada yang ganjal, aku melihat penampilanku, gak ada yang salah kok, seperti biasa aku menggunakan gamis dan kerudung yang lumayan panjang.

"tampilan luar alim kok nyatanya busuk" aku mendengar sindiran dari salah satu mahasiswi. Aku tak mengenalnya namun kenapa dia ngomong begitu. Kuanggap angin lewat saja.

"eh eh si munafik lewat nihh" lagi-lagi ada yang menyindirku. Namun sayangnya aku terlalu bodoamat dengan omongan negatif. Aku tetap menuju kelas.

"datengnya ke pengajian taunya dibikin pacaran, mana pahala tuh hahaha" ucap Silvi salah satu teman fakultasku.

"maksud kamu apa?" tanyaku penasaran.

"noh liat, ada ya tampilan alim kek gini malah deket-deketan sama yang bukan makhrom" ucapnya sambil melempar foto kearahku. Yang kulihat itu fotoku dan ustadz Fahri kemarin saat di masjid. Astagfirullah salah paham nih pasti.

"kamu salah paham, trus kenapa semua mahasiswa menyindirku tadi?"

"kamu itu bego apa sok polos sih hah? Noh katanya penulis tapi mading gak pernah di lihat" setelah mendengar ucapan Silvi aku langsung menuju mading. Banyak sekali fotoku dan foto ustadz Fahri, aku mencabut semuanya.

Aku menuju taman kampus yang cukup sepi dengan sedikit berlari, aku ingin menenangkan hatiku, aku ingin sendiri. Sebisa mungkin aku gak nangis 'toh kenapa sih harus nangis, gak penting loh Lia'.

Aku sudah tidak memikirkan mata kuliahku saat ini, biar saja di beri alpha, aku sedang ingin sendirian. Ya walaupun aku menguatkan hati dan mental, tapi kan pastinya ada aja yang ganjal. Lagian si Silvi aneh banget, perasaan gak punya masalah tapi fitnah seenaknya.

Aku memutuskan pulang saja, aku masih belum siap untuk datang ke kelas.

Saat setelah sholat isya aku mendengar ponselku berbunyi. Ternyata Karin.

Lia : assalamualaikumm Karinnn

Karin : aku mau ngomong serius Li jangan becanda

Lia : iya ada apa?

Karin : sudah puas buat aku terbang trus sekarang ngejatuhin harapanku hah?!

Lia : loh Karin maksudnya apa?

Karin : punya temen kok goblok di pelihara

Lia : dih ngomel gajelas. Kalo ngomel tuh ya kasih tau sebabnya apa. Lah ini nuduh orang sembarangan

Karin : aku gak peduli, punya temen kok nikung, ngapain ngecomblangin aku sama ustadz Fahri kalo ujungnya kamu yang pdkt hah?

Lia : lah sok tau banget. Dengerin nih, aku tuh..

Karin : terserah, jangan hubungi aku lagi

Walaupun keliatannya nih sok cuek tapi ya tetep aja gak kuat nahan air mata. Mungkin aku masih bisa terima kalo Cuma temen fakultasku yang fitnah, tapi ini sahabatku lohh.

Aku kembali mengusap air mataku saat Meli datang.

"Li tadi aku dapet titipan tugas dari temen sefakultasmu, katanya kamu alpha?" tanya Meli.

"iya mel, makasih ya"

"kenapa alpha?"

"ah gapapa kok" untuk saat ini aku belum siap menceritakan masalahku ke siapapun.

"oh iya temen sefakultas kamu namanya siapa itu lupa, pokoknya yang dandanannya suka pake celana, kaos sama pashmina itu tadi minta nomornya Karin ke aku" pasti Silvi

"trus kamu kasih?"

"iya katanya dia kenal Karin" jawab Meli beranjak dari kamarku.

"Pasti Silvi, kayaknya Karin kehasut juga deh sama Silvi. Yaallah kuatkan hatiku" ucapku dalam hati.

Aku tidak terlalu memikirkan masalah yang membuat hatiku jengkel saja, katakan aku terlalu tidak peduli, ya memang apa yang perlu dipikir keras, toh itu hanya fitnah. Aku yakin kok Allah pasti menunjukan kebenarannya.

Aku bangkit dari kasurku dan melihat tugas yang diberi akibat aku alpha. Hm susah juga tugas dari dosen ini. Aku mulai mengerjakan dengan hati-hati karna ini memang sosok dosen yang benar-benar teliti.

---

Aku mengetuk ruangan pak Arif-dosen yang memberiku tugas kemarin. Ini salah satu dosen yang dikagumi para mahasiswi.

Penampilan cukup menarik, menggunakan kemeja biru muda dengan celana hitam yang senada dengan jasnya. Aku akui memang ganteng sih, cuman apa yang perlu di kagumi dari seorang dosen yang saat ini berada di depanku, seorang yang dingin.

"assalamualaikum pak"

"waalaikumsalam, kenapa alpha kemarin?" elah belum apa-apa udah duluan nanyanya.

"maaf saya lagi kurang enak badan pak, ini tugas saya"

"mana? Sini saya lihat" aku buru-buru menyerahkan tugas yang ku kerjakan semalam.

"baik terimakasih, tugas kamu saya terima"

"terimakasih pak saya pamit assalamualaikum" belum sempat aku berdiri dia mencegahku tiba-tiba.

"eh tunggu sebentar" aku kembali berbalik dan menoleh pada pak Arif. Ada apalagi sih ini. Aku udah banyak masalah pak, jangan di tambah lagi :(

Next

I Want To Be An Ukhti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang