Kuliah Dulu

121 29 2
                                    

"jadi saya mau ngucapin selamat sama kamu, semangat menggapai cita-cita ya. Semangat banggain orang tua kamu dan orang-orang yang sayang kamu.Saya mau tanya, apakah kamu bersedia menunggu saya, saya ingin mengkhitbah kamu nantinya setelah kamu lulus" degg haduh harus gimana nih, sedangkan aku pun harus menjaga hati Karin.

Gatau lagi sama jalan pikirannya ustadz ini dah, lagian aku juga baru aja lulus SMA loh, baru aja lulus tadz.

"emm maaf ustadz, sebelumnya saya belum mikir sejauh itu, kalo soal itu, ada orang yang menunggu hati ustadz, saya merasa jahat sama dia tadz" lah yaudah kan emang faktanya gitu.

"siapa memangnya?"

"Karin tadz" jawabku jujur, kulihat wajah ustadz yang kaget.

"saya tau, kamu juga menjaga hati buat ustadz Fahmi kan, walaupun kalian belum pernah ketemu tapi kamu menjaga hati dengannya" suara ustadz semakin lirih. Jeda beberapa detik.

"saya akan membantu kamu, dan terimakasih atas informasinya, insyaallah saya akan perjuangkan Karin" jawabnya entah kenapa tiba-tiba dia sumringah. Mungkin dia sudah mulai menemukan hal yang menarik dari Karin. Suka sama Karin gegara Karin bar-bar kali haha.

"terimakasih ustadz" jawabku.

---

Hari ini aku akan berangkat ke Surabaya untuk daftar ulang Kuliah. Aku daftar ulang bersama ibuk, bapak, mas Rizki dan mbak Sarah. Senang sekali rasanya bisa diterima di kampus yang sudah ku idam-idamkan dari kelas 9 SMP.

Setelah mengurus urusan daftar ulang aku dan lainnya mencari makan. Kami memutuskan makan di salah satu restoran yang cukup terkenal. Saat kami sedang makan ibuk membuka percakapan denganku.

"oh ya Li kamu mau ngekost dimana?" tanya ibukku sambil melahap makanannya.

"aku berani gak ya buk sendirian di kost?"

"ya harus berani dong, kamu melakukan juga harus berani menanggung. Apa... mau ibu nikahkan aja, biar ada temennya?" astoge, hidup bukan cuma perkara asmara kali ah, kesel.

"ih ibuk, eh temen SMP ku Meli juga katanya mau ke Unair, mau nanya dia ngekost dimana, siapa tau bisa bareng"

"yauda tanya aja dulu kamu"

Setelah itu aku langsung menghubungi Meli teman SMP ku. Dan ternyata benar dia juga ketrima di Unair. Allah itu baik, Allah memudahkan semua urusan hambanya.

Setelah aku di setujui untuk satu kost dengan Meli. Akhirnya setelah makan aku memutuskan bertemu Meli dan kebetulan di hari yang sama kami bebarengan daftar ulangnya, namun aku saja yang tidak melihatnya karena kami beda fakultas.

Aku menjalani masa kuliahku dengan senang. Ya walaupun kadang ada aja yang bikin badmood, namun sebisa mungkin aku mencairkan suasana.

Saat aku sedang ada waktu luang, aku habiskan untuk menulis. Aku ingin menjabat profesi sebagai dokter hewan sekaigus sebagai penulis. Jika kegiatan sehari-hariku adalah sebagai dokter hewan, maka kegiatan menulisku itu di saat waktu luang, nah mantep kan.

Aku berharap setelah wisuda nanti bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, dan taat pada yang kuasa serta bisa mencapai semua yang ku rencanakan.

Di sela-sela waktu kuliah aku biasanya menyempatkan datang ke Panti asuhan bersama Meli untuk membagikan sedikit makanan, atau hanya sekedar untuk bermain dengan anak kecil. Kadang aku juga membantu pengurus panti untuk mengajar anak-anak mengaji.

Jarak dari Surabaya ke kampung halamanku tidak terlalu jauh, jika di tempuh dengan motor hanya menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Aku pulang biasanya sebulan dua kali, kalo sibuk banget sih kadang sebulan sekali atau malah gak sama sekali.

---

Hari ini adalah hari Sabtu. Dan di kampus katanya sih ada seminar musik islami gitu. Karna aku juga termasuk pendengar musik islami, aku memutuskan untuk menghadiri.
Namun aku tidak sendirian, aku pasti akan mengajak Meli.

Seminar ini akan di buka sore sehabis ashar dan insyaallah selesai sebelum magrib. Tidak terlalu ramai sih namun cukup pas, ini yang ikut juga dari kalangan penikmat musik islami dan beberapa orang yang ingin mencari sensasi dengan laki-laki yang akan mengisi acara mungkin, ah sudahlah.

Aku dan Meli dapat tempat duduk baris ke 2 dari depan, kami memang sengaja memilih depan, biar enak aja gitu. Hingga mataku tertuju pada sosok laki-laki di ujung bawah panggung.

"Meli, kamu inget ga pernah tak ceritain soal ustadz Fahri?" ya Meli memang sahabatku paling dekat saat di kampus karena memang Cuma dia teman yang tau aku luar dalam.

"heem inget kenapa?"

"itu dia gak sih Mel?" aku menunjuk kearah ustadz Fahri.

"lah iya kok bisa di sini sih?"

"hem yaudahh diem biarin aja"

Setelah itu kami menikmati serangkaian acara, setengah jam setelah itu MC memandu musisi islami untuk keluar satu per satu memperkenalkan diri.

Saat itu aku anggap tak penting, aku terus menunduk memainkan hp ku, hingga suara dan nama yang disebut itu berhasil membuatku dan Meli mendongak bersaman.

Next

I Want To Be An Ukhti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang