Lenyap Ajalah Ya

88 25 0
                                    

"nama panggilan kamu Lia ya?"

"iya pak"

"asal dari mana?"

"saya Gresik pak"

"wah deket tuh" gumamnya.Tapi aku gak budeg lho pak wkwk. Tapi tuh apa maksudnya coba. Yaudah sih bodoamat juga, yang penting tugasnya kelar bos.

"apa pak?" ye sok-sok an budeg dulu, sekalian klarifikasi nih. Bilangnya sih klarifikasi padahal ya kepo. Dasar aku :)

"enggak, gak papa" ye dasar dosen ngeles aja.

"yasudah pak saya keluar assalamualaikum" jawabku dengan pamit segera, karena jujur saja aku memang risih apalagi di tanya-tanya kayak begitu. Ya pastinya tak ku ambil hati.

Aku menuju kelasku untuk melanjutkan mata kuliahku. Namun saat ingin pulang Silvi mendatangiku.

"heh kemarin ngapain si Fahmi senyum senyum sama lo?"

"ustadz Fahmi, kapan?"

"ye waktu seminar musik islami" hm aku mencium bau-bau cewek cari sensasi nih.

"iya, denger ya, Fahmi itu temen gue dari kecil, dia juga lebih ngerti gue, kita berasal dari kota yang sama, gue suka dia, dan satu hal yang perlu lo tau... gue udah di jodohin sama dia" nyatanya se-tidak pedulinya akupun hatiku juga masih rapuh. Perih, namun aku harus menanggapinya dengan kepala dingin.

"silahkan kamu ambil, saya tidak terobsesi macam kamu, kalo jodoh juga bakal balik"

"bodoamat, sok suci aja lo, awas aja lo kalo masih sama Fahmi"

"saya bukan sama ustadz Fahmi sa..."

"bodoamat, lo denger ga sih" jawabnya melengos meninggalkan ku.

Oke kali ini aku masih kuat, ya buat apa ngurusih fitnah orang walaupun sebenarnya sakit aku tetap masih bisa tahan. Karna memang hidup ini bukan hanya perkara asmara, menurutku itu hanya pelengkap saja.

Sore ini aku duduk di sebuah kursi di taman kota, sendirian. Aku ingin menenangkan pikiranku, merefresh tenaga dari padatnya kota besar ini.

"hai assalamualaikum" mataku melebar saat mendengar suara yang sudah tak asing, pasalnya aku kenal sekali dengan suara ini. Ye jelas kenal lah, idola juga.

"e..eh waalaikumsalam ustadz Fahmi kok disini" jawabku berdiri dan menangkupkan tangan. Bentar ini lagi gelagapan nih haha.

"mau njenguk kamu" guraunya. Ustadz Fahmi yg w kenal tuh perasaan kek es, lah ini? Udah cair bang? Sabar Lia, gak usah kebawa perasaan.

"eh, saya kan... kan baru kenal kemarin ustadz hehe"

"saya kenal kamu lebih, Fahri yang kasih tau saya" pastinya aku terus menunduk. Waw bisa bayangin gak tuh, idola lu ngomong kayak gini.

"eh, saya jadi bingung mau jawab apa" plis gada kata-kata yang agak elegan dikit gitu? Maklum kan lagi dag dig dug ser wuhuu.

"hehe saya kesini mau ngisi seminar juga, tapi bukan di kampus"

"oalah ya" cuihh biasanya aja mati-matian nyari topik. Sekarang aku yang bingung elah.

"tapi saya serius" gemes woy pengen acak-acak rambutnya aja woyy, klimiss bett. Mana ni ngomongnya gini etdah, pengen w tampol dah beneran.

"serius?" sok bego dulu gais.

"serius jengukin kamu" etdah kirain wkwk. Tapi gak papa sih. Pengen teriak di kuping fans nya w sekarang mah beneran.

"duh ustadz sudah mau magrib, saya balik kost dulu"

"saya paham, assalamualaikum"
Aku menjawab dan langsung meninggalkannya, lagi lagi buat aku malu, astagfirullah sadar Lia, dia udah ada yang punya.

---

"Li, kantin yuk, belum sarapan nih aku" Reva mengajakku. Dia sahabat fakultasku, jika Silvi menentangku, sesekali ia membantuku.

"oh yuk" kami pun menuju kantin.

Kami memesan bakso, walaupun baksonya ga se enak bakso mang asep di SMA tapi ya gapapa lah, masih bisa di makan juga.

"eh Li, gimana tuh tugas kemaren yang dikasih pak Arif?"

"diterima kok, emang kenapa?"

"gila lu, mahasiswa banyak lo yang di tolak mentah mentah, lah ini langsung di terima" logat Reva memang agak kasar tapi dia baik luar dalem kok. Dia asal dari Jakarta.

"positif aja kali, mungkin emang tugas aku udah bener"

"abis ngasih tugas langsung keluar lu?"

"iya, tapi pak Arif sempet nanya aku asal mana sih"

"fix pas Arif suka sama lu" weiiiss gabisa gabisa. Ustadz Fahmi one and only yekann.

"kalo ngomong di jaga, ga berharap juga sama orang yang di kagumi banyak orang"

"lah sama ustadz Fahmi tuh lu berharap gak" baru aja bilang dalem ati.

"gak tuh" aku dan Reva sedikit terkekeh. Namun, tiba-tiba basah. Sebentar, ada yang mengguyurku, segera aku menoleh.

Next

I Want To Be An Ukhti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang