despacito | chanjeong ✔️

O.2

Pagi itu Bangchan terbangun di sebuah kasur super empuk dengan selimut hangat membalut tubuhnya. Apakah ini surga? begitu tanyanya. Ruangan asing yang baru pertama kali dilihatnya itu berwarna serba putih dengar perabotan yang juga berwarna serupa. Sebuah nakas sederhana dengan vas kecil berisi bunga krisan kuning diletakkan di samping ranjang.

Kepalanya sedikit menoleh ketika mendapati pintu terbuka. Menampilkan seorang wanita yang memancarkan aura tenang dan keanggunan yang begitu kentara. Ia mengenakan gaun putih polos selutut dipadukan dengan mantel berwarna mirip dengan bulu serigala arktik. Atau memang bahannya terbuat dari bulu serigala asli?ㅡyang nampaknya bernilai puluhan ribu dollar.

si wanita mendekat untuk duduk di samping ranjang yang di tempati Bangchan. Si wanita Mengamatinya pelan dengan tatapan teduh.

"Merasa lebih baik, nak?" wanita itu mengelus surai hitam Bangchan dengan pelan. Terpancar nada kerinduan dari suara wanita itu, Bangchan merasakannya.

"Siapa kau?" alih-alih menjawab Bangchan justru melemparkan pertanyaan. Ia butuh penjelasan kenapa dirinya bisa berakhir di tempat asing seperti ini.

"Aku menemukanmu malam itu. Sepertinya kau sendirian, jadi aku membawamu kemari."

"Malam itu?"

"Ya, kau sudah pingsan selama tiga hari."

Bangchan terkejut. Bagaimana dia bisa tertidur selama itu? ia bahkan baru menyadari ada infus yang terpasang di tangan kanannya, mungkin itu yang membuatnya tetap hidup setelah pingsannya di malam bersalju.

"Kenapa kau membawaku kemari?" mungkin itu terdengar tidak sopan, tapi wanita di depannya terlalu misterius hingga menuntut Bangchan melontarkan pertanyaan yang kedua.

"Sepertinya kau tidak punya keluarga. Dan malam itu aku melihatmu, kau terlihat sangat menyedihkan dengan mantel tipis dan jeans kumalmu. Aku tidak mau dianggap jadi orang apatis yang hanya akan diam saja jika melihat orang lain pingsan. Jadi aku memerintahkan anak buahku untuk membawamu. Kau sangat mirip dengan anakku, boleh aku bercerita?"

Bangchan hanya mengangguk pelan.

"Namanya Kim Mingyu, mungkin dia beberapa tahun lebih muda darimu. Dia meninggal beberapa tahun yang lalu karena kanker otak stadium akhir. Aku sangat terpukul, dan aku memilih meninggalkan Amerika daripada harus berada dalam kubangan kesedihan jika aku terus ada disana." Si wanita menarik napas sebentar,

"-Aku sangat menyayangi dia. Kupikir aku tidak akan kehilangan lagi setelah suamiku yang lebih dulu berpulang, ternyata Mingyu lebih memilih ikut ayahnya. Roda takdir sudah merancang semuanya nak. Dia membawaku kesini untuk mempertemukanmu denganku. Perkenalkan, namaku Jihyun Kim. Pemimpin KIM Enterprise Holdings, Inc. yang salah satu cabangnya ada di Korea." Jihyun tersenyum mengakhiri ceritanya. Ia berdiri dengan angkuh namun tatapapannya yang lembut menyihir Bangchan.

"Bisa langsung kau beritahukan maksud terselubung dari ceritamu?"

Wanita itu tertawa pelan dengan keanggunan,

"Kau pintar. Aku tidak akan bertele-tele karena nampaknya kecerdasanmu bisa menangkap maksudku dengan baik. Aku menginginkanmu menjadi anakku. Melanjutkan perusahaan karena kupikir di umurku yang tak lagi muda aku hanya butuh pesawat pribadi yang melakukan pemberhentian di seluruh dunia; Berlibur." Ucapnya diselingi tawa.

"Apa kau yakin begitu saja mempercayai orang asing sepertiku? Tidak takut dengan penghianatan?"

"Oh, nak. Aku sudah muak dengan itu. Kau tau, semacam rekan bisnis yang berbicara manis dan lembut agar aku menandatangani kontrak kerjasama dan kemudian dia mengataiku jalang pada rekan bisnisnya yang lain di belakangku. Aku sudah terbiasa akan hal-hal berbau penghianatan. Aku yakin kau tidak akan melakukannya. Dan, aku bisa melihat kilatan ambisius penuh nafsu, aku bisa melihatnya disana-dimatamu. Aku butuh yang seperti itu karena tipe orang sepertimu akan sulit dihancurkan."