1.3

3K 324 31
                                    

Suara dering ponsel di saku blazer membuat wanita pirang yang diam-diam tengah menggerutu dalam hati itu berdecak keras, abai dengan orang-orang yang menatap risih kearahnya. Terserah, dia sedang kesal dan panggilan sialan itu mampu menambah kadar emosinya semakin membumbung tinggi.

"Brengsek, tidak tau kalau aku sedang kerepotan ya?" Desisnya dengan nada jengkel.

Salah satu tangannya yang digantungi banyak paper bag mengambil ponsel dengan cepat sebelum sambungan itu terputus. Dia berhenti sejenak di salah satu kursi taman guna mengistirahatkan kaki. Berkeliling mall selama 4 jam dengan sepatu hak tinggi bukanlah pilihan bijak, dan Jane baru menyesali keputusannya sekarang. Tau begitu dia pakai sendal jepit saja. Saat melihat ID caller yang terpampang di layar, Jane buru-buru mengangkatnya,

"Hallo?" Nadanya tenang, berusaha terdengar selembut mungkin. Padahal dia sudah mengutuki pelaku utama yang jadi dalang pembuat kakinya pegal hari ini.

"Dimana? Kenapa lama sekali?"

"Yak! Kau pikir mencari baju untuk Jeongin yang bagus dan berkelas serta sesuai dengan seleramu itu mudah? Pikirkan lagi tuan Christoper yang terhormat! Lain kali kau harus menyuruh Minho saja. Aku kapok!"

"Siapa perduli? Yang penting kau dapatkan bajunya. Segera kembali, kami lapar."

"Haish, pria tua sialan." Jane menjauhkan ponselnya, takut perkatannya terdengar oleh Chan. "Oke, aku akan segera kembali. Ada titipan lain?"

"Belikan eskrim."

"Apa? Aku tidak salah dengar kan? Sejak kapan kau makan-makanan lucu semacam itu? Setahuku kau pria kolot yang cinta kopi pahit?!" Tanyanya sarkas.

"Bukan aku, tapi untuk Jeongin."

Ah, Jane langsung terdiam. "O-oke. Kalau begitu aku tutup sambungannya."

"Ya."

Wanita cantik itu menatap kosong layar ponselnya barang sejenak. "Uh, kenapa malah melamun sih?" Monolognya pelan.

Jane segera berdiri, tak lupa membenahi belasan paper bag hasilnya mengelilingi mall pagi ini.

Jane segera berdiri, tak lupa membenahi belasan paper bag hasilnya mengelilingi mall pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kediaman mewah itu sepi, dan mungkin akan selalu sepi untuk kedepannya. Jane masuk  dengan begitu santai, lalu meletakkan belasan paper bag di sofa. Sebenarnya dia tergoda untuk berbaring di situ karena mendadak punggungnya terasa pegal sekali, tapi melihat bungkusan berisi eskrim yang belum dia berikan pada Chris membuatnya urung.

Untungnya tadi dia sudah bertanya dimana manusia angkuh itu berada. Dan sekarang Jane bertanya-tanya ada apa gerangan pria itu di dalam kamar Jeongin. Sekilas pemikiran-pemikiran tentang Jeongin yang disiksa bermunculan bagai film dipikirannya. Tapi mengingat perkataan Chan belum lama ini, Jane jadi bisa bernafas sedikit lebih lega.

Ketika pintu dibuka, sebuah pemandangan langka menyambut pengelihatannya. Jane bahkan nyaris tersedak ludahnya sendiri melihat bagaimana Chan merengkuh pinggang sempit Jeongin dan mendudukkan remaja itu di pangkuannya.

despacito | chanjeong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang