1.5

3.1K 335 19
                                    

Jeongin terbangun dengan rasa sakit yang begitu menusuk di kepala. Bagian itu berdenyut ngilu seperti dirajam dengan jarum kecil-kecil. Bibir mungilnya sampai tidak berhenti mengeluarkan rengekan. Apalagi air mata yang tanpa bisa dicegah meluncur begitu saja.

"S-sakit sekali." Pelan. Mungkin karena tenggorokannya yang kering dan sakit, Jeongin tidak mampu untuk sekedar berbicara dengan baik. Satu-satunya yang dia inginkan sekarang adalah air minum.

Kaki jenjang berbalut piyama satin berharga belasan juta itu turun menapak lantai. Manik indah miliknya memindai sekitar, cukup terkejut karena menemukan dirinya masih berada dalam kamar milik Bangchan. Maka dengan langkah tertatih Jeongin pergi keluar. Dia harus menemukan setidaknya satu orang untuk dimintai penjelasan tentang apa yang terjadi.

Aroma roti bakar dan kopi menyeruak dari arah dapur. Membuat cacing-cacing kecil di perut Jeongin berbunyi heboh. Remaja manis itu meringis, ingat bahwa kemarin dirinya hanya makan satu kali.

"Oh, sudah merasa lebih baik?"

"F-Felix?" Jeongin berhenti diujung meja. Matanya menatap Felix yang sibuk mondar mandir meletakkan nasi goreng kimchi dari piring ke meja.

"Ya, aku Felix. Kau tidak lupa kan, sweety ? "

"T-tidak, maksudku.. b-bagaimana b-bisa Felix.. disini?"

"Tanyakan pada Jane. Wanita itu yang memintaku pergi kemari karena dia bilang dia khawatir untuk meninggalkanmu sendirian. Dan saat aku datang kemari, guess what? Aku menemukan seorang remaja dengan kepala bersimbah darah dan naked  berada diatas ranjang milik Chris!" Felix berdehem pelan, "Oke maaf, sepertinya nadaku terlalu berlebihan. Duduklah dulu."

Jeongin mengangguk kikuk.

"Jadiㅡ" pria manis berambut pirang itu menumpu kedua tangan di meja saat Jeongin sudah duduk manis dikursinya, "What kind of fucking crazy things that Chris already did to you?"

Yang lebih muda terdiam, bingung akan bahasa yang Felix gunakan.

Felix yang sepertinya paham ekspresi Jeongin hanya bisa tersenyum masam, "Ahh, maksudku, sebenarnya apa yang selama ini sudah Chris lakukan padamu? Jujur aku agak terkejut, dan uh, penasaran."

"i..itu.."

"Kau takut kena marah?"

"B-bukan begitu."

"Katakan saja. Tidak ada Chris disini. Saat aku sampai, rumah mewah ini sudah kosong."

"B-bisakah Jeongin bercerita?"

"Tentu. Itu yang aku mau sedari tadi." Felix menggigit bibir dalamnya karena gemas akan tingkah Jeongin.

"S-sebenarnya.. Jeongin.. l-lupa awal m-mulanya. Yang Jeongin ingat, D-Dad terus m-menyiksaku sepanjang w-waktu. P-padahal Jeongin.. tidak n-nakal."

"Hm, jadi apakah Chris punya gangguan jiwa?" Felix mengusap dagunya bagai seorang detektif handal, "Kau diadopsi?" lanjutnya lagi.

"L-lupa."

"Asalmu pun kau tidak tau?"

Jeongin menggeleng.

"Kalau begini sepertinya akan sia-sia. Kuharap Jane mau berbagi cerita padaku nanti. Dan, apa Chris selalu bersikap jahat? Tidak pernah baik sekalipun?"

"B-beberapa hari lalu, D-Dad sangat b-baik pada Jeongin. Uhh.. t-tapi k-kemarin malam, D-Dad memukul J-Jeongin lagi."

"Bocah malang." Felix menatap sendu, "Apa kau ingin aku bebaskan? Sepertinya Changbin bisa membantu."

despacito | chanjeong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang