11. Hari Bahagia

15 5 1
                                        

•Budidayakan vote terlebih dahulu•
•makasih udah mau vote•

Cinta.
Begitu kuat perasaan itu
Tak ada yang tau kapan datangnya cinta.
Bila sudah masuk zona cinta
Susah untuk bisa lepas dari zona itu.

Jangan lupa untuk vote ;)

"Sini gue bantu." Kata tersebut seketika membuat gue terdiam membeku, saat gue mendongak ke arahnya.

Saat Sahla ingin mengambil speaker besar itu dalam ruang AV ternyata suara itu tak lain dan tak bukan yaitu Kak Iky.

"Loh Kak Iky? Kok kakak bisa ada di sini?" Tanya Sahla, "Wah kok bisa terus terusan ketemu Kak Iky ya? Pertanda nih emang benar ya takdir tidak akan kemana-mana memang udah sesuai deh," pikir Sahla yang kesenangan.

"Ohh.. tadi gue habis pergi ke kantin, terus mau balik ke kelas, eh gue liat lu ke ruang AV, jadi gue penasaran lu lagi ngapain, tapi ternyata lagi butuh bantuan toh... Sini gue bantuin," ucap Riky sambil membantu Sahla yang sedang menarik speaker sedangkan Sahla meminggirkan badan karna Riky menyuruhnya menyikir.

"Oh... Makasih loh kak dah bantuin aku terus, aku jadi gak enak," ucap Sahla yang senang sekali di dalam hatinya, bagaikan bunga mekar di dalam tubuhnya, dia tersenyum sendiri mungkin mukanya kini sedang memerah tapi ia berusaha menutupinya.

"Gak repot kok, tapi kok anak lakinya gak disuruh bantuin kamu Sah?" Sedang sibuk mengeluarkan speaker, Riky berbicara tanpa melihat Sahla saking sibuknya.

"Entah kak, biasanya ada temen yang bantuin kak, tapi pas tadi bubar rapat, tiba-tiba mereka ngilang, jadinya aku sendiri deh yang bawa," jelas Sahla.

Riky yang sibuk mengeluarkan speaker sambil mendengarkan cerita Sahla, "Oh jadi gitu, kurang ajar juga ya, nih Sah kamu bawa satu speaker bisa gak? Kalau gak bisa biar gue aja yang bawa dua-duanya," tanya Riky yang memberi Sahla speaker besar dengan model koper, dua speaker tersebut bermodel koper agar mudah dibawa memang bagus desain seperti itu.

"Bisa kok kak, malah Sahla yang bikin repot Kak Iky, mending aku aja kak yang bawa makasih udah bantu keluarin speakernya ya kak," ucap Sahla.

"Tuh kan gue di tolak mulu, kan udah gue bilang, gue gak bakal terima tolak kan lagi, ayo taruh ke lapangan bareng." Dengan mengajak Sahla.

Kami berdua berjalan berdampingan, koridor berasa milik berdua, Sahla merasa koridor ini sangat berwarna dengan bunga yang bermekaran padahal koridor tersebut hanya bernuansa cream dan memiliki tanaman hijau saja tak ada bunga.

"Aduhh cowok impian gue dan kaum hawa ada di samping gue(^^) aaaaa... Hari yang sangat indah." Hati Sahla berbicara sangat sangat bahagia.

Kami menaruh speaker dan Kak Iky membantu Sahla mengatur mic dan speaker agar bersuara dengan baik.

Di sisi lain

"Fiuhh... Enak banget dah somay Bu Nang ditambah lagi sama es tehnya," ucap AS di kantin sekolah di temani dengan Alipia.

"Emang makanan Bu Nang ter the best, batagornya kriuk enak bett dah," saut Alipia, mereka menikmati makanan di pagi hari yang biasa ini.

AS berpikir sesuatu, ada sesuatu yang mengganjal, "Kayanya gue kelupaan sesuatu deh?"

"Apaan tu?" Tanya Alipia.

Want To Be GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang