bagaimana? sakit? *2

81 5 0
                                    

Hidup terus berjalan. Aku tak dapat diam ditempat. Melihat nya selalu bersedih, membuat hatiku terluka. Kenapa keluargaku harus mengalami sebuah perpisahan? Perpisahan yang bukan dikehendaki oleh tuhan.

Aku bekerja sebagai direktur disebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi rumah tangga. Untuk menduduki posisi ini, banyak rintangan yang harus aku lewati sendiri dengan kerja keras ku.

Aku sudah berumur 25 tahun, umur yang sudah cukup matang bagi perempuan untuk membangun rumah tangga. Namun, aku belum mendapatkan jodoh yang tepat.

Namun aku menyukai seorang pria, dia adalah seorang yang memiliki kedudukan sama denganku, yaitu direktur di Perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan ku.

Namanya adalah Mark Tuan. Dia sebenernya sudah memiliki kekasih, namun semua orang kan punya hak untuk menyukai pria manapun. Bahkan yang sudah memiliki kekasih sekalipun. Dan kekasih nya adalah, seorang wanita yang ibunya sudah membuat keluargaku hancur. Yang sudah membuat kedua orangtuaku bercerai. Aku ingin dia merasakan bagaimana rasanya, jika seseorang yang kita sayangi harus direbut oleh orang lain.

Memang disini, kesannya aku balas dendam, tapi aku hanya ingin membuat anak dari orang yang telah membuat kedua orang tuaku berpisah merasakan apa yang bundaku rasakan. Sakit, sedih, kecewa dan tersiksa karena pasangan nya direbut oleh wanita lain.
.
Flashback

Hari ini aku mau memiliki janji untuk bertemu dengan Mark. Kami berjanji untuk makan siang bersama di sebuah restoran di mall ternama. Dan aku pun sudah sampai di tempat setelah menempuh perjalanan 30 menit dari tempat ku bekerja. Aku sedikit terlambat.

Dia melihat aku baru datang. Dan aku berjalan mendekatinya yang sudah menunggu ku direstoran.

"Maaf ya, membuat kamu menunggu lama"ucapnya

"Tidak apa.  Ayo duduk"ucapku

"Ah iya. Kamu sudah pesan makan?"tanyanya setelah duduk di kursi dihadapan ku

"Sudah. Tinggal kamu pesan untuk kamu saja"ucap ku

"Ah iya baik. Pelayan" ucapnya seraya memanggil

Setelah aku memesan makanan, aku dan Mark mengobrol ringan. Canda dan tawa selalu keluar tanpa beban. Jujur Mark sosok pria yang baik, gentle, ramah terhadap semua orang dan Mark orangnya sedikit temperamen.

Saat aku mengetahui sifatnya ini, aku tidak sengaja melihat nya sedang memarahi anak buahnya di kantor dan Untungnya saat itu tempatnya tidak dapat dilihat oleh karyawan lain karena itu diruangan nya sendiri.
Sifatnya mengingatkan aku akan sifat ayah ku.

Makanan pun datang, dan kami menikmati makanan kami. Makanan Mark mungkin sudah dingin, karena dia sengaja menunggu sampai pesanan ku disajikan dimeja.

Setelah kami selesai makan, kami tidak buru-buru untuk beranjak dari posisi kami. Kami sedikit bercerita sambil menurunkan makanan yang telah kami makan.

Dia mengatakan telah memiliki kekasih, hanya saja entah mengapa dia sudah tidak merasakan kenyamanan dalam hubungannya. Dan dia baru sadar, bahwa dia sudah bosan dan sudah tidak ada lagi kecocokan dalam hubungannya. Dia ingin mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, hanya dia bingung karena dia sendiri pun tidak mempunyai alasan untuk nya bisa mengakhiri hubungannya.

Dan ternyata setelah kami bertemu beberapa kali karena kerja sama kantor kami, dia mengatakan bahwa kenyamanan dapat dirasakan kembali saat bersama ku. Dan dia pun mengatakan bahwa dia jatuh cinta kepadaku dan menyayangiku. Aku bingung, karena posisinya dia masih kekasih orang. Namun aku pun mengatakan bahwa aku juga menyukai dirinya. Karena memang jujur, dari awal aku memang menyukainya. Karena sifatnya seperti ayahku. Dengan melihat dirinya, aku seperti melihat sosok ayahku. Dan kuyakini diri, bahwa aku memang benar menyukainya.

Mark pun meminta ku untuk menjadi kekasihnya, aku sebenarnya ragu untuk menerima. Tapi toh, kita sama-sama suka dan dia pun sudah tak memiliki perasaan apapun pada kekasihnya jadi tidak ada salahnya aku menerima.

Saat sedang asyik berbincang-bincang, aku dan Mark dikagetkan dengan datangnya seorang perempuan berwajah cukup cantik dan bertubuh tidak terlalu tinggi, hanya berbeda beberapa centi denganku.

Dia marah dan menuntut kejelasan dari Mark tentang siapa aku. Mark pun mengatakan bahwa aku adalah rekan kerjanya. Partner bisnis di kantor nya. Jujur, aku mendengar nya sedikit sedih karena perkataan Mark. Bisa-bisanya dia tadi mengatakan bahwa dia mencintaiku dan baru saja menjadikan aku sebagai kekasihnya, tapi sekarang di depan kekasihnya ini dia melabeli ku dengan kata rekan kerja. Sungguh aku sangat membenci akan kebohongan, apalagi tentang sebuah hubungan.

Aku yang baru menyadari siapa perempuan itu saat melihat wajahnya, aku terdiam dan tanpa kusadari air mataku tak dapat kutahan. Aku menangis melihat sosok perempuan itu. Dia, dia adalah anak dari seorang wanita yang telah merebut ayahku dari aku dan bundaku.

Aku berdiri dari posisi dudukku dan aku maju beberapa langkah didepan posisinya, dan tanpa kusadari aku telah mengepalkan tanganku dengan sangat keras. Aku dapat merasakan bahwa kuku ku telah melukai telapak tanganku sendiri. Ingin sekali aku menampar wajahnya, namun aku masih sadar akan tempat. Aku pun kembali ke kursi dan segera meraih tas ku dan melangkah pergi dari mereka. Mark yang melihat ku pergi segera memanggil namaku, namun aku mengabaikan panggilan nya. Dan tetap melangkah menjauhi mereka.

Sungguh hati ini terasa sakit mendengar perkataan Mark, tapi lebih terasa sakit saat melihat perempuan itu. Bayangan wajah ibunya yang merebut ayahku, langsung berputar dimemoriku. Dan sumpah serapah tanpa dapat ku kendali, keluar begitu saja. Dan aku bertekad, bahwa semua yang menjadi milikku harus tetap menjadi milikku. Apapun caranya. Jika aku tidak mendapatkan nya, maka yang lain pun tidak ada yang boleh mendapatkan nya.

Cukup ayah ku saja yang tak dapat kumiliki lagi, untuk menjadi sebuah keluarga yang harmonis.

*t.b.c

Cerita Tentang Kim DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang