Aneh. Yerim masih mengingat jelas bagaimana rasa sakit yang ia alami akibat dari ritual yang Jungkook lakukan semalam.Hingga ia tertidur lelap pun dia masih merasakannya. Tapi begitu ia terbangun. Rasa sakit itu seolah hilang tanpa bekas. Padahal pria itu terlihat tak melakukan apapun dengan kekuatannya.Ia menatap wajah tenang pria yang kini terlelap tidur. Tangan Jungkook masih sempat-sempat menggenggam erat telapak tangannya.
Yerim tersenyum simpul. Selama ini dia jarang mengamati wajah lelaki yang sudah Mengobrak-abrik dunianya. Entah mungkin karena dia tak terlalu memikirkan, atau Yerim yang terlalu khawatir dengan lingkaran kehidupannya sekarang.
Sehingga hal-hal kecil seperti ini tak ia amati.Jeon Jungkook ternyata tak semenyeramkan seperti yang tercokol di otaknya. Di banding itu, Dia selalu ada untuk melindunginya. Hangatnya pelukan semalam seolah memberi arti seberapa Jungkook sangat menyayanginya.
Hatinya sudah goyah sejak awal.
Tangan mungil itu bergerak merapihkan tatanan surai gelap milik sang pujaan, Wajah tampan itu seolah menggelitik dadanya. Namun saat tangannya bergerak mundur, lengan besar yang sebelumnya asik menggenggam telapak tangan kirinya beralih mencekal tangan kanan gadis itu.
"Kau, Sejak kapan---" Kalimatnya terpotong saat punggung tangannya mendarat sempurna pada bibir lelaki itu. Mengecupnya lembut.
Kedua iris mata pria itu terbuka seketika."Memang sejak kapan aku tidur? Aku tidak pernah tidur Kim, Asal kau tahu itu." Yerim melebarkan bola matanya.
Jadi selama ini Jungkook tidak pernah tidur?
"Lalu apa yang kau lakukan setiap malam?"
Tanpa ragu Jungkook menjawab."Mengamati wajahmu." Sahutnya.
Wanita itu membuang wajahnya kesisi kiri menahan gejolak aneh yang kian membuat wajahnya memerah. Malu.Bulu kuduknya meremang saat tangannya diusap lembut lantas kembali dikecup, Mau tak mau jantungnya berpacu abnormal.
Kedua tangan pria itu melingkar masuk menelusup kedua sisi pinggang Yerim, wajahnya balik menatap. Seolah tak ingin tatapan manis Yerim dengan bola matanya terputus. Gadis itu memundurkan wajahnya dirasa Jungkook kembali mendekat.
Bukan tak ingin. Dia hanya masih belum terbiasa dengan hal-hal kecil yang Jungkook lakukan hingga membuat dadanya menghangat.
"Tatap aku Yerim." Mau tak mau kembali iris mata itu terpaku saat sorot matanya sempat beralih.
"A-apa?"
"Kau tambah manis." Bisik pria itu tepat di telinganya.
Jantung oh jantung. Masih amankah?
"Aku lapar." Buru-buru Yerim melepas kedua tangan Jungkook dari pinggangnya. Ia mencoba mengalihkan pembicaraan.
Secepat mungkin berusaha bangkit meninggalkan ranjang, akan tetapi sepertinya Jungkook sedang ingin berlama-lama disisinya, terbukti dari cekalan tangannya. Kemudian kembali menarik lengan itu hingga tubuh sang wanita kembali ambruk. Sangat tidak nyaman, belum lagi tubuhnya berada diatas tubuh Jungkook.
Lelaki itu tersenyum miring. Dadanya bergejolak, tatapan pria itu mematikan.
"Cium aku Kim."
Perintah itu membuat kedua mata Yerim membulat, mungkin jantungnya sudah turun ke lambung. Pria ini sudah gila, Dia tidak lihat seberapa merahnya wajah sang wanita yang kini mati-matian untuk tidak menunduk lantaran kelewat malu. Tapi mau bagaimana lagi? Perintah itu terdengar mutlak di telinga Yerim.
Mau tak mau wajahnya bergerak lebih dekat. Meski ragu gadis itu menempelkan bibirnya tepat diatas bibir tipis pria yang kini sudah tersenyum gemas. Jungkook suka Yerim yang penurut. Sangat menantang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back for You.[Jungri] End√
Mystery / ThrillerSemua ini berawal dari masa lalu,Takdir dan Reinkarnasi yang membawa Jungkook untuk menemukan Yerim. [Jungri Story] [Start:22/2/18]