Back for You : 27

1.5K 224 63
                                    


Bunyi suara antara dentingan kendi dan juga sendok kian membawa telinganya pada kesadaran, ia mengernyit. Hawa panas yang datang membuat tubuhnya merasa tak asing. Kedua bola mata itu terbuka, ia menatap seisi tempat yang kini jelas tak ia kenali sama sekali. Apa yang terjadi?

Ia berusaha mengingat-ingat beberapa memori sebelum akhirnya tak sadarkan diri. Tubuhnya berusaha bangkit, ia meringis sesaat. Lantas menyenderkan tubuhnya.

Jimin ingat.

Pengejarannya dan juga asap racun. Ia kembali meringis begitu menyentuh pinggang kirinya. Keparat! Cambuk itu ternyata berefek sangat buruk. Setidaknya butuh 5 sampai satu minggu untuk lukanya sembuh. Ia jelas tahu bagaimana ia pingsan hanya karena sebuah asap racun. Tubuhnya saat itu melemah sehingga dapat menerima rangsangan dari kekuatan apapun.

Semua berkat pedang Armoes dan juga Zetagold dua benda pusaka yang selalu dibawa oleh kedua panglima tinggi malaikat dan iblis. Tubuhnya diserang dikedua sisi sementara Sisi belakangnya ada Jongin yang berniat membunuhnya dengan cambuk besi yang terbalut dengan logam panas dan api. Dia terkepung seorang diri.

Demi mempertahankan hidupnya. Dia menyisakam sedikit kekuatannya untuk kabur mencari sisi teraman. Meski terkesan mustahil.

"Sudah bangun?" Matanya yang sempat terpejam itu mengernyit sesaat. Dia mengenal jelas suara wanita yang memang sudah lama tidak ia dengar setelah penyerangan Scotlems terjadi.

Sosok yang ia bebaskan begitu saja.

"Kau."

Wanita bersurai gelap dengan sorot mata tajam yang kini tengah menatapnya tajam.

"Berisik. Aku disini tidak seorang diri, jadi tutup mulutmu."

Uap yang mengepul dari balik mangkuk membuat dahi pria itu mengerut. Wanita itu berdiri sembari mengamati tubuh pria yang terkulai lemas dengan banyaknya lilitan perban disekujur tubuh. Layak di katakan seperti mumi hidup akan tetapi wajahnya tak tertutupi perban, hanya tubuhnya saja yang terluka parah.

Satu senyuman miring tertarik di sebilah sudut bibir pria yang kini ikut mengamati wanita bertubuh kurus layaknya kekurangan gizi. Sebab memang ukuran tubuh gadis itu lebih kurus ketimbang Yerim yang Jimin kira sudah terlalu kurus.

Alih-alih menaruh mangkuk panas itu kepada pria yang kini terdiam kaku menatapnya. Ia justru duduk disisi ranjang. Mengangkat sendok dan mangkuk.

"Buka mulutmu." Nada suaranya tak berintonasi. Sedatar jalan tol.

"Kenapa kau menyelamatkanku?"Tiga kata itu lolos begitu saja. Dibanding melirik bubur putih yang tak ia minati kini irisnya mencoba mengorek maksud terselubung dari yang gadis itu rencanakan.

"Dengar Jimin."

Lelaki itu tersenyum simpul tak mengira gadis itu akan mengingat namanya tanpa ragu sedikitpun.

"Aku Kang Seulgi, Penjelajah alam semesta yang memegang prinsip untuk tetap tahu diri meski pada musuh sekalipun. Kau membebaskanku maka sekarang aku menyelamatkanmu. Kita impas sekarang." Jelasnya tanpa berniat menaruh mangkuk coklat yang masih terasa panas.

"Dimana kau menaruh ped----" Kalimatnya terpotong. Seulgi menjejalkan bubur putih yang terasa hambar dimulutnya.

Kedua iris matanya melebar tak menyangka gadis itu akan seberani ini, tapi mengesampingkan hal itu ia justru mengikuti perintah wanita asing yang kini tak berniat membuka suara sama sekali. Wajahnya sekaku papan tulis, dan pakaian yang dia kenakan terlihat seperti warga desa.

Dia tahu sejak awal bahwa manusia dihadapannya ini bukanlah manusia biasa. Meski Seulgi berstatus sebagai manusia, dia merasakan aura kuat yang berada pada tubuh wanita itu.Mulutnya kembali terbuka menerima beberapa suapan yang datang sampai mangkuk itu kosong total. Setidaknya meski hambar dia sudah menghargai bagaimana usaha wanita itu membuat bubur putih.

Back for You.[Jungri] End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang