"Coba katakan?kau bisa bertemu pria itu dimana,Dia luar biasa nak. Apa dia berasal dari tempatmu juga? Sudah tampan berbakat pula."
Yerim tersenyum paksa. Kepalanya menggeleng kaku,Fikirannya bercabang kemana-mana. Dia harus jawab apa? Kalimat itu yang terus berputar di kepalanya. Masa iya dia jawab 'Jungkook berasal dari neraka' Oh tidak! Bisa-bisa seluruh penduduk Wergiean lari terbirit-birit setelah mendengar jawaban itu.
"Dia berasal dari Seoul. Dia dulu tetanggaku." Sahutnya singkat. Karena memang hanya itu yang bisa ia jawab, meskipun jawaban pertama itu kebohongan.
Matanya tak lepas dari sosok tampan yang kini ikut memakai topi jerami. Pria itu tengah mengangkat satu karung gandum hanya menggunakan satu tangan. Tak jarang ia melihat Jungkook berjalan kesana-kemari membantu penduduk desa. Padahal tadinya ia fikir Jungkook akan menolak tawaran penduduk desa saat mengajaknya membantu panen. Tapi pria itu justru mengangguk enteng dan kini berakhir di ladang bersamanya membantu panen.
Jika di lihat seperti ini bukankah Jungkook sudah terlihat layaknya manusia biasa? Mungkin Pria itu hanya sedang beradaptasi dengan warga desa saat ini. Hanya saja apa yang Jungkook lakukan memang tidak terduga.
Ia jadi ingat saat pertama kali bertemu Jungkook di perkebunan Jeruk waktu lalu. Pria itu memang tidak segan untuk membantu. Hanya pembawaan ekspresinya saja yang kaku, tapi jika dilihat-lihat penduduk desa sudah menganggap Jungkook pemuda yang baik dan telaten. Yerim tersenyum lucu saat melihat banyak peluh yang menetes di kening pria itu.
Yerim terkekeh. Lalu berjalan menghampiri Jungkook yang kini tengah menimbang gandum. Ckk, dia baru tahu kalau iblis itu bisa berkeringat juga saat tengah menjalani aktifitas manusia.
Jungkook menyadari kedatangannya, Pria itu lantas menoleh."Jangan disini. Panas, nanti berkeringat." Tuturnya saat Yerim sudah berada di depannya.
"Itu yang ingin kukatakan." Lalu tanpa izin Yerim mengusap dahi Jungkook menggunakan sapu tangan yang berada di saku gadis itu.
Tanpa mengucapkan satu kalimat apapun Jungkook mengecup bibir renum itu singkat, lalu sukses membuat Yerim mendelik kaget.Tangan gadis itu kaku, kenapa selalu tiba-tiba seperti ini? Sungguh tidak baik untuk kesehatan jantungnya di usia mudanya.
"Kenapa diam?aku masih berkeringat." Ujar Jungkook dengan entengnya membuat Yerim kembali mengusap dahi pria itu.
"Haus tidak?" Yerim bertanya sembari menaruh sapu tangan itu kembali ke sakunya.
"Tidak."
"Lapar?"
"Tidak."
"Capek?"
"Tidak."
Yerim menghembuskan nafasnya kasar."Kau sudah berkeringat tapi masih bilang tidak,tidak dan tidak saat aku bertanya." Kesal Yerim.
Terdengar kekehan singkat dari pria itu.Jantung Yerim kembali berdetak tak normal, Selalu seperti itu. Membuatnya tak nyaman. Belum lagi ini hal langka, Jungkook bisa tertawa juga? Yerim fikir pria itu hanya bisa mengancam dan mengintimidasi seseorang.
"Rim kau lupa?Aku bukan manusia." Sahut Jungkook, tangan pria itu menyampirkan helaian rambut Yerim yang tak teratur akibat sapuan angin.
"Tapi kau bisa berkeringat, dan waktu itu kau meminum teh." Heran gadis itu dengan kerutan di dahinya yang menandakan bahwa gadis itu memang bingung.
"Sebenarnya ini bukan keringat Rim, matamu sudah terpedaya seperti yang lain.Aku tak berkeringat sama sekali. Dan makan? Itu hanya formalitas, Aku tak butuh bahan pokok sebagai sumber makanan atau minuman. Sumber makananku tak lain dan tak bukan adalah jiwa-jiwa manusia yang selama di dunia hanya membuang-buang waktu dan selalu mengumpulkan dosa di bandingkan melakukan sebuah kabaikan." Ucapnya jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back for You.[Jungri] End√
Misterio / SuspensoSemua ini berawal dari masa lalu,Takdir dan Reinkarnasi yang membawa Jungkook untuk menemukan Yerim. [Jungri Story] [Start:22/2/18]