♡CHAPTER 23♡

91 7 4
                                    

HAPPY READING♡!

Keadaan Rumah Rafa sangat mengkhawatirkan, bahkan sofa ruang tamu sudah tak berada diposisi awal.

Semua itu ulah teman bobroknya.

"Rumah gue udah kaya rumah siAndra!"

"Rumah Andra?kenapa?" Tanya Reyhan.

"GAK LAYAK!"

"Goblok lo, rumah gue masih layak lo aja betah banget kalo nginep dirumah gue!" Balas Andra.

"ABAANGG" Panggil Risa, Risa langsung mencium pipi Rafa dan duduk dipangkuan Rafa. Rara yang sedang duduk disofa tersenyum hangat melihatnya.

Rafa terkekeh "Ada maunya nih?"

"Abang gak boleh suujon sama Risa, dosa!"

"Iya bang, abang gak boleh suujon" ledek Andra.

"Abang jelek diem deh" sewot Risa.

"Pacar Rara mau main kesini sama Mamanya, nanti abang jangan galak loh ya" ujar Risa menatap Rafa tajam.

Rafa terdiam tak berkutik, ia menatap satu persatu temannya yang juga menatapnya.
Rara sudah tertawa mendengar ucapan polos Risa.

"Pacar? Heh Bocil lu dah punya pacar?"

Risa mengangguk kencang, kemudian menjulurkan lidahnya pada Andra.

"Abangnya gak bener nih! Bocil gini dibiarin pacaran, mati aja sono lo!" Sewot Andra menoyor kepala Rafa.

"Bang andra aja yang mati, jomblo mulu sih!" Balas Risa membuat semuanya tertawa kencang.

Saat sedang berdebat, bel rumah berbunyi.
Rara langsung membukakan pintunya, dan terlihat seorang ibu dan anak laki laki.

Rara tersenyum "Maaf,Cari siapa?"

"Mamanya Risa ada?" Rara mengangguk kemudian mempersilahkan tamu itu untuk masuk.

"Faareess" teriak Risa bangun dari pangkuan Rafa dan berlari menghampiri Fares, Fares tersenyum manis ternyata dia mempunyai lesung pipi yang membuatnya sangat imut.

"Fares ayo main dikamar Risa".

Setelah Risa dan Fares menghilang dari pandangan mereka semua, Mama Tiara datang dan langsung bersalaman dengan Mama Fares.

"Maaf tan, Fares sama Risa beneran pacaran?" Tanya Rafa penasaran.

Mama Fares terkekeh "Yah nggalah, Fares sebenernya cuma mau bersahabat sama Risa. Cuma bahasa yang dia gunain salah"

"Oo gituu"

"Kenapa? Kamu mau pacaran sama Fares?" Tanya Mama Tiara sambil tertawa.

Andra berdecak sebal "Gak nyangka Raf, gue punya temen gay anjiir" Rafa menonjok perut Andra kencang.

Rafa melirik kearah Rara, yang ternyata sedang melihat kearahnya juga sambil tersenyum manis.

"Ra lo udah mendingan kan?" Tanya Rafa yang diangguki Rara, kemudia Rafa menarik tangan Rara keluar dari rumah.

"Dasar Abg!"

Mama Rafa Terkekeh "Kita juga pernah gitu loh jeng"

"RAAF GUE TITIP BATAGOR!".

♡♡♡♡♡

Rafa membawa Rara kesebuah minimarket.

"Mau beli apa?" Tanya Rafa.

"ck. Siapa yang ngajak siapa yang nanya!"

"Yaudah tunggu sini" Rafa terkekeh kemudian ia berjalan meninggalkan Rara. Rafa kembali dengan membawa Ice Cream yang begitu banyak. Rara yang melihatnya menjerit tertahan. Rafa langsung membayarnya membiarkan Rara yang masih tercengang.

"Kebanyakan tau ih!"

"Gapapa, buat stok setahun" balas Rafa santai.

Setelah itu, mereka berjalan jalan disekitar Taman dekat rumah Rafa. Kondisi Rara yang baru membaik, begitu cepat lelah sehingga mereka duduk terlebih dahulu.

"Mana ice creamnya?!" Tanya Rara menjulurkan telapak tangannya.

"Sering sering kaya gini ya!, kan lumayan jadi gak usah ngelurin uang cuma buat beli ice cream"

"Ada akhlak lu gitu?" Ditanya seperti itu Rara malah mencubit pipi Rafa gemas.

"Bercanda doang ish!"

Memperhatikan Rara yang sedang memakan ice cream membuat fokusnya buyar, Rafa melamun.

Tak! Rara menyentil dahi Rafa kencang.

"Rara tuh emang cantik! Tapi gak sampe segitunya dong ngeliatin Rara"

"Lo tau gak? Kemarin ada tetangga gue geer banget, narsis pula terus besoknya meninggal"

"Ooo doain Rara meninggal?!" Tanya Rara sewot. Rara langsung menonjok perut Rafa bertubi tubi, anehnya Rafa malah terkekeh bukan meringis sakit.

Rafa merapihkan rambut Rara yang menutupi dahinya dengan sangat lembut " Lo orang baik, Jaga baik nya Ra" seperti terhipnotis, Rara tak menjawab ia malah menatap wajah Rafa yang sangat dekat denganya.

Rafa yang tersadar posisinya seperti itu, langsung menjauhkan dirinya.

"Ayo Raf yakin!" Ujar batin Rafa.

"Ra lo kan tau gue gak pernah deket sama cewe manapun?" Tanya Rafa

Rara mengangguk"terus?"

"Lo tau gak alasannya kenapa?" Rara menatap Rafa, kemudian ia menggeleng kecil.

"Karena gue gak bisa ngerasain nya--"

"Rafaaa! Udah lama banget kita gak ketemu.. gue kangen banget sama lo sumpah!"

Ucapan Rafa terpotong oleh seorang wanita yang tiba tiba datang dan memeluk Rafa dari belakang, firts impression Rara melihat wanita itu, Cantik.

"Raf!" Panggil wanita itu, karena Rafa malah melamun sambil menatap wanita itu.

"L-Lo kapan ba-balik?"

Wanita itu terkekeh "Gak usah gugup kali, gue balik dari seminggu lalu sih"

"Dia siapa?" Tanya wanita itu sambil menunjuk Rara dan menatap remeh.

"Ohya dia temen gue" jawab Rafa. Rara tersenyum miris, bahkan Rafa tidak menyebutnya 'sahabat'.

"Raf temenin gue jalan yu, gue pengen keliling kota ini" ajak wanita itu.

Rafa melirik kearah Rara, Rara yang ditatap tersenyum dan mengangguk kecil.

"Hm oke"

"Ra gue duluan ya, lo bisa kan pulang sendiri?" Tanya Rafa "nih deh Ongkos buat lo" Rafa memberikan dua lembar uang seratus ribu.

"Nanti gue kerumah lo, ada yang pengen gue omongin" ujar Rafa.

Setelah memberikan uang itu, Rafa mengusap pucuk rambut Rara dan berjalan meninggalkan Rara.

Rara tersenyum getir, hatinya sesak melihat Rafa lebih memilih pergi dengan wanita yang ntah siapa Rara belum tahu dibanding menemani Rara yang baru saja sembuh.

Rasa sesaknya kian bertambah melihat Rafa yang berjalan sambil merangkul pinggang wanita itu. Terlihat sangat mesra.

"Siapa cewe itu?"

"Kenapa Rafa kaya mengistimewakannya?" Tanya Rara pelan dengan airmata yang telah menetes.

-Masih menanti kepastian, namun memang rasanya semakin sesak hati. Takut berharap terlalu tinggi, takut lebih sakit hati.-


♡♡♡♡♡

Lama ya updatenya?
Yamaap:v

DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang