♡CHAPTER 12♡

113 25 5
                                    

HAPPY READING!

Rara berjalan memasuki kelasnya dengan membawa tas kecil yang ia genggam berisi bekal untuk Rafa.

"Bawa apa lo?" Tanya Amel

"Bawa bekal untuk masa depan Rara"

"Oh" jawab singkat Amel

Rara terkekeh "Singkat banget jawabnya mel kaya hubungan Amel sama si doi"

"Bener tuh Ra gue setuju" heboh Fani

"Caca setuju, saking singkatnya sampe timbul masalah yang dinamakan Cinta datang terlambat"

"Kok gitu ca?" Tanya Rara heran

"Nih ya Mereka tuh pacaran cuma status doang, terus putus gitu aja. Udah putus mereka baru sadar kalo hubungan mereka gak cuma sebatas status tapi udah memasuki fase mencintai. Jleb banget gak tuh?!" Jelas Caca sambil menertawai Amel

"Gue udah move on ya jadi gausah dibahas lagi hellow" sewot Amel

"Yakin mel?" Goda Fani.

♡♡♡♡

Sejak jam pertama sampai bel istirahat tidak ada guru yang masuk kelas untuk mengajar, sehingga banyak dari mereka yang memilih untuk tidur termasuk Rafa. Rara yang ingin memberikan Bekalnya namun tak tega membangunkan Rafa mungkin ia kurang tidur karena maraton nonton Pertandingan sepak bola, abangnya pun begitu semalam.

Rara duduk dibangku kosong samping Rafa, ia mengusap rambut Rafa yang tebal dan lembut, ia menatap setiap inci dari wajah Rafa yang terlihat tenang saat tidur.

"Ganteng banget sih, sampe bikin Rara suka" ujar Rara dengan suara yang sangat pelan.

"Eeungh" Rafa terbangun dan merentangkan tangannnya sehingga mengenai wajah Rara.

"Ekhem! Permisi, disampingnya ada orang loh" sindir Rara

"Ada yang ngomong tapi gak ada orang, serem amat nih kelas" ujar Rafa celingak celinguk ia bangun dan naik kemeja berlari keluar kelas,  Ia hanya ingin mengerjai Rara saja sebenarnya.

"RAAFAAA INI RARAAA!" Teriak Rara menyusul Rafa keluar kelas. Rafa yang dikejar Rara mempercepat langkahnya dan berhenti mendadak. Dug! Rara menabrak punggung Rafa kencang.

"Kalo mau berhenti tuh bilang atau kasih kode kek udah tau ada orang dibelakangnya" prores Rara.

"Badan gue gak ada kaca spionnya mana tau gue" balas Rafa tak kalah sewot ia berjalan memutar arah kembali kekelasnya dengan Rara yang membuntutinya.

"Tapi kan gak kaya gitu juga!"

"Gimana Kalo Rara jatoh terus pantat Rara nyium Lantai terus dibawa kerumah sakit terus meninggal nanti ada beritanya 'seorang siswi meninggal karena menabrak punggung temannya' gak elit banget Raf. Masa meninggalnya kaya gitu, Rara juga kan pengen matinya agak elit"

"Terus menurut lo mati yang elit kaya gimana?"

"Eem misalnya mati karena jatoh dari Piramida di Nekropolis Giza keren kan? Mati diluar negeri, tempatnya juga di salah satu keajaiban dunia"

"Menurut gue mah mati yang elit tuh, mati dipelukan Orang yang kita cinta"

"Huuuh Bucin" sorak Rara menoyor kepala
Rafa.

"Lo ngapain nyamperin gue, bukannya ngantin bareng pacar lo. Ganjen" Rafa balik menoyor Rara.

"Heh Rara ngga Ganjen ya, si Putra nya aja yang gak kesini sini"

"Ya lo samperin dodol"

"Males. Ngapain cewek nyamperin duluan gak elit banget" Rafa melirik ke meja Rara melihat ada tas kecil berwarna peach itu.

"Tumben lo bawa jinjingan itu" Rara berjalan mengambil jinjingan itu dan memberikannya pada Rafa, Rafa menaikkan halisnya bingung.

Rara mencubit pipi Rafa "Telmi banget sih, ini bekel Buat Rafa"

"Emang gue mau perang apa dibekelin segala" protes Rafa

Rara merebut bekal itu "Tinggal makan aja sih!" Ia menyuapi Rafa dengan emosi.

"Aaa.. cepet kunyah! Jangan kaya bayi!" Satu sendok belum Rafa telan Rara sudah memasukan makanannya lagi.

Bel masuk kelas sudah berbunyi, Rara tak menyadari karena Terlalu fokus menyuapi bayi besar itu. Kelas sudah Ramai hingga banyak yang menggoda mereka.

"Eem gue juga mau dong disuapiin" goda Andra.

"eh udah bel masuk ya?" Tanya Rara gugup.

"BELUM!" jawab seisi kelas serentak.

Rara terkekeh dan kembali menyuapi Rafa karena belum habis.

"Udah Raa kenyang gue"

Rara menatap jengah sudah ketiga kalinya Rafa berbicara itu.

"3 suapan lagi Raf tanggung"

"Lo dari tadi ngomongnya 3 suap mulu" protes Rafa, sehingga Rara memintanya untuk menghitung saja. Sudah 3 suapan, Rara langsung kembali kebangkunya.

"THANK YOU RA!"

♡♡♡

"Ra tadi waktu lo suapin si Rafa, ada putra dipintu kelas kita, merhatiin elo"

"Demi apa!? Terus gimana?" Tanya Rara panik

"Hm dia sih cuma liatin lo tapi rahangnya itu loh Ra bikin serem. Gue mau kasih tau lo tapi Putra natap gue kaya bilang jangan kasih tau"

"Baru baikan lo Ra"

Rara berlari keluar kelas ia ingin menemui Putra, namun saat akan keluar Kelas Rafa mencekal tangannya.

"Mau kemana? Udah bel"

Rara melepaskan tangan Rafa kasar "Mau ketemu putra ish!" Rara berlari kembali namun Rafa mengikutinya.

"Putra!" Panggil Rara kebetulan Putra baru keluar dari toilet.

"Huft.Apa?"

"Rara minta maaf" ujar Rara menundukkan kepalanya.

"Asal lo tau, Gue kecewa sama lo!" Setelah mengatakan itu Putra pergi ke kelasnya. Rara masih menunduk, namun saat mendongakkan kepalanya sudah ada Rafa dihadapannya.

Rara menatap Rafa dengan tatapan sendu "Raf..." mata Rara sudah berkaca kaca.

Rafa menarik Rara kedalam dekapannya, membuat pertahanan Rara hancur seketika, ia menangis didekapan Rafa.

♡♡♡♡♡♡••Gambar itu, yang gambar si Rafa versi dunia nyatanya loh wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡♡♡♡


Gambar itu, yang gambar si Rafa versi dunia nyatanya loh wkwk

Next?

DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang