♡CHAPTER 22♡

90 11 2
                                    

HAPPY READING♡!

    Sudah meninggalkan 4jam mata pelajaran untuk mencari Rara tapi belum juga membuahkan hasil. Dalam hati Rafa merutuki kebodohannya, menuduh Rara tanpa berpikir panjang terlebih dulu.

"Dek! Lo liat Rara?" Tanya Rafa pada adik kelasnya. Saat ini ia sedang mencari digedung anak sebelas dan sepuluh.

Dia menunduk dan menggeleng kecil "Ta-tapi tadi a-aku liat kak Ra-Rachel keluar d-dari gudang yang ditutup i-itu" jawabnya gugup.

Rafa menggeram kesal, ia mengucapkan terima kasih dan langsung berlari ketempat yang dimaksud adik kelasnya itu.

Ditempat lain, Rara sedang meringkuk dipojok gudang dengan tubuh yang menggigil. Ia terus saja menggosok gosokkan telapak tangannya dilengan atas. Wajahnya pucat, rambut berantakan, dan pakaiannya basah.

"Bunndaa...." lirih Rara gemetar.

"Ra-rara taakut..."

Rara kembali menangis pilu, ia tidak bisa berbuat apa apa ia sudah terlalu lemas walau sekedar untuk duduk.

"Ra..faa.. tolongiin Raraa..."

BRAK!

"RAA!" Rafa sangat terkejut melihat kondisi Rara, ia langsung menghampirinya dan memeluknya erat.

Satu air mata lolos dari mata indah Rafa "Gue minta maaf Ra..."

"Kenapa lo bisa kaya gini Ra?" Rara menggeleng kecil. "Rara mau pulaang"

Rafa langsung mengangkat Rara keluar dari gudang kotor itu, ia tidak langsung membawa Rara pulang tetapi membawanya ke UKS. Rafa khawatir dengan keadaan Rara.

Selama Rara diperiksa oleh Dokter khusus disekolah SMA Angkasa ini, Rafa mengambil baju olahraganya yang ada diloker yang nanti akan ia pinjamkan untuk Rara.

"Gimana dok? Rara gapapa kan?"

"Rara ada beberapa luka memar ditubuhnya, emang ada kejadian apa sampe Rara begini Raf?" Rafa menatap Rara, Rara menggeleng kecil.

"Terus apa lagi dok?" Dokter itu tersenyum "Rara hanya butuh istirahat total"

Setelah mendapat penjelasan dari dokter, Rafa langsung membawa Rara pulang, bukan pulang kerumah Rara tetapi kerumahnya.
Sangat tidak mungkin untuk membawa Rara kerumahnya dalam keadaan begini, biar Mamanya nanti yang bilang keBunda Rara.

"Kalo ada apa apa saya siap bantu Raf" ujar Dokter Hasyid.

♡♡♡♡

Sepertinya untuk malam ini Rara akan menginap dirumah Rafa, dan besok ia izin untuk tidak masuk kelas.

"Sebenernya lo kenapa?" Tanya Rafa penuh penekanan, ia baru saja selesai menyuapi Rara bubur.

Rara menghela nafas kasar "Ta-tadi-"

"Ra kamu malam ini tidur disini ya, tadi Mama udah izin kok kebunda kamu" potong Mama Rafa yang tiba tiba masuk kamar.

"Ohya Kamu! Tidur sama Risa aja. Jangan disini!" Ujar Mama dengan tatapan tajamnya pada Rafa.

Rafa mengangguk dan tersenyum masam.

"So?..."

Flashback on

Berlari dengan airmata yang mengalir deras, Rara masuk ketoilet. Saat sedang membasuh muka, Rachel dan temannya datang menghampiri Rara.

"Heh! Kurang ajar banget lo siram gue pake minuman lo!" Rachel menarik rambut Rara.

"Kan kamu yang duluan" balas Rara yang menahan sakit dikepalanya. Rachel memegang lengan Rara kencang dan menariknya keluar toilet lalu dibawanya kegudang belakang.

"Kurang ajar lo!" Satu tamparan mengenai pipi Rara, Teman teman Rachel menendang kaki Rara membuat Rara meringis kesakitan.

Salsa membawa satu ember air lalu ia siram ketubuh Rara. Rara sudah lemas.

"Sekali lagi lo berani sama gue! Awas lo!" Setelah mengatakan itu Rachel dan teman temannya pergi, Rara mendengar suara pintu yang terkunci.

Ia menangis, tubuhnya menggigil. Rara hampir kehilangan kesadarannya sebelum Rafa datang dengan mendobrak pintu gudang itu.

Flashback off

"Jadi gitu"

"Sialan tuh cewek!" Kesal Rafa.

Rara berdehem "Lebih sialan Rafa yang nuduh Rara, terus pake bentak bentak segala!" Sinis Rara.

Rafa terkekeh kemudian ia meminta maaf.

"Yaudah deh gue minta maaf ya, sekarang tidur!" Rara meminta Rafa untuk menemaninya hingga tidur, Rafa menuruti permintaannya itu.

Setelah Rara tertidur, Rafa membenarkan posisi badan Rara dan membenarkan selimutnya. Sebelum ia keluar, ia sempat sempatnya mencium dahi Rara lama.

"Maafin gue ya..."

♡♡♡♡♡

Pagi ini Rafa telah siap dengan seragam putih abunya, sebelum pergi kesekolah ia mengecek keadaan Rara. Ternyata demamnya sudah menurun.

"Selamat pagi pak, permisi"

"Pagi, ada keperluan apa?" tanya Pak kepala sekolah

Rafa terkekeh "Mau ngajak bapak ngopi ngopi santuyy" Pak Hendra, kepala sekolah itu malah tertawa. Ia sangat kenal bagaimana karakter satu siswanya ini.

"Boleh, asal jangan anggur merah aja" keduany tertawa kencang. Setelah berbincang bincang kecil, Rafa menceritakan kejadian yang menimpa Rara, Pak Hendra tak percaya sehingga Rafa memanggil Pak Hasyid.

"Betul begitu?" Tanya Pak Hendra pada Pak Hasyid.

"Saat saya periksa keadaannya memang betul pak, ada beberapa luka memar dibagian kaki seperti yang Rafa ceritakan"

Masih belum yakin, Pak Hendra mengecek Cctv yang mengarah kepintu gudang. Ternyata benar saja, terlihat Rara yang ditarik paksa oleh Rachel. Dengan segera, Pak hendra memanggil Rachel beserta teman temannya, dan langsung menjatuhkan hukuman Skors 1 minggu, tanpa memberi celah mereka untuk berbicara 1 katapun.

"Terima kasih pak, Senang berbisnis dengan anda" Ujar Rafa terkekeh.

♡♡♡♡♡

"Bro! Kita semua main kerumah lo ya?"

"Rara lagi sakit bego! Gak deh! Ganggu lo semua!"

"Songong lo najis!"

"Mel lo bareng gue ya?" Tiba tiba Andra menawarkan tumpangan pada Amel. Amel mendelik.

"Gue dijemput pacar gue!" Balas Amel ketus.

"Yaelah baru pacar! Emang seganteng apa sih pacar lo?"

"Pacar gue tuh ganteng gak kaya lo buluk! Dia tuh kapten tim Futsal , cerdas, Ketua OSIS, tajir, pokonya jauh diatas lo!"

"Jleb!" Reysa dan Reyhan kompak mengucapkan itu dan meletakkan tangannya didada seolah olah baru saja tertusuk pisau.

"Gila, kalimat lo bikin si Andra sekarat mel" Ledek Rafa menertawai Andra.

"Jahat lo semua!, emang gue kurangnya apa? Udah sempurna gini saalloh" ujar Andra lebay.

"PALE LU!"

♡♡♡♡♡

DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang