Bagian Kedelapan Belas

931 115 15
                                    


"Pasti sulit bukan ?"

Kini Hoseok dan Namjoon tengah berada di kantin rumah sakit. Memilih untuk mencari tempat agar bisa berbicara berdua dan meninggalkan adik mereka untuk bisa lebih akrab lagi.

"Jangan terlalu sopan, kau bisa memanggilku hyung," ucap Hoseok sementara Namjoon hanya menganggukkan kepalanya.

"Jadi bagaimana rasanya ketika kau dengan mudahnya dilupakan begitu saja oleh adikmu, hyung ?" Tanya Namjoon. Hoseok tersenyum tipis.

"Awalnya memang berat untuk menerima kenyataan bahwa adikku ternyata menderita prosopagnosia apalagi tanpa sosok kedua orang tua yang seharusnya dapat membantuku melewati semua ini. Kedua orang tua ku sudah pergi jika kau ingin tahu, dan Jungkook seperti itu tidak lama setelah kepergian kedua orang tua kami."

Namjoon tentu saja terkejut. Dia menatap iba kearah Hoseok.

"Aku turut berduka hyung. Kau pasti sudah sangat kesulitan selama ini," ucap Namjoon sementara Hoseok hanya terkekeh.

"Memang pada awalnya seperti itu karena aku merasa kebingungan dan rasanya seperti, mengapa Tuhan begitu tega menyiksaku seperti ini ? Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata takdir Tuhan tidak sekejam yang aku duga. Meskipun mungkin bagi sebagian besar orang akan menganggap jika adikku aneh, tapi sebenarnya dia sangat spesial. Kau ingin tahu sesuatu?"

Namjoon hanya mengangguk. Dia mempersilakan Hoseok untuk terus berbicara.

"Dia begitu spesial karena selalu membuatku bahagia. Sebelum adikku tuli, dia hanya bisa mengenali ku melalui suara ku saja, bukankah itu spesial ? Lalu sekarang dia dapat mengenali ku melalui pelukan ku. Bukankah itu juga spesial ? Jarang sekali ada manusia yang memiliki kemampuan spesial seperti itu bukan ? Tuhan menciptakan adikku dengan hati yang bersih dan jiwa yang kuat. Aku bahkan pernah membayangkan bagaimana jadinya jika aku yang berada di posisinya, dan aku tidak yakin jika aku dapat bertahan sampai sekarang, tapi adikku ? Dia manusia paling kuat yang pernah aku kenal. Tidak perlu menjadi manusia super untuk membuktikan bahwa kau adalah manusia paling tangguh, dengan hati yang bersih dan jiwa yang kuat itu sudah menunjukkan bahwa kau adalah manusia yang paling tangguh. Benarkan?"

Namjoon mengangguk sembari tersenyum.

"Aku bersyukur karena kau kuat menghadapi semua itu, hyung. Aku juga jika berada di posisi adikmu tidak akan tahu apakah aku masih bisa bertahan atau memilih untuk menyerah pada dunia. Tapi syukurlah bahwa Jungkook ternyata mampu bertahan sampai saat ini."

Hoseok meminum kopinya sebelum kembali berbicara.

"Jika boleh jujur hampir setiap hari aku selalu dibayangi oleh rasa takut akan kehilangan dia. Kau tahu kan bagaimana dampak dari prosopagnosia? Jika dia sampai hilang dari pengawasan ku, besar kemungkinan bahwa adikku tidak akan pernah kembali kepadaku lagi. Itulah yang membuat ku ketakutan bahwa suatu saat dia akan pergi meninggalkan ku tanpa bisa aku temukan lagi. Karena hal itu, aku tidak pernah membiarkan dia bermain jauh dari rumah, tidak mengizinkan dia untuk berteman dan mengenal dunia luar terlalu luas. Meskipun nyatanya hal itu justru membuat dia merasa terkekang, tapi itu lebih baik daripada aku harus kehilangan dia," ucap Hoseok yang membuat Namjoon terdiam. Apa yang dirasakan oleh Hoseok juga dirasakan oleh Namjoon selama ini.

"Aku juga sama. Hampir setiap hari aku selalu merasa ketakutan kehilangan Jimin. Takut disaat jantung nya berhenti berdetak disaat dia jauh dariku," ucap Namjoon yang membuat Hoseok tertegun.

Namjoon yang menyadari keterkejutan Hoseok pun tersenyum.

"Ada masalah dengan jantung adikku. Itulah alasan mengapa aku mengambil jurusan kedokteran," ucap Namjoon yang membuat Hoseok membelalakan matanya.

Prosopagnosia [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang