Bagian Pertama

7.6K 317 14
                                    


Pukul 22.00 KST

Malam hari ini rasanya tetap sama seperti malam-malam sebelumnya, tidak ada perubahan yang berarti.

Langit nya tetap terlihat gelap, bintang yang hanya beberapa yang bersinar, dan bulan yang enggan menampakan dirinya. Setidaknya, wujud mereka semua masih dapat dikenali.

Langkah kaki jenjang itu berjalan menapaki jalanan yang cukup sepi. Langkahnya terdengar tergesa dengan netra yang sesekali mengecek jam yang melingkar pada tangannya.

"Sial! Kenapa mobil ku harus mogok segala ?"gerutu pemuda itu sambil mempercepat langkahnya. Dia bahkan sampai berlari agar segera sampai ke tempat tujuan.

Pemuda itu bernama Kim Hoseok. Wajahnya tampan dan berkuliat putih. Memiliki senyum menawan yang mampu membuat para wanita meleleh. Hoseok merupakan seorang pengusaha sukses di usia yang masih sangat muda yaitu dua puluh lima tahun. Dia menjadi penerus yang dipercayakan untuk mengambil alih perusahaan milik kedua orang tuanya yang sudah meninggal.

Setelah kepergian kedua orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan beruntun saat akan pergi keluar kota, Hoseok pun kini tinggal bersama adiknya yang bernama Kim Jungkook. 

Jungkook itu spesial dan Hoseok akan terus menjaganya sampai tua nanti. Karena hanya Jungkook keluarga satu-satunya yang dia miliki saat ini di dunia.

Hoseok berhenti berlari saat melihat rumahnya yang menjulang tinggi. Dia mengatur nafasnya yang memburu karena berlari. Kini dia memilih untuk berjalan menuju rumahnya.

Hoseok membuka pagar sendiri karena dia sudah memecat semua penjaga yang bekerja di rumahnya karena permintaan Jungkook. Adiknya itu merasa tidak nyaman jika ada banyak orang yang berada di rumah mereka. Setelah kembali mengunci pagar, Hoseok pun berjalan menuju pintu.

Hoseok mengetuk pintu sedikit keras karena takut jika Jungkook sudah tidur sehingga tidak bisa mendengar suara ketukan pintu.

"Jungkook-ah! Hyung pulang."

Hoseok kembali mengetuk pintu dengan sabar. Hingga tak lama pintu pun dibuka dari dalam. Senyum Hoseok mengembang melihat wajah imut adiknya.

"Kau siapa ?"

Seketika senyum Hoseok luntur. Ini yang spesial dari adiknya. Kespesialan yang sebenarnya sangat Hoseok benci karena harus membuat adiknya mudah melupakan dirinya.

Hoseok menghela nafasnya kemudian kembali tersenyum. Dia mengusap kepala Jungkook lembut.

"Ini Hoseokie hyung, lihat baik-baik Jungkook-ah, "ucap Hoseok lembut. Jungkook terlihat memicingkan matanya, dia menatap Hoseok lama.

"Aku tidak ingat, "ucap Jungkook sambil menggelengkan kepalanya. Hoseok mengangguk.

"Gwenchana. Tapi yang harus kau tahu, aku ini adalah hyung mu. Ingat baik-baik, Hoseokie hyung," ucap Hoseok sambil memegang kedua pundak Jungkook.

"Hoseokie hyung ?"tanya Jungkook ragu-ragu.

Hoseok mengangguk semangat.

"Benar. Hoseokie hyung. Panggil aku seperti itu, mengerti ?"tanya Hoseok. Jungkook mengangguk sambil tersenyum.

Hoseok tertawa gemas sambil mengusak kepala Jungkook. Kemudian dia merangkul Jungkook masuk ke dalam rumah.

"Kau sudah makan ?"tanya Hoseok setelah menutup pintu. Dia duduk bersama Jungkook yang terlihat canggung dengannya.

"Eumm---tidak tahu," jawab Jungkook sambil menundukkan kepalanya. Hoseok yang melihat itu tersenyum miris, bagaimana bisa adiknya menjadi seperti ini? Bahkan tadi pagi adiknya ini masih mengenalinya, mereka berdua bahkan saling bertukar canda saat sarapan pagi.

Prosopagnosia [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang