Bagian Ketiga Puluh Tiga

807 120 85
                                    

Warning!
√Sorry for typo(s)



Jin berjalan dengan tergesa menuju ruang rawat Yejin. Pesan yang dikirimkan oleh Yejin tadi benar-benar membuat jantung nya seolah akan melompat dari tempatnya.

Yejinsayang❤
"Oppa, aku sangat takut sekarang. Hyera memberiku kabar lagi, katanya dia akan mengungkapkan semuanya. Termasuk kau yang sudah membuang Jungkook hari itu. Bagaimana ini ? Oppa bisa datang kesini ? Cepatlah. Aku sangat takut saat ini."

"Sial," umpat Jin saat merasa koridor rumah sakit justru semakin panjang dan rasanya ruang rawat Yejin justru semakin jauh.

Namun saat dia sudah akan sampai, Jin harus dibuat terkejut dengan kehadiran Yoongi yang tengah berdiri di depan ruang rawat Yejin. Dengan geram Jin pun berjalan menghampiri Yoongi.

"Sedang apa kau disini?"

Yoongi tersentak. Dia menatap Jin terkejut namun segera tersenyum.

"Ternyata kau baru saja datang, aku kira kau ada di dalam."

Jin tidak memperdulikan perkataan Yoongi, dia hanya diam dengan mata yang terus menatap tajam kearah Yoongi.

"Kau memiliki banyak waktu bukan ? Ada hal yang harus aku bicarakan dengan mu."

"Waktu ku memang banyak namun bukan untuk berbicara dengan mu," ucap Jin ketus.

"Benarkah ? Bagaimana jika hal yang ingin aku bicarakan merupakan fakta tentang kekasih mu yang belum kau ketahui ? Tidakkah seharusnya kau merasa penasaran ?"

Jin mendecih. Dia menyilangkan tangannya di depan dada.

"Kau pasti sedang merencanakan sesuatu bersama Hoseok sialan itu bukan ? Sudahlah. Jangan mengatakan omong kosong. Aku tidak akan pernah terpengaruh oleh perkataan mu," ucap Jin.

"Kalau aku mengatakan jika aku dan Yejin sebenarnya bersaudara bagaimana ? Kau masih tidak percaya ? Ah, bagaimana jika aku menunjukkan sebuah bukti tentang kebohongan terbesar kekasih mu itu ? Apa kau tetap tidak akan percaya ? Aku memiliki sebuah bukti, Jin-ssi."

"Terserah apa katamu! Aku tidak akan peduli. Lebih baik kau segera pergi dari sini!"

Yoongi tertawa pelan. Dia mencoba untuk tetap bersabar menghadapi Jin yang sudah sekeras batu ini.

"Aku tidak masalah jika kau tidak akan peduli. Tapi jika kau benar-benar masih merasa bahwa kau adalah seorang manusia, tolong ikutlah dengan ku. Tapi jika kau tetap ingin melanjutkan langkah mu untuk menjadi monster yang lebih mengerikan, silakan kau masuk."

Jin tampak terdiam. Dia sedang mencerna semua perkataan Yoongi itu. Sementara Yoongi kini kembali tersenyum.

"Setidaknya sebelum kau akan menyesal Jin-ssi, tolong ikutlah dengan ku dan akan aku ungkap semua kebenarannya padamu. Aku tidak ingin kau semakin jauh melangkah pada jalan yang salah. Tolong mengertilah."

Jin menatap kearah Yoongi yang tengah menatapnya dengan tatapan memohon. Dia meremat tangannya sendiri. Berharap keputusan yang akan dia ambil tidaklah salah.

"Hanya sebentar," ucap Jin yang membuat Yoongi tersenyum senang. Dia menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja. Kita ke rooftop sekarang," ucap Yoongi sementara Jin hanya menurut saja. Dia mengikuti langkah Yoongi sambil sesekali menengok kearah ruang rawat Yejin. Berharap jika Sang kekasih tidak akan marah karena dia datang terlambat.

"Jadi kebenaran apa yang akan kau tunjukkan kepadaku?"

Mereka saat ini sudah berada di rooftop rumah sakit. Semiliwir angin menerpa wajah mereka dengan lembut.

Prosopagnosia [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang