Bagian Ketiga Belas

981 119 18
                                    


Keheningan kini menyelimuti Taehyung dan Yoongi yang masih berasa dalam perjalanan. Yoongi tentu saja dibuat terheran, biasanya Taehyung itu berisik bahkan tidak bisa diam sekalipun dalam mobil, tapi semenjak dia melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Jimin dan Namjoon, anak itu sampai saat ini belum membuka suaranya.

Taehyung hanya diam, menyangga dagunya dengan sebelah tangan sambil melihat ke jalanan. Tidak, matanya memang menatap jalanan namun pikirannya tidak ada disana.

"Kau sedang ada masalah ?"

Taehyung tersentak. Dia menolehkan kepalanya kemudian tersenyum kotak, hal itu tentu saja membuat Yoongi terkekeh.

"Melamun ? Bukan gaya Taehyung sekali," ucap Yoongi sementara Taehyung hanya terkekeh.

"Tidak ada, hyung. Aku hanya sedang berpikir, bagaimana bisa wanita terlahir cantik ? Juga, aku tengah kebingungan harus memilih wanita seperti apa di sekolah ku karena mereka semua cantik-cantik," ucap Taehyung yang membuat tawa Yoongi lepas.

"Jadi sedaritadi kau memikirkan semua wanita itu ?" Tanya Yoongi tidak habis pikir.

"Tentu saja. Kau pikir ini semua mudah untukku ? Tidak hyung. Kepalaku rasanya akan pecah memikirkan semua itu, dan saat ini kepalaku jadi pusing karena terus memikirkan kecantikan mereka," ucap Taehyung sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Membuat Yoongi semakin gemas akan tingkah adiknya itu.

"Fokus saja belajar, jangan hanya memikirkan wanita saja. Kau saat sedang limerence menakutkan sekali," ucap Yoongi yang membuat Taehyung mendengus.

"Oh ayolah hyung, aku tahu kau itu psikolog terhebat di Korea ini, tapi bisakah jika berbicara kau jangan menggunakan istilah yang membuat otakku harus jungkir balik untuk mencari arti dari kata itu," ucap Taehyung kesal sementara Yoongi sudah tertawa kembali.

"Baiklah-baiklah. Aku tidak akan menggunakan istilah kebanggaan ku kepadamu lagi sampai kau bersedia untuk mempelajarinya sendiri," ucap Yoongi yang memilih untuk mengalah.

"Begitukan enak. Aku juga tidak terlalu terlihat bodoh jika seperti ini," ucap Taehyung yang kembali membuat Yoongi tertawa. Taehyung ini benar-benar mampu membuat dia sesenang ini.

Taehyung yang melihat suasana hati Yoongi sedang bagus pun kembali berperang dengan pikirannya sendiri. Haruskan dia menanyakan hal itu sekarang?

"Aku tahu sebenarnya bukan itu yang sedang kau pikirkan, Tae. Ada apa? Sepertinya ada yang ingin kau tanyakan kepadaku bukan ?" Tanya Yoongi yang membuat Taehyung tersentak.

Bagaimana bisa Yoongi tahu?

Taehyung menggaruk bagian belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Bodoh sekali. Kakaknya itu kan psikolog, tentu saja dia dapat lebih peka dengan semua gerak-geriknya.

"Jadi ada apa? Katakan saja."

Taehyung menggigit bibirnya ragu. Haruskan dia katakan sekarang kepada Yoongi?

"Tapi hyung janji dulu tidak akan marah," ucap Taehyung yang membuat Yoongi kebingungan.

"Kenapa aku harus marah ? Ah, apa kau membuat masalah di sekolah jadi kau harus memanggil eomma dan kau takut sehingga kau ingin meminta ku agar aku saja yang datang ke sekolah. Begitu ?" Tanya Yoongi membuat Taehyung langsung menggelengkan kepalanya cepat.

"Bukan seperti itu," ucap Taehyung cepat. Yoongi kembali mengerutkan keningnya.

"Lalu apa ? Katakan saja. Aku memang psikolog namun bukan berarti aku bisa mengetahui semuanya tanpa kau jelaskan terlebih dahulu," ucap Yoongi.

"Eumm," Taehyung kembali ragu. Yoongi menghela nafasnya.

"Katakan saja Tae, aku tidak akan marah," ucap Yoongi. Dia benar-benar sudah sangat penasaran dan juga tidak suka melihat adiknya seperti menyimpan masalah sendiri seperti tadi.

Prosopagnosia [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang