Bagian Kedua Puluh Tujuh

664 104 19
                                    

Warning:
√Sorry untuk typo(s) baik di chapter ini atau sebelumnya.


Keesokan harinya....

Hoseok mengerjapkan matanya lalu membukanya dengan perlahan. Dia mengerutkan keningnya bingung saat menyadari jika dia masih berada di dalam mobil.

"Ah, benar," ucap Hoseok sambil menganggukkan kepalanya. Semalam dia memang sengaja menepikan mobilnya di jalanan yang sepi untuk sekedar menenangkan pikirannya, tapi dia tidak menduga bahwa dia akan sampai ketiduran.

Hoseok melihat jam tangannya. Sudah pukul sembilan pagi, pantas saja matahari sudah cukup terang. Hoseok benar-benar kesiangan hari ini.

"Aku harus mencari Jungkook lagi," ucap Hoseok. Dia membenarkan sabuk pengaman nya lantas segera melajukan kembali mobilnya.

Getar handphone Hoseok membuat fokus pemuda itu terbagi. Dia meraih handphone nya sambil berdoa dalam hati jika ada info tentang keberadaan adiknya saat ini.

Namun sepertinya Hoseok harus kembali menelan pil kecewa saat melihat nama sekretaris nya yang tertera di layar handphone nya. Dengan segera Hoseok pun menjawab panggilan tersebut.

"Ada apa ?" Tanya Hoseok langsung pada intinya.

"Maaf saya mengganggu bapak. Jam sepuluh nanti bapak ada rapat penting. Apa bapak sudah bersiap untuk rapat tersebut? Saya hanya merasa heran karena bapak tidak kunjung datang."

Hoseok menghela nafasnya. Dia sampai melupakan pekerjaan nya karena terlalu kalut dengan kabar hilangnya Jungkook.

"Suruh Ilhoon untuk menggantikan saya. Bahan untuk rapat akan saya kirimkan melalui email kamu," ucap Hoseok dengan tegas.

"Tapi kenapa pak? "

"Lakukan saja! Saya sedang ada urusan yang jauh lebih penting daripada rapat itu."

"Ba---baik pak. Selamat pagi."

Hoseok mematikan panggilan itu tanpa membalas apapun lagi. Dia menepikan kembali mobilnya hanya untuk mengirimkan bahan rapat nya kepada sekretaris nya itu. Setidaknya dia juga harus tetap memenuhi tanggung jawabnya.

Setelah selesai mengirim, Hoseok tak lantas melajukan kembali mobilnya, dia memilih diam sambil menyenderkan punggung nya pada kursi. Hoseok lelah.

"Aku harus mencarimu kemana lagi, Kook-ah," lirih Hoseok.

Ketakutannya selama ini akhirnya terjadi, bahwa adiknya dapat hilang dari genggaman nya tanpa bisa dia temukan lagi.

Hoseok memegang kuat setir mobilnya.

"Mau bagaimanapun juga, hyung akan tetap menemukanmu."

Setelah itu dia pun kembali melajukan mobilnya. Menyusuri jalanan yang sudah mulai ramai untuk menemukan adiknya yang sudah sangat dia rindukan. Berharap diantara banyak nya orang dan kendaraan disana, netranya dapat menangkap sosok adiknya yang berada di tengah mereka.

"Tunggu hyung. Aku akan membawa mu kembali pulang."

*****

Jungkook tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan ditinggalkan di tempat asing seperti ini. Semalam dia tidak dapat tidur karena sibuk dengan kepanikannya sendiri.

Jungkook tidak tahu ini tempat apa. Setelah Jin mengumpati nya dengan berbagai kalimat kejam yang tentunya tidak dapat dia dengar, pemuda itu segera meninggalkan Jungkook di tempat asing ini. Bahkan tangannya terluka karena Jin yang melepaskan secara paksa infusan nya. Kini Jungkook hanya bisa terduduk lemas di dekat sebuah toko, dia menundukkan kepalanya, jujur saja dia begitu ketakutan dengan orang-orang yang tengah berlalu lalang di depannya ini.

Prosopagnosia [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang