[12]. Duodecim

23.2K 2.3K 104
                                    

KEJUTAN UPDATE 2X SEHARI!!!

Soalnya aku mau izin libur update seminggu besuk karena ada tugas kuliah T_T

💋💋💋

Jangan lupa tonton trailernya ya

Selamat Membaca

****

Bagian Duabelas

A bene placito

Sesuka hatinya

***

"Kamu gak ada jadwal?" Aku menuangkan minum untuknya yang sedang makan, pagi pagi buta dia kemari karena baru pulang setelah operasi besar yang tak cuma satu ia jalankan. Aku mengusap pipinya lembut karena melihat lingkaran hitam yang ada di wajahnya,

"Ada, tapi ngisi seminar." Aku hanya ber-oh ria, 

Aku memegang dagu nya membalik kanan dan kiri lalu memperhatikan wajahnya yang pucat. "Aku temenin ya, kamu kelihatan gak enak badan soalnya."

Aku tak keberatan menemaninya, karena aku lebih khawatir kesehatannya terganggu nanti jika tidak aku perhatikan.

Dia mengendikkan bahu, "If you dont mind.

Aku menggeleng, hari ini tidak ada jadwal juga untuk shift ataupun UGD. "Jam berapa emang?"

"Habis ini, setengah delapan." Aku tak habis fikir dengan laki laki di depanku ini, dia baru pulang jam 6 tadi dan sekarang sudah harus pergi lagi?

Ada banyak hal yang ingin ku katakan padanya terutama mengenai Clearist, tapi aku lebih baik menunggu dia bercerita bukan daripada aku mengusik kehidupan pribadinya terlebih itu masa lalu dan menurutku tidak terlalu penting juga.

Walaupun hal itu menyiksa fikiranku tapi aku tak mau menganggapnya berlebihan, bisa saja hanya satu pihak yang menyukai Dokter Aftar bukan?

Aku duduk di kursi audience melingkar duduk berada di tengah tengah tamu undangan, aku membawa sebuket bunga Glory yang ada di pangkuanku sesekali menghriup aromanya. Dokter Aftar naik ke podium sambil tersenyum di depan umum, aku ikut bertepuk tangan bersama tamu yang lainnya. Bagaimana dia menjelaskan tentang prosedur bedah yang belum dilakukan di Indonesia atau pengkajian penyakit terbaru yang sedang di tangani di Indonesia.

Dokter Aftar berbicara sambil sesekali melirikku, posisiku berada di tengah audience jadi memudahkannya untuk mencuri curi pandang. Baru ku tahu juga dia termasuk FACS*) atau anggota dokter bedah dari America College, ini gelar khusus sub spesialis dokter bedah dan mengikuti kebijakan di Amerika. Rate gaji mereka juga tidak main main, mengikuti kurs dollar dan terlebih dia disini hanya magang atau bisa dikatakan bekerja disini tapi di gaji dari Amerika. Rata rata gaji mereka pertahun sekitar 300.000 USD atau setara 5 Milyar Rupiah, sebanding juga dengan perjuangan mereka di ruang operasi. Itu belum termasuk tunjangannya.

Aku bingung dan menoleh ke sekitar saat penonton berbisik bisik dalam ketenangan ini karena dokter Aftar tiba tiba memegang kepalanya sambil menundukkan kepala di mimbar, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi beberapa orang mengatakan dia sakit kepala. Aku lantas berdiri dari tempat dudukku, namun saat aku akan berjalan keluar dia sudah berdiri tegak dan melanjutkan kembali pembicaraannya. Masih sempatnya dia tersenyum padaku meminta untuk tetap tenang, aku kembali duduk karena hanya aku saja yang berdiir saat ini.

Vulnere [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang