Hidden Scene ••• Part 1

21.4K 1.3K 48
                                    

Ini adalah scene scene tersembunyi yang tidak di buka di chapter chapter sebelumnya. Selamat menikmati sebagai pelipur lara, hehe.

Selamat Membaca

***

Hidden Scene 1.

"Lo bilang apaan ke Amanda, Aftar?" Aftar terbangun seusai melakukan operasi dengan Amanda malam tadi, sekarang masih pukul empat pagi itu aritnya dia baru tidur beberapa jam yang lalu. "Lo dengerin gue gak sih?"

Aftar membasuh wajahnya, kemudian memasangkan earpiece ke telinganya dengan sedikit mengantuk. "Apa?"

"Tanpa dosa lagi ni kambing!" Aftar berjalan mengambil minum di pantry, "Manda marah marah ma gue katanya lo permanen in dia jadi asisten?"

Aftar tersedak, sakit tenggorokannya. "Sengaja ya lo?" cecar Juan kembali.

Bukan Juan marah tanpa sebab, ini terjadi karena dia membantu keinginan Aftar untuk menjadikan Amanda sebagai asisten operasinya karena ia sendiri sedang mengalai kendala.

"Iya, udah gue mau marathon dulu." Aftar paling malas ketika Juan sudah cerewet seperti ini, "Gue tutup."

Aftar kemudian mengurungkan niat nya menutup karena mendengar suara seseorang yang dia kenal dari seberang, sesaat kemudian dia memilih menutup sambungan itu.

-000-

"Aldebaran!!" Clearist berlari memeluk Aftar di depan Juan, masih di area rumah sakit dan Aftar langsung melepaskan rangkulan itu karena dapat menimbulkan sesautu yang tidak baik. "Hai what happen?"

Clearist mengerutkan dahinya, melihat pandangan Juan dan Aftar yang sama sama ke arah dokter Ririn yang sedang lewat berada di belekang Clearist. Aftar kemudian menarik Clearist masuk diikuti Juan ke dalam ruangannya.

"To the point aja," kata Aftar sambil duduk malas di kursi beroda nya sedang Juan berdiri dan Clearist duduk di sofa.

"Aku mau balik sama kamu Aftar," mau tak mau Aftar menatap tajam sosok perempuan berambut pirang ini, sedang Juan mengepal angkuh malas melihat keadaan.

"Kamu gila?!"

"Kalau lo cuman main main harusnya gak gue ladenin lo dari SMA!" Juan sedikit tak terima karena perlakuan Clearist yang seenak jidat datang dan pergi sesukanya. "Ris, gue tulus sayang sama lo tapi..."

Aftar malas menanggapi, baginya Clearist adalah masa lalu yang sudah berakhir sejak lama jadi tak ada alasan untuknya kembali bersama dengan Clearist, terlebih dia sudah menjatuhkan hati pada Amanda.

Clearist maju menggenggam lengan Aftar, dia memohon agar Aftar mau kembali padanya. "Please stay by my side only for a while, just only you who I wanna see."

Juan mendecih, sedang Aftar melepaskan paksa genggeman tangan itu. "I don't care, aku udah gak ada rasa sama kamu lama sekali, jadi sekarang ya we just friend."

Clearist masih duduk di bawah, menangis menyadari kesalahannya membuat ia kehilangan dua orang yang selalu disisinya. Clearist egois, dan Aftar tidak menyukai ke egoisannya.

Aftar keluar, membiarkan Juan dan Clearist menyelesaikan urusan mereka. Dia tak mau terlibat lebih jauh lagi, kalaupun mereka berpisah juga bukan salahnya karena mengganggu hubungan mereka, bukankah Clearist sendiri yang menghancurkannya?

-000-

"Aftar lo mesti lihat ini!" Juan berlari kearah Aftar berada, berteriak sambil mengangkat amplop coklat yang isinya setengah keluar itu. Aftar langsung meminta Juan masuk ke ruangannya, ia tak mau menjadi tontonan orang lain jika sampai harus beradu emosi dengan Juan.

Vulnere [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang