Bagian terakhir
Bagian Tigapuluh
Sisipan Cerita
***
"Amanda masih diemin lo gak?"
Aftar yang sedang mengambil minuman bersoda itu mengangguk, sudah sejak kedatangannya Amanda irit berbicara padanya kecuali untuk menanyakan sedang makan apa belum atau saat dia merasa sakit Amanda akan bertanya apah Aftar sudah meminum obatnya atau belum. Tak apa baginya Amanda menerima ajakannya untuk menikah--kembali--saja sudah untung.
"Mampus aja lo, berbulan bulan di diemin." Kata Dave. "Lo sih buat dia hampir setahun kaya mayat hidup."
Perjalanan cinta Amanda dan Aftar sudah tersiar hingga angkatan, makanya tak urung Aftar menjadi bahan ledekan rekan rekannya. "Eh lo mempelai pria ngapain disini?" Aftar menuangkan wine ke gelas Juan, tidak merokok bukan berarti tidak pernah minum alkohol bukan?
"Brengsek sih." Sahut Juan enteng.
Aftar mengenakan kemeja yang tadi pagi dipilihkan Amanda, walaupun mendiamkan Aftar, Amanda tetap melayani Aftar sebagaimana mestinya dan Aftar tak keberatan itu.
"Biarin, lagi istirahat juga." Juan meminta Dave memberikan wine lagi.
Aftar bertumpu pada dagunya menatap Amanda yang begitu cantiknya walau tanpa dandanan yang mencolok seperti kawan kawan yang lainnya. Pernikahan Juan di hadiri oleh banyak rekan rekan dari smp hingga angkatan kuliah, oleh sebab itu Amanda maupun Aftar tak merasa asing.
"Lo biasanya gak mau kalah sama Amanda, kenapa nikahnya telat?" Aftar mengendikan bahu menanggapi pertanyaan Dave yang sedikit absurd itu. Dave adalah dokter Cardiovascular Surgery, satu rekan angkatan dengannya, sedang Juan adalah sepupu Dave.
"Acara ditinggal nikah dulu," Aftar menjawabnya dengan meledekan Juan tanpa menoleh ke mereka. Pandangannya sibuk ke arah Amanda yang asik bercengkerama, sedikit tersenyum saat Amanda menoleh kepadanya, baginya tak ada yang lebih baik di dunia ini selain dia mendapatkan Amanda yang begitu perhatian padanya.
Amanda adalah sosok yang mampu menerimanya apa adanya, tanpa memandang apapun yang sedang atau pernah terjadi padanya. Begitu pula dengan Juan yang menikah setelah mereka menikah terlebih dahulu.
Kesalahan terbesarnya yang membuatnya masih merasa terbebani adalah kepergiannya ke Amerika, Aftar sadar itu membuat hidupnya berubah seraus persen. Aftar langsung mengajak menikah setelah satu bulan dia pulang karena tak ingin membuat Amanda menderita lagi, sempat terbesit bayangannya bahwa Amanda akan menjauhi nya atau menyerapahinya lagi tapi semua tak terjadi Amanda mampu memaafkanya dan memulai semua dari awal lagi.
Ada yang Aftar ketahui setelah menikah bahwa Amanda masih sering terisak dalam tidur hingga saat ini, membuatnya ikut merasa iba. Setiap malam Aftar harus menggenggam erat tangan Amanda atau menepuk nepuk bahunya dan bangun terlebih dahulu agar Amanda dapat melihat bahwa dirinya nyata adanya dan tetap berada disisinya.
"I am in here," Aftar mengusap airmata Amanda yang terus turun. "Aku gak pergi." Lalu setelah itu Amanda akan masuk ke pelukan Aftar untuk tidur nyenyak, menghirum aroma yang biasanya dia hirup melalu guling yang sudah di semprot parfum Aftar agar bisa tidur nyenyak.
Atau saat mereka tertidur di sofa usai menonton serial netflix bersama, Amanda akan terbangun tengah malam untuk menatap Aftar, memastikannya agar tidur nyenyak karena takut sakitnya akan kambuh. Begitulah Amanda yang melengkapi hidupnya, menyapu wajahnya dengan sapuan jari, ataup mengusap rahang hingga bibir bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vulnere [COMPLETED]
Romance▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎ HIGHEST RANK [ #1 on Hukum •••• 22 Mei 2020] [ #1 on SLS •••• 21 Mei 2020] [ #2 on SLS •••• 28 Mei 2020] [ #1 on GM •••• 7 Juni 2020] [ #1 on Medical •••• 6 Juni 2020] ▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎ [BUDAYAKAN MEMBERI APRESIASI KEPADA PENULIS.] ▪︎▪︎▪︎▪︎...