[ SPIN-OFF TAITH HIR ]
Bagi Bina, Jingga adalah gadis satu-satunya yang sangat dia cintai. Disaat orang-orang mengaguminya karena ketampanannya, Jingga... gadis itu berbeda. Jingga justru kagum dengan sifatnya yang katanya... mampu membuatnya bahagi...
OPENING || CHEN (EXO) & PUNCH_EVERYTIME Descendants of The Sun OST PT. 2
★ Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, welcome to the story "SELAKSA" by : Lilin_ln ★
Start, 25 Oktober 2021 #salamwritingmarathon #challengemenulisbersama_tim3 Tag : redaksisalam_ped
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPADKU JUGA YA, VOTE SEBELUM MEMBACA.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang laki-laki yang kini tengah menatap mading di samping kelasnya itu, menyipitkan kedua matanya. Bukan hanya dia saja, banyak teman sekelasnya juga seangkatannya berdiri terpepet dengan siswa-siswi lainnya demi untuk melirik-lirik poster yang tertempel di mading. Hari ini ada pengumuman baru yang tertempel di mading sekolah. Di situ banyak poster-poster mengenai eskul yang diadakan oleh pihak sekolah SMA Victoria.
ALBINANDRA RIO MAHENDRA, cowok bertubuh tinggi itu lebih suka dipanggil dengan nama Bina dibandingkan Andra, Rio atau bahkan Hendra.
Bina menggulir pandangannya, di poster paling bawah, ada warning tentang eskul pencak silat. Bina bertolak sebelah pinggang, sembari membaca poster itu dengan tenang. Tertarik? Haha yang benar saja. Jujur daripada menekuni ekstrakurikuler di sekolahnya, Bina lebih suka menekuni cintanya pada Jingga. Ah... Jingga. Gadis itu sangat membuatnya tergila-gila.
"Bin? Bina!" sentak seorang gadis yang sedari tadi memang berdiri di sebelah Bina. Dengan malas Bina menoleh, lalu bertanya, "Apa lagi, sih, Tantri?!"
TANTRIANA VELISYYA, gadis yang suka sekali memakai pernak-pernik di rambutnya itu mendengkus sebal, begitu mendapati respon yang tidak mengenakkan dari Bina.
"Ke kelas, yuk. Gue-" Ucapan Tantri terpaksa berhenti, saat seorang gadis dengan wajah judesnya menatap ke arahnya dengan tatapan tajamnya.
"Apa ke kelas ke kelas? Pake ngajakin Bina segala. Emangnya lo siapa pake ke kelas bareng Bina?!" sentak gadis itu tajam. Pandangannya tak lepas dari jemari Tantri yang terus menggenggam jemari Bina.
"Lepasin! Jangan lo deket-deket lagi sama sahabat gue! Gue gak mau sahabat gue jadi gak bener kayak lo!" sambungnya lagi setelah menepis lengan Tantri, agar melepaskan genggamannya pada jemari Bina.
Untuk kesekian kalinya, Bina menelan rasa kekecewaan yang begitu nyata. Selama ini, orang yang dia cintai... hanya menganggapnya sebatas sahabat saja.
"Udah Jingga, kita ke kantin aja, yuk. Lo laper, kan? Nanti gue beliin siomay," lerai Bina sembari menggenggam lengan 'sahabatnya' itu. Benar, gadis yang baru saja datang itu tak lain adalah Jingga. ANANDA JINGGA TIRTANIA, gadis yang sudah 4 tahun belakangan ini menjadi selaksa yang entah kapan Bina capai.
