21. INTAN & JOSHUA

43 37 1
                                    

#salamwritingmarathon
#challengemenulisbersama_tim3
Tag: redaksisalam_ped
Update, 22 November 2021

Update doubel part 20 & 21

Update doubel part 20 & 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Intan," panggil Joshua.

Intan yang tengah bersiap-siap untuk mengganti seragamnya pun lamgsung menoleh begitu dia merasa terpanggil. Apalagi Intan sangat mengetahui betul suara yang barusan memanggilnya.

"Iya kenapa, Jos?" tanya Intan. Selesai mengambil baju seragam di selorok mejanya, Intan berniat langsung mengganti pakaiannya saja karrna Lintang, Ayang dan juga Jingga sudah lebih dulu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaian mereka.

"Joshua?! Kenapa? Lo kenapa manggil gue? Kalau emang gak jadi ngomongnya gue mau keluar dulu. Mau ganti baju di toilet!" terang Intan karena memang pacarnya itu diam saja sedari tadi. Tanpa mau mengucapkan sepatah kata pun selepas memanggil namanya itu.

"Nanti pulang sekolah mau jalan bareng gue gak?" Joshua bertanya agak kikuk. Jujur selama berpacaran diam-diam dengan Intan, Joshua tidak pernah sekalipun mengajak jalan Intan. Mereka berpacaran. Tapi seperti tidak berpacaran. Mereka menjalin hubungan, akan tetapi bahkan sulit untuk dimintai kejelasan.

Intan yang merasa tidak percaya kalau Joshua mengajaknya jalan pun langsung melotot. "L-lo ngajakin gue ja-jalan Jos? Lo serius, kan? Gak lagi nge prank?" Intan masih tidak dapat percaya. Ada angin apa tiba-tiba pacarnya yang kasar dan pemaksa itu mau mengajaknya jalan? Seketika pikiran Intan mulai bernegatif. Dia takut Joshua mempermainkannya atau yang lebih parahnya lagi ... melecehkannya? Selain di sekolah, Intan memang tidak tahu sifat asliJoshua. Jadi, Intan tetap harus berhati-hati, kan?

Joshua terkekeh. Setelahnya hidung Intan yang cowok itu cubit. Suasana di kelas Bahasa memang cenderung sepi. Hanya ada beberapa siswi yang memilih tidur dikelas semenjak pelajaran penjas dengan berdalihkan sakit perut atau bahkan sakit hati.

Intan semakin dibuat heran. Apa benar itu Joshua pacarnya? Tumben sekali dia mengajaknya jalan. Intan menunduk, kedua jari telunjuknya dimainkan. Apa... Joshua tengah membutuhkan uang sampai cowok itu sengaja mengajaknya jalan? Agar dia mau meminjamkan uangnya lagi pada cowok itu?

"Anuu, Jos. G-gue... lagi gak pegang uang banyak." Mendengar itu Joshua langsung mendatarkan wajahnya. Joshua tersenyum lalu mengangguk mengerti. Setelah itu Joshua langsung pergi begitu saja. Jadi... benar ya? Joshua mengajaknya jalan nanti sepulang sekolah hanya alasan untuk dia pinjam uang pada Intan?

Kecewa sudah pasti Intan rasakan. Akan tetapi Intan masih belum sanggup untuk melepaskan. Intan langsung mentegarkan dirinya, menghilangkan kejadian tadi dalam ingatannya lalu mulai kembali ke aktivitas awal. Namun, pergerakannya terhenti pada saat Lintang tiba-tiba saja mencekal pergelangan tangannya.

"Lo bodoh apa gimana, sih, Tan? Lo sama Joshua cuman dimanfaatin duitnya aja. Lo harusnya punya otak buat berpikir hal itu. Lo jangan mau dibodoh-bodohi karena cinta, Intan!" Pernyataan itu sudah cukup jelas membuat Intan terdiam seribu bahasa, yang lebih membuat Intan terheran-heran... kenapa Lintang bisa tahu hubungannya dengan Joshua?

"Lintang lo tau sejak kapan hubungan gue sama Joshua? Sedangkan gue gak pernah ngasih tau hal ini ke siapa pun," lirih Intan. Hatinya sedang sedih masih memikirkan kenapa Joshua bisa setega itu padanya. Akan tetapi, Lintang diam. Dia tidak menjawab pertanyaannya Intan.

Lintang mengangkat kedua tangannya, seperti ingin memeluk. "Itu gak penting. Gue ada di sini, gue siap jadi sandaran tangisan lo." Mendengar ucapan Lintang barusan, sukses membuat air mata yang sedari tadi Intan tahan-tahan untuk tidak lolos, meluncur begitu saja. Detik berikutnya Intan langsung berhambur ke pelukan Lintang. Lintang memeluk tubuh Intan sangat erat.

"Gue gak mau lo kayak gini, Tan. Gue pengin lo cari cowok lain. Gue gak suka lo berhubungan sama Joshua. Dia itu gak tulus cinta sama lo, Tan. Tolong lo buka hati lo. Liat lebar-lebar seberapa buruknya sikap Joshua ke lo, Tan!" Mendengar ucapan Lintang yang menggebu-gebu seperti tengah emosi, Intan pun jadisemakin menangis sampai tersedu-sedu.

"Lo kenapa peduli sama gue, Tang?" Intan melepaskan pelukannya. Memdengar pertanyaan Intan barusan, Lintang langsung menatap garang ke arah Intan. Lalu, Lintang lebih dulu menghapus singkat jejak air mata yang masih mengalir di pipi Intan. Lintang berujar, "Karena lo sahabat gue." Lepas mengatakan hal itu, Lintang langsung pergi meninggalkan Intan di dalam kelas yang masih sesegukan. Sudah jelas, tujuannya saat ini adalah menemui Joshua.

Lintang mendapati Joshua yang tengah merenung sendirian di belakang sekolah, sembari menikmati sebatang rokok. Tanpa basa-basi, Lintang langsung menyeletuk, "Butuh berapa biar hati lo bener-bener buat Intan seutuhnya."

Joshua refleks menoleh. Dia langsung terkejut dikala Lintang menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat. Memangnya apa salahnya pada gadis itu? Perasaannya dia tidak pernah walau sekali pun mengeponi kehidupan cewek itu.

"Maksud lo apan, Tang?" tanya balik Joshua. Lintang yang merasa muak pun langsung menendang bangku yang Joshua duduki sampai jatuh berguling. Hal itu tentu saja membuat Joshua ikut terjatuh. Joshua terlihat sangat marah kali ini, cowok itu mematikan putung rokoknya lalu mulai bangkit. Setelah bangkit dia langsung berniat ingin menampar Lintang. Tapi justru, Intan tiba-tiba saja datang dan membuat Joshua mengurungkan niatnya.

"Lo ngapaon di sini, Tan?" tanya Joshua.

Intan pun membalas dengan nada ketus, "Jagain sahabat gue dari macam kayak lo!" Intan langsung mendelik ke arah Joshua. Hal yang membuat Intan berani melawan pacarnya itu demi Lintang adalah, saat Lintang mengucapkan kata 'Sahabat' untuknya. Padahal selama ini, Intan tidak pantas untuk disebut sahabat. Tetapi Lintang malah menyebutnya. Yang selama ini selalu dia buruk-burukkan di mata orang lain, justru dialah yang paling mengerti keadaannya Intan.

Joshua menatap tidak mengerti ke arah pacarnya itu, lalu kembali bertanya, "Gue gak mau ngapa-ngapain Lintang. Lo ngapain di sini? Mau ubah janji? Jadi lo mau nanti pulang sekolah jalan bareng sama gue? Oke. Nanti gue langsung jemput ke rumah lo—" Ucapan Joshua harus terpotong kala Intang langsung menyerobotnya. "Joshua maaf. Kayaknya kita udah gak cocok. Iya gak sih? Lo ngerasain hal itu gak sih? Soalnya gue ngerasain banget. Gue udah gak kuat pacaran sama lo lagi, Jos. La-lagipula lo gak bener-bener menganggap gue pacar lo, kan?" Joshua menggelengkan kepalanya, dia tidak mau membenarkan segala ucapan ngawur yang Intan bicarakan itu.

"Nggak Intan. Lo gak bisa putus dari gue. Lo gak boleh sama cowok lain. Lo cukup jadi pacar gue aja—"

"Terserah Intan, dong. Mau putus dari lo atau nggak. Dia juga punya hak untuk bahagia. Gak terus melulu disakitin sama cowok yang sama kayak lo!!" Serobot Lintang. Intan menunduk, hatinya sedang tidak baik-baik saja. Joshua tetap keras kepala sampai pada akhirnya cowok itu langsung menarik lengan Intan kasar untuk ikut dengannya.

 Joshua tetap keras kepala sampai pada akhirnya cowok itu langsung menarik lengan Intan kasar untuk ikut dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SELAKSA(TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang