2. Giving Up Is Not The Right Way

229 69 42
                                    

#salamwritingmarathon
#challengemenulisbersama_tim3
Tag : redaksisalam_ped
Update, 25 Oktober 2021

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPADKU JUGA YAH! VOTE SEBELUM MEMBACA.

"Hoamm!" Jingga menguap di depan Bina setelah membersihkan sisa siomaynya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoamm!" Jingga menguap di depan Bina setelah membersihkan sisa siomaynya. Kini tidak ada yang tersisa sedikit pun di piring.

"Ngatuk? Ke kelas aja, yuk," ajak Bina perhatian. Cowok itu melirik arlojinya, "bell masuk masih agak lama. Duapuluh menitan, mau tiduran di kelas aja?" imbuhnya.

Jingga yang semulanya meletakkan kepalanya di atas meja pun, bangkit. Gadis itu menggeleng pelan sambil menepuk-nepuk mulutnya yang kembali menguap.

"Gue mau ke UKS aja, Bin. Tadi Ayang chat gue, katanya dia jatoh tadi pas lari-larian di koridor. Lintang hapenya gak aktip. Intan juga, jadi cuman gue aja yang lagi free," jelasnya.

Bina mengangguk paham.

"Mau gue temenin aja? Takut lo jatoh juga di jalan. Lo, kan, lagi ngantuk berat kayaknya," tawar Bina. Namun, tawaran itu langsung ditolak oleh Jingga. Gadis itu ingin menemui Ayang sendiri saja.

"Gak usah, Bin. Nanti kalau gue butuh lo, gue telpon." Mendengar itu, Bina pasrah. Cowok itu mengembuskan napas panjangnya, sebelum cowok itu pergi, dia membayar dulu tagihan siomay dan es tehnya.

"Gue cabut dulu," pamit Bina setelah selesai membayar.

Jingga yang sedang mencari beberapa makanan yang mengganjal di sela-sela giginya dengan tusuk gigi pun, mengangguk mengiyakan.

"Jingga!"

Mendengar namanya dipanggil, Jingga pun berdiri dan menoleh. Seketika kemarahan datang mengelabuhi tubuhnya, begitu dirinya mendapati sosok Noya yang tengah berdiri di hadapannya sekarang.

"Ngapain manggil-manggil Jingga?" judes Jingga.

Noya memutar bola matanya malas, cewek cantik yang menjabat sebagai kakak kelasnya itu, terlihat begitu angkuh dan sok berkuasa di hadapan Jingga, hanya karena Jingga memang menjadi cewek yang empuk untuk dijadikan bahan bully -an.

"Gue cuma mau tanya-tanya sama lo. Please, lo pasti bisa bantu gue, kan?" Noya menatap Jingga dengan penuh harap. Sayangnya, sampai kapan pun Jingga tidak akan pernah mau membantu kakak kelasnya itu! Tidak akan pernah.

Jingga menggeleng, "Maaf, Kak. Jingga lagi ada urusan. Temen Jingga lagi luka di UKS. Jadi Jingga harus buru-buru ke sana," tandasnya bodo amat.

★★★

"Ngga! Ngapain, sih. Bukannya bantuin malah ngelamun mulu liatin tembok," gerutu Ayang saat melihat Jingga masih saja berdiam diri semenjak masuk ke UKS tadi. Kalau memang tidak berniat membantu mengobati luka yang ada di lututnya, kenapa juga Jingga mau datang ke sini coba?

SELAKSA(TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang