5. Not Given If Not Able

99 46 20
                                    

#salamwritingmarathon
#challengemenulisbersama_tim3
Tag : redaksisalam_ped
Update, 29 Oktober 2021

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPADKU JUGA YAH! VOTE SEBELUM MEMBACA.

"Jadi bener, lo masih marahan sama gue, Ngga?" resah Bina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi bener, lo masih marahan sama gue, Ngga?" resah Bina. Kini, cowok itu baru saja masuk ke dalam kelas. Dia keluar sebentar untuk membelikan Jingga roti dan susu untuk makan siang gadis polosnya itu.

Jingga mendongak, kemudian kembali menundukkan wajahnya saat Bina mulai memposisikan duduk di sebelahnya.

"Geseran," tuntut Jingga.

"Jangan deket-deket gitu. Jingga lagi gak mood. Jingga mau sendirian dulu aja," sambungnya.

Mendengar itu, yang dapat Bina lakukan saat ini adalah menghela napas pasrah, akhirnya dia pun beranjak dan menjauh dari Jingga setelah meletakkan roti dan susu di meja.

Jingga sepertinya masih enggan mengambil makanan dari Bina, gadis itu hanya meliriknya saja sedari tadi.

"Dimakan, Ngga. Lo marahnya sama gue, bukan sama perut lo. Gue tau lo udah laper," celetuk Bina dari belakang, memang kini cowok itu tengah duduk dengan Danin. Cewek itu sepertinya tengah tertidur pulas, dan Nath juga sedang pergi ke Koperasi.

Jingga menoleh demi untuk melihat Bina, habis itu dia menghela napas panjang.

Jingga kembali menghadap ke depan, dengan cepat gadis itu menyapu bersih makanan yang ada di depannya saat ini. Kini, semua makanan yang Bina bawakan tadi sudah ada dalam genggaman Jingga.

Lantas, Jingga beranjak dari duduknya, dengan perasaan yang masih kesal terhadap Bina, gadis itu pun dengan tega membuang roti dan susu yang dibawakan Bina.

Awalnya Bina berpikir jika Jingga akan memakannya, tapi.. apa yang gadis itu lakukan? Apa karena masalah sepele dia tidak sengaja menumpahkan susu cokelat pada lembar tugasnya sampai segitunya?

Kalau iya, bukankah Jingga sangat kekanakkan?

"JINGGA!" teriak Bina. Cowok itu bahkan refleks berdiri saat melihat Jingga, gadis itu sedang menginjak-injak makanan yang dia beli untuknya.

Padahal, uang sakunya sudah dia habiskan untuk membeli roti dan susu untuk Jingga, agar gadis itu tidak kelaparan.

"Gue gak mau dibeliin makanan sama lo—"

"Lo keterlaluan, Ngga! Lo keterlaluan! Uang saku gue, gue rela habisin buat beli roti sama susu. Biar apa? Biar lo gak kelaperan. Kalau lo gak mau? Bukannya bisa lo balikin lagi ke gue? Biar gue aja yang makan!" potong Bina dengan emosi yang naik-turun tidak menentu.

Jingga menunduk, lalu mundur beberapa langkah. Membiarkan Bina memungut roti dan susu kotak yang sudah dia injak-injak.

Rotinya gepeng, kotak susunya peyot dan jebol, sampai isinya pada tumpah.

SELAKSA(TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang