#salamwritingmarathon
#challengemenulisbersama_tim3
Tag : redaksisalam_ped
Update, 12 November 2021UPDATE SEREMPAK PART 11-13 JANGAN SKIP-SKIP YAH CHAPTENYA HEHE:)
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPADKU JUGA YAH! VOTE SEBELUM MEMBACA.
"Zukitojijika! Woi!" Lintang memanggil Jingga—lebih tepatnya Ester yang tengah menyamar menjadi Jingga, saat gadis itu melihat Jingga tengah mengobrol bersama Intan. Entah apa yang mereka bincangkan, tetapi Lintang tidak mau mendengarkan.
Lintang langsung menghampiri keduanya.
"Btw, kalian tau di mana Bina gak, sih? Masa udah satu minggu cowok itu gak pernah dateng ke sekolah. Gue tanya ke wali kelas, katanya gak ada izin sama sekali. Padahal dua minggu yang lalu, cowok itu daftar eskul pencak silat," berondong Lintang.
Memang, sudah satu minggu Bina tidak masuk sekolah, tanpa kabar.
Lintang menatap Jingga penuh curiga. "Kok, aneh, sih? Tapi kenapa Bina gak masuk sekolah bertepatan saat lo masuk ke sekolah, Ngga?" tanyanya penuh kecurigaan.
Jingga hanya diam, kedua alisnya bertaut bingung.
"Mana Jingga tau, lah! Jingga lagi sebel sama Bina. Waktu itu dia ninggalin Jingga demi nganterin Tantri huaaa!" Intan dengan sigap langsung memeluk Jingga, mengusap punggung gadis itu pelan supaya tidak lagi melanjutkan tangisannya.
"Cup cup cup, udah diem. Lintang! Gak usah gitulah sama Jingga. Udah tau cengeng banget," gerutu Intan, Lintang hanya nyengir pada saat itu.
"Jingga! Jingga woi, denger gue gak, sih?" Dahi Lintang kian berkerut. Dia tidak mendapat respon apa-apa dari Jingga, padahal biasanya Lintang selalu mendapat jawaban meski lewat batin.
Lintang merasa... ada yang aneh dari Jingga yang sekarang. Memang, tidak ada yang berubah dengan Jingga, gadis itu masih sama seperti Jingga yang sebelumnya. Masih polos dan meniengkelkan. Tapi, itu kebiasaannya sebagai manusia normal. Tetapi, jika dibandingkan dengan kebiasaannya sebagai seorang penyihir, jelas banyak perubahan yang hadir. Banyak perasaan aneh yang mengganjak Lintang untuk tidak curiga.
★★★
Kini Lintang tengah berjalan santai melewati koridor, dengan bergandengan tangan, tentunya bersama Ayang. Karena dia sudah bosan berjalan-jalan dengan Intan, gadis itu selalu memberinya amplop berisi pinangan Glora Manajement.
"Ay," panggil Lintang.
"Em..." jawab Ayang menyahuti. Gadis itu masih fokus menatap ke sekitar, hanya sekadar mengamati perjalanan saja, sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELAKSA(TAMAT)
Teen Fiction[ SPIN-OFF TAITH HIR ] Bagi Bina, Jingga adalah gadis satu-satunya yang sangat dia cintai. Disaat orang-orang mengaguminya karena ketampanannya, Jingga... gadis itu berbeda. Jingga justru kagum dengan sifatnya yang katanya... mampu membuatnya bahagi...