6. Not As Beautiful As Imagination

76 43 21
                                    

#salamwritingmarathon
#challengemenulisbersama_tim3
Tag : redaksisalam_ped
Update, 30 Oktober 2021

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPADKU JUGA YAH! VOTE SEBELUM MEMBACA.

Jingga menselonjorkan kedua kakinya di atas bangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jingga menselonjorkan kedua kakinya di atas bangku. Kebetulan Bina juga sedang pergi ke kantin untuk membelikannya makanan ringan. Tangannya yang bebas, mengambil buku tulisnya, dia gulung sebelah bagian bukunya lalu dia jadikan buku itu sebagai kipas.

Memang di dalam kelas ada satu kipas angin, sayangnya posisinya jauh dengan bangku Jingga, hingga Jingga tidak merasakan angin sepoi-sepoi itu.

"Gerah banget," keluhnya. Kelasnya baru saja selesai mengikuti pelajaran olahraga, dan hari ini jadwalnya praktek sepak bola.

Jingga sampai harus mengeluarkan banyak keringat hari ini, karena harus berlarian dengan teman-temannya untuk merebut bola dari lawan. Walau pada akhirnya timnya lah yang kalah.

"Nih, lo minum dulu." Bina yang baru saja datang, langsung menyodorkan sebotol air mineral dingin ke arah Jingga.

"Makasih, Bin," sahut Jingga setelah menerimanya, gadis itu langsung membuka penutup botol dan meminumnya dengan rakus. Sudah pasti gadis itu sangat kehausan sedari tadi mula.

"Jangan terburu-buru minumnya, nanti lo kesedak," peringati Bina.

Selesai minum, Jingga langsung menurunkan kedua kakinya, mempersilahkan Bina duduk di sampingnya.

"Duduk, Bin. Lo juga pasti capek dan haus," ujarnya.

Bina tak banyak menolak, cowok itu langsung duduk di sebelah Jingga dengan tenang, lalu mulai meminum air mineral bekasnya Jingga.

"Ciki-cikinya mana?" pinta Jingga sambil menjulurkan tangannya, meminta.

"Iya ada, di saku celana gue," sahut Bina.

"Kok saku celana? Nanti kempes, dong! Gimana, sih?" Jingga mulai kesal.

"Ya habis gimana lagi coba? Gue malu nentengin ciki-ciki dari kantin ke kelas. Mana gak dikasih kresek sama ibu kantinnya," adu Bina, cowok itu masih kukuh tidak mau disalahkan.

"Iya-iya. Yaudah sini, mana cikinya? Ada tik tiknya, kan?" tanya Jingga.

"Iya ada," jawab Bina sambil merogoh saku celananya.

"Nih."

Jingga langsung tersenyum senang melihatnya, dengan gembira gadis itu menyapu bersih ciki-ciki yang sudah Bina taruh di atas meja.

"Milik Jingga semua, kan?" tanya Jingga antusias. Bina pun mengangguk mengiyakan, "Iya," jawabnya lembut.

Ting!

Suara notifikasi hape Jingga membuat Bina menoleh, hape gadis diletakkan begitu saja di atas meja. Huh! Kebiasaan sekali Jingga kalau meletakkan barang miliknya memang suka sembarangan.

SELAKSA(TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang