Happy reading guys...
Selamat gregetan kembali 😂 Btw, pembukaan...
Visualisasi tante-tante kesayangan kaliaann hahaha
______________________________
"Fiera?"
Langkah Fiera terhenti ketika mendengar suara yang tak asing di telinganya. Itu suara Hendra! Sialan, mengapa pria itu berada di cafe yang sama seperti dirinya saat ini?
Dengan tenang Fiera membalikkan tubuhnya. Jangan sampai ia memperlihatkan raut wajah ketakutan atau mungkin kepanikan. Intinya ia tidak boleh gegabah sedikit pun.
Fiera menampilkan senyumnya, "Oh, hai! Gimana kabarmu?" tanya Fiera menutupi rasa gugupnya.
"Baik, kamu gimana? Udah lama nggak ketemu." Hendra menampilkan senyum di wajahnya.
"Aku baik sekali. Oh ya, sendirian aja ke cafe ini?" tanya Fiera.
"Nggak, aku ke sini berdua sama-"
"Ayah!" panggil Devan sembari jalan mendekat. "Udah aku pesenin tadi."
Fiera membulatkan mata seketika. Devin? Kenapa dia bisa ada di sini?! Sialan! Berani-beraninya dia kabur! Itu anak buah kenapa bisa biarin dia lolos? Apa dia udah ngelapor? Nggak, nggak. Awas aja!
Fiera menatap Devan penuh emosi. Sedangkan Devan menatapnya kembali dengan kebingungan. Tapi jika dilihat kembali, Fiera menatapnya dengan sangat aneh. Hanya emosi yang tersirat di wajahnya. Devan menaikkan sebelah alis kebingungan, ada apa dengan perempuan di depannya ini?
"Oh iya, ini tante Fiera, temen Ayah." Hendra tersenyum sembari memperkenalkan Fiera kepada Devan.
"Oh," balas Devan singkat.
Hendra tersenyum, "Ya udah. Kalian ngomong-ngomong dulu sambil saling kenalan, ya? Ayah mau ke toilet bentar," ucap Hendra sembari menepuk sebelah pundak Devan.
Devan hanya mengangguk kemudian melihat ke arah Ayahnya yang sekarang sedang berjalan pergi ke toilet. Tak selang beberapa detik, Fiera langsung menarik tangannya dan membawa Devan keluar dengan langkah cepat. Ia membawanya ke tempat yang lumayan sepi dan hampir tak ada orang. Fiera harus memberikan anak ini pelajaran.
Devan melepas tangannya yang dicengkeram oleh Fiera. Cowok itu langsung menatap Fiera dengan tatapan tak suka. "Ini maksudnya apa?!"
PLAKK...
Sebuah tamparan mengenai pipi kiri Devan secara langsung. Devan merasakan hawa panas menyeruak di pipinya. Ia menatap Fiera tajam, "Tante gila?!"
PLAKK...
"Oh, udah berani bilang saya gila ya?!" tegas Fiera.
Devan kebingungan. Ia tidak mengerti dengan perempuan gila di depannya ini. Sepertinya Fiera memang benar-benar gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE [TELAH TERBIT] ✅
Teen Fiction[BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] Tempat yang paling hangat itu, dalam pelukan lembut Bunda. Tempat yang paling aman itu, dalam dekapan lengan lebar Ayah. Saat-saat yang paling menyenangkan adalah saat aku masih bisa menggen...