Trouble : : 24

1.4K 210 202
                                    

Iya ini udah up kok 👉👈

Pokoknya enjoy yak...

_______________________________

Air mata Devan jatuh dan terjun bebas begitu saja. Jantungnya seperti dipaksa berdenyut dua kali lebih cepat. Ketakutan ini menggerogoti seluruh tubuh hingga ke setiap sel dan sarafnya. Apa semudah itu Devin pergi?

"Itu mayatnya lagi berusaha dibawa keluar oleh beberapa orang."

"NGGAK! ADE SAYA PASTI BELUM PERGI! NGGAK MUNGKIN!" teriak Devan kemudian langsung menerobos orang-orang itu.

"Dik! Jangan ke sana!" Pria baya itu langsung meraih Devan dan menahannya. "Jangan ke sana! Takutnya nanti ada yang roboh, trus kamu bisa kena!"

"Lepasin! Sa... Saya mau liat ade saya!" teriak Devan sembari menangis.

Devan meronta sekuat-kuatnya, alhasil pria baya itu tak mampu menahan Devan yang sekarang sudah berlari ke tempat kejadian. Devan menangis deras, perasaannya sangat takut. Apalagi melihat banyak orang tak sadarkan diri dan dibantu keluar dari sana. "VIN!!" teriak Devan.

Hal yang paling mengerikan adalah, tak ada balasan apa pun dari Devin. Ini semua berhasil membuat jantung Devan terasa sakit, sangat sakit. Tangannya mengepal hingga memperlihatkan buku-buku jari dengan sangat jelas. Dadanya langsung terasa sesak seketika. Ia memeriksa setiap sudut di tempat pembayaran itu, memastikan bahwa mungkin Devin terselip di antara mereka. Tapi tetap saja ia tidak menemukannya. Air mata Devan tak bisa berhenti mengucur, bahkan ia tidak bisa berpikir yang jernih sekarang.

Key hanya menangis deras di lantai. Bahkan segala ketegarannya selama ini tak mampu menahan rasa sakit yang teramat dalam. Berulang kali ia berteriak memanggil nama Devin, tapi tak ada sahutan apa pun.

Tubuh Key bergetar hebat menahan tangis. Sesekali bersitan hidung terdengar. Bahkan dunianya terlihat memburam karena bendungan air mata yang terlalu banyak. Key rasanya tak mampu menahan ini semua. Segala hal terjadi begitu cepat dan tak terduga.

Setiap kali ia menjatuhkan air matanya, selalu ada air mata baru yang sudah tergenang di kelopak mata. Gadis itu memukul lantai berkali-kali hingga tanpa disadari, lantai itu retak dibuatnya. Key sangat sangat sangat hancur.

"Key?"

Suara itu membuat Key mendongak. Ia tidak bisa melihat orang di dekatnya dengan jelas karena bendungan air mata. Tapi jika dilihat-lihat, postur orang itu mirip sekali dengan ... Devin.

Tunggu! Devin? Key segera menghapus air matanya, membiarkan kedua netra itu menangkap sosok di depannya lebih jelas. Yang benar saja! Itu Devin?

Sepertinya tidak. Mungkin itu adalah Devan yang sedari tadi bersamanya. Key kembali menangis ketika dirinya membayangkan Devan sebagai Devin. Hal ini tentu saja membuat pertahanannya runtuh seketika.

"Tumben lo nangis! Ternyata lo bisa nangis?"

Key kembali mendongak. Kali ini ia berhasil dibuat kebingungan. Orang di depannya itu, Devan ... atau Devin? Tapi setaunya, hanya Devin yang bisa berbicara seperti itu. "De-Devin?"

Devin segera meraihnya, "Ngapain lo nangis di sini? Malu-maluin aja!"

"Vin?" tanya Key langsung. "Lo... Lo Devin?"

"Iya lah, tolol!" Devin segera menoleh ke arah lantai yang retak cukup parah. Ia mengernyit, "Lo apain ni lantai sampai begini? Gila lo! Nangis ngeraung-raung kayak anak bocah trus lantai dihancurin."

Key menghapus air matanya, "I... Ini beneran lo?"

"Emangnya ada Devin palsu?" tanya Devin kembali.

TROUBLE [TELAH TERBIT] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang