Hai para readersku... Maaf kemarin nggak up, soalnya koneksi nggak ada. Ini aja sampai minta hotspot ke kakak cuman buat up.
Semoga suka ya chapter ini, hopefully nggak ada typo...
Happy reading...
_______________________________
"Makasih..."
Key hanya tersenyum tanpa menjawab sepatah kata apa pun. Dilihatnya Devin sebentar, lalu kembali melukis. Devin ikut tersenyum kecil, cowok itu masih sibuk melukis wajah Key yang manis dari tampak samping.
Menit demi menit berlalu, mereka saling hening dalam kecanggungan. Tak lama kemudian, Devin meletakkan kuas dan paletnya. Ia melihat lukisan yang dibuatnya sejenak, lalu membandingkan lukisan itu dengan objek aslinya. Jika dibandingkan ... tidak jauh berbeda.
Devin memperlihatkan lukisan itu ke gadis di sebelahnya, "Nih..."
Key langsung menoleh, matanya berbinar melihat lukisan yang Devin buat, begitu juga dengan senyumnya yang mulai mengembang. "Bagus!" Gadis itu meraih lukisan dari tangan Devin kemudian melihatnya lebih dekat, "Gue ambil, ya? Sekalian gue kumpulin ini ke Pak Botak, nggak apa-apa, kan?"
"Ambil aja..."
"Gue cantik di sini," ucap Key seraya tertawa kecil.
Lo emang aslinya cantik, Key, pikir Devin.
Key duduk di rerumputan tepat sebelah Devin sembari melihat puas ke arah lukisan yang baru saja cowok itu buat. Entahlah, entah mengapa hatinya merasa senang seketika. Pertama, ia berhasil membuat Devin keluar dari rasa traumanya, dan kedua ia merasa senang ketika objek yang Devin gunakan untuk melukis adalah dirinya sendiri.
Devin menatap Key intens, gadis itu benar-benar cantik. Sedetik kemudian, cowok itu bangkit dan mencium pipi Key secara tiba-tiba. Key langsung melotot kaget! Kinerja otak, napas, bahkan jantungnya terasa berhenti berdenyut seketika. Rasanya ia ingin sekali meledak sekarang juga. Key dapat merasakan kecupan hangat itu sampai di pipinya langsung dan tanpa aba-aba sama sekali.
Key terdiam sejenak, apa itu barusan? Devin ... menciumnya?! Hawa hangat, lembut dan nyaman dari bibir Devin, masih dapat ia rasakan. Aliran listrik mulai menyengat tubuh Key sampai ia tidak bisa bergerak sama sekali. Key yang sadar akan hal itu, langsung menyentuh pipinya, "DEVIIINNNN!!!!" teriak Key langsung.
Devin membuang muka sembari tersenyum geli. Kali ini ia benar-benar tersenyum sangat lebar bahkan sampai memejamkan matanya rapat ketika mendengar teriakan Key itu.
Key cepat-cepat mengambil tisu yang berada tidak terlalu jauh, "Anjing lo! Sialan! Brengsek! Bajingan! Setan! Asu! Berani-beraninya lo nistain pipi suci gue!" Key menggosok pipinya menggunakan tisu. Ia terus mengambil tisu dari kotaknya, kemudian menggosok bekas kecupan Devin. "Gue pengin banget nendang lo sampai tenggelem di danau. Atau bila perlu, gue pengin banget nendang lo sampai ke puncak Jaya Wijaya! Rasanya gue pengin pukulin lo sampai babak belur sekarang juga, tapi gue tau itu dosa! Sialan lo! Astagfirullah, ya Allah..." Key hampir menangis sembari menggosok kuat pipinya.
Devin masih menahan tawa geli sembari mendengarkan segala ocehan Key yang entah di mana ujungnya. Tangan Devin ingin sekali membelai rambut gadis itu, tapi dengan cepat ia urungkan dan berubah menjadi sebuah jitakan, "Ah, lebay lo!"
"WHAT?! Lebay?! Ini pipi gue, DEVIN REYNANDA!"
"Iya... Gue tau itu pipi lo dan bukan pipi gue," balas Devin santai.
Key akhirnya menendang kaki Devin cukup keras, "Bukan gitu, Devin! Lo udah tega menodai pipi suci gue!" Key kembali mengambil tisu yang banyak kemudian kembali menggosok pipi yang sebenarnya tidak ada apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE [TELAH TERBIT] ✅
Ficção Adolescente[BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] Tempat yang paling hangat itu, dalam pelukan lembut Bunda. Tempat yang paling aman itu, dalam dekapan lengan lebar Ayah. Saat-saat yang paling menyenangkan adalah saat aku masih bisa menggen...