PART 3 "strange"

15 1 0
                                    

Reine POV

Sepagi ini Ayana sudah menelpon ku 3 kali.
Ada apa?
Padahal aku baru saja pulang dari lari pagi. Dan handphone ku tertinggal di kamar.
Apa aku telpon balik aja?

"Halo Ay. Sorry baru Gue telpon balik. Gue abis lari pagi. Kenapa?"

"Barusan Erat nge-hubungin Gue katanya Leonard sakit"

"Lo percaya?"

"Alasan Gue gak percaya?"

"Ya Lo jenguk aja"

"Tapi Gue malu... Lo mau ya temenin Gue"

Aku berfikir sejenak. Tak ada salahnya.

"Ok deh Lo jemput ya"

"Sip! Setengah jam lagi Gue nyampe rumah Lo ya"

"Ok bye"

Aku menutup telpon lebih dulu. Memutuskan untuk segera mandi sebelum Ayana sampai.
Sekalian mau nyari buku juga.
Atau film yang bagus.

/// ///

Pemandangan komplek tempat tinggal Leonard lumayan cakep. Banyak pohon. Bikin bebas polusi dan bikin nyaman.
Ada taman juga.
Untung cuaca mendukung.
Kata Ayana Avril juga tinggal di komplek ini.
Rumahnya yang mana ya?

"Ini rumahnya Leonard Ay? Lo yakin kita gak salah rumah?"

"Gak kok Reine. Leonard tinggal bareng sama Alex. Jadi ini rumah Alex."

Alex?! Ini rumah monyet itu? Kenapa aku gak nunggu di rumah Avril aja ya?

Aku mencegah Ayana memencet bel.

"Gue nunggu di rumah Avril aja ya. Kan kata Lo rumahnya Deket sini"

"Duh Reine. Lo kan mau nemenin Gue. Masa Lo malah mau ke rumahnya Avril?"

"Ya udah deh tapi jangan lama-lama ya"

"Asyiap"

Seorang wanita paruh baya membukakan gerbang setelah Ayana memencet bel. Bertanya kami ingin bertemu dengan siapa.lalu mengajak kami masuk.

Leonard beneran sakit demam karena ke hujanan kemarin. Aku dan Ayana langsung di suruh menemuinya sendiri di kamar.
Wanita paruh baya tadi bergegas kembali turun menyiapkan minum untuk kami.

"Ha-hai..." Ayana menyapa Leonard yang sedang berbaring di kasur.
Duduk setelah meletakan buah yang di bawanya di atas nakas.

"Thanks ya Lo udah Dateng jadi Gue ada temen ngobrol selain tuh Alien"
Leonard melihat kearah pintu. Tersenyum jail.

Di ambang pintu Alex berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap kami.
Cepat-cepat aku membuang muka.
Entah kenapa dia orang yang paling tidak ingin aku temui.
Mungkin aku masih kesal atas apa yang dia lakukan padaku kemarin.

"Eh Lo. Anak baru. Lo bisa bantuin Gue beresin kamar kan?"

Yang dia maksud Gue?

"Atau Lo gak bisa beresin kamar?"

Aku menggigit bibir. Berusaha tak berurusan dengannya.

"Bukan kamar Gue tapi kamar si kutu kucing!" Aku mengerti siapa yang dia maksud. Leonard tertawa.
Itu pasti kamarnya.

"Kenapa gak suruh pembantu Lo aja?"
Aku nyerah. Aku tak bisa tak berurusan dengannya.

"Pembantu?"

"Iya. Yang di bawah pembantu Lo kan?"

"Maksud Lo nyokap gue?"

Nyokap?! OMG jadi yang di bawah tadi nyokapnya?!
Mampus. Tamat riwayat Gue!

THE ID GUARDIANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang