Author POV
Mobil terus berjalan menuju toko buku tempat biasa Reine membeli buku kesukaannya.
Ayana telah berhenti menangis.
Ternyata dia hanya menyalahkan dirinya yang membuat Leonard sakit.
Setelah Avril memberi sedikit arahan pada Ayana dia mulai mengerti.
Reine menggeleng pelan melihat kelakuan sahabatnya.
Seumur-umur dia belum pernah menangis karena seseorang.
Never.
Lagi pula sepertinya Leonard menikmati kunjungan Ayana. Seperti dia juga menyimpan perasaan yang sama untuk Ayana."Gimana Erat menurut Lo?"
Avril asal mencomot topik pembicaraan."Erat? Kalau Lo tanya Gue. Gue anggap mereka sama ID nya sama Alex. Konyol"
"Bukan itu maksud Gue Rei..."
"Iya iya... Gue ngerti. Baik mungkin? Gue kan baru masuk kelas Lo kemarin. Jadi Gue gak tau"
"Menurut Lo Ay?"
"Gue sih yes kalau Lo emang naksir Erat. Tapi hati-hati aja soalnya Erat punya fans bejibun"
"Yee... Lo pikir Leonard gak punya fans?"
Ayana tertawa mendapat jitakan gratis dari Avril.
Ketiganya berpisah. Mencari buku yang mereka suka.
Maklum genre favorit mereka berbeda.
Meski menyukai komik dan novel Avril memilih mencari buku sastra yang dia butuhkan.
'Bruk!'"Mck.. siapa sih yang main lari-larian di tempat sempit kayak gini?!"
Avril mengumpat."Sorry sorry..."
"Erat?! Ngapain Lo di sini?"Avril tertegun. Baru beberapa saat lalu cowok di hadapannya menjadi topik hangat antara dia dan teman-temannya. Sekarang justru mereka tak sengaja bertemu di sini.
"Avril? Syukur deh Lo ada di sini. Bantuin Gue yaa... Please"
"Bantuin ngapain sih?"
"Erat Lo di si...ni" Cewek itu muncul dari ujung rak.
Terkejut melihat Erat yang merangkul Avril.
Kejadian yang begitu tiba-tiba Membuat Avril susah payah mengatur detak jantungnya."Dia siapa?" Tanya nya.
"Mmp... Ini Avril cewek yang pengen Gue kenalin ke Lo" jawab Erat mantap.
Cewek tadi menatap Erat tajam. Menyelidik.
"Lo pacarnya Erat?"
Avril terdiam sejenak. Masih mencerna pertanyaan yang baru saja menghampiri nya.
"Iya dia pacar Gue. Lo gak percaya banget sih"
"Gue gak nanya sama Lo benalu!"
"Iya aku pacarnya... Erat"
Avril memaksakan dirinya berbohong."Oh... Kenalin Gue Amy. Kakaknya Benalu ini. Seneng Gue ternyata adek Gue bisa punya pacar cakep kayak Lo"
"Ya udahlah Gue pulang duluan kalau gitu. Sampe ketemu lagi Benalu kedua!"
Avril menatap bingung. Jadi sekarang dia menjadi benalu kedua setelah Erat?
Cewek itu pergi begitu saja. Meninggalkan
Erat dan Avril yang menghembuskan nafas lega.
Cepat-cepat Erat menyingkirkan tangannya dari bahu Avril.
Dia tahu itu sesuatu yang salah."So sorry ya... Gue kepepet. Kakak Gue mesti selalu nanyain pacar. Heran Gue. Emang dia kira Gue gak laku apa?!" Umpat Erat.
Avril tertawa. Tawa pertamanya di depan Erat.
"Tunggu. Lo ketawa?"
Avril seketika bungkam. Erat menatapnya dengan mata berbinar. Persis seperti anak kecil yang di beri permen.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ID GUARDIANS
Teen Fiction'ID BANGET SIH LO!!!" Aku kelepasan. Bagaimana tidak? Aku masih tergolong murid baru karena Aku memang baru saja pindah. Tapi sepagi ini Seseorang menghampiri ku dan mengatakan jika aku di panggil ketua OSIS Karena masalah kedisiplinan. Tentu saja s...