CHAPTER 12 "Tormented"

6 1 2
                                    

Meski pelajaran pak Handoko telah selesai.
Alex tetap di kenai hukuman. Jelas jawaban Alex bukan jawaban yang  pak Handoko harapkan. Walaupun tidak sepenuhnya salah😂
Jadi jam istirahat Alex habiskan di perpustakaan.

Sudah lima belas menit Alex berada di sana. Tapi ia baru menyelesaikan satu rak buku.
Alex membolak-balik buku di tangannya. Ia mencoba untuk lebih serius mengerjakan hukuman yang di terimanya.
Meletakan satu persatu buku di troli.
Hingga ia bertemu dengan sepasang mata yang memperhatikannya di balik rak.
Tersenyum.

"Lo ngapain di sini bukannya ke kantin?" Alex mengawali pembicaraan lebih dulu.

"Lo juga gak makan siang dulu,. Kata Erat sama Leonard Lo belum makan dari pagi."

Alih-alih menjawab. Alex menutup mulut menahan tawa.
Reine menghentikan kegiatannya menyusun alat makan.
Mengerenyitkan dahinya.

"Ngapain Lo ketawa?"

"Lo khawatir?"
Alex bertanya dengan PD nya.

"ID! siapa juga yang khawatir sama Lo? Siapa-siapa Gue bukan."
Reine bergidik.
"I~Merindingkan Gue!"lanjutnya.

Alex kali ini tertawa lepas.
Reine penuh dengan kejutan.

"Denger ya. Gue kayak gini cuma karena ngerasa kalau Gue harus bertanggung jawab aja,. Harusnya kan Gue yang kena air kotor tadi pagi." Jelas Reine. Untuk saat ini Ia tak ingin Alex salah paham.

Alex mencibir.
Ternyata susah membuat Reine mengakui perasaannya.

"Iya deh terserah Lo" Alex mengambil alat makan di atas meja. Mulai menyuap.

Reine beranjak. Tak baik untuk kesehatan jantungnya jika terus berada di hadapan Alex seperti ini.

"Lo mau kemana?"

"Gantiin Lo nge-rapihin buku"Reine berlalu.
Mendorong troli perlahan. Meletakkan buku satu persatu.

Pandangan Alex mengikuti ke mana Reine pergi.
Tanpa sadar menyungging senyum.
Beranjak. Berjalan menghampiri Reine.

"Ngapain ke sini?" Reine menaikan sebelah alisnya. Bertanya.

"Lo liatnya Gue ngapain?"
Alex balik bertanya.

"Biar cepet selesai. Lo juga harus makan kan"

"Gue udah makan"

"Makan lagi"

"Lo aja sana!"

"Gak mau Gue kalau gak Ama Lo"

Reine memutar bola matanya.
Sejenak ia lupa jika ia dan Alex seusia.  Imej Alex juga hilang seketika.

"Terserah Lo deh" Reine menyerah.

Ternyata benar. Masih ada 20 menit hingga bel pelajaran selanjutnya dan keduanya telah selesai meletakkan semua buku di troli.
                                ///

Leonard membawa Ayana ke UKS untuk memeriksa cedera di kakinya.

"Gimana kakinya? Mendingan?"

"Iya. Mending kok dari pada kemaren.
Mungkin tetep bisa ikut lomba"

"Jangan di paksain"

"Gak kok gak ada yang maksa"
Ayana masih menjawab dengan wajah lugunya.

Leonard tertawa mengacak pelan rambut Ayana.

"Jangan di acak-acak rambut Ay. Nanti berantakan." Ayana manyun.

Leonard tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah Ayana.
Setelah Miss. Annie ( bagian jaga UKS) memeriksa kaki Ayana. Keduanya kembali ke kelas.

THE ID GUARDIANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang