Kamera dan buku sejarah (10)

42 14 12
                                    

Jangan ada kalimat yang diskip!

_______

Sekali ditolak gapapa, masih banyak waktu.

________

"Dia?---- Tunangan gue."

Farhan menatap Ara yang berada disampingnya, dia tak tahu harus mengucapkan seperti apa ? Bahkan Farhan saja tidak bisa protes. Entahlah.

"Hah??!" sentak Rangga refleks.

"Ehm-maksud gue, tunangan sepupuh gue, dia nemenin gue belanja." Ralat Ara dengan menghela nafas pelan.

Bego! Malu gue sama Farhan, aduhhh.

Ara menyungging senyum kearah Farhan, ada banyak isyarat dimatanya yang membuat Farhan ikut tersenyum kecil. Dia menutupi kegugupan Ara. Meskipun sebenarnya Farhan tahu, ucapan yang awal adalah maksud Ara didepan Rangga.

"Ck. Gue kira tunangan lo beneran."Timpal Rangga sambil tersenyum.

Farhan bingung, ada apa dengan Rangga dan Ara? Bukan hal biasa jika ekspresi Rangga seperti itu.

"Ayo." Gadis menarik tangan Rangga pelan, hingga membuat Rangga buru buru pamit dan berlalu dari hadapan Ara dan Farhan.

Sedetik kemudian mereka saling menatap sebelum sama sama membuang muka.

"Rangga!" panggil Farhan dengan membalikkan tubuhnya.

Rangga dan Gadis yang belum berada jauh dari Farhan dan Ara sontak menoleh. Jika dikira kira mungkin baru 4 langkah sedang.
Ara memiringkan kepalanya melihat sikap Farhan.

"Apa?" jawab Rangga.

"Gue bukan tunangan sepupuhnya. Tapi, gue tunangan Ara."

Ara dan Rangga bahkan sama sama kaget mendengar pernyataan Farhan.

Farhan? Dia kenapa?

Rangga menggeleng menatap Ara. "Alasan lo mutusin gue?-- karna cowok ini?-- Terima kasih." Tajam Rangga sambil tersenyum kecut lalu mengandeng Gadis untuk pergi.

Ara merasa bersalah, dia membenarkan kalimat Rangga, sejujurnya karna dia bertemu Farhan, dia sungguh kagum pada Farhan yang sekarang berada disampingnya. Tapi, untuk berbohong didepan Rangga memang pilihan yang salah.

Alasan lo mutusin gue?-- karna cowok ini?-- Terima kasih. Farhan mengulang kalimat Rangga barusan dalam hati.

"Maaf han, ini cuma salah paham doang, jangan pikirin, terus masalah tunangan tadi maaf juga." Mata Ara terlihat jelas banyak hal yang dia sembunyikan.

"Cowok tadi? Mantan kamu, padahal kamu masih sayang. Karna kamu gengsi didepan dia. Makanya kamu bilang aku tunangan kamu. Bener?"
Tanya Farhan sebenarnya dia sedang bertaktik agar bisa membaca apa yang terjadi barusan.

Ara sempat terdiam. Begitu cepat Farhan tahu, soal Rangga. Apa mungkin karna kebegoan Ara barusan?. Tapi bukan karna gengsi juga tapi karna dia tidak bisa membohongi kalau dia suka dengan Farhan.

"Aku bukan gengsi."

"Terus?"

"Aku kagum sama kamu."

"Itu alasan kamu mutusin dia?"

Ara menggeleng. "Seberapa jauh aku akan terikat sama Rangga, aku masih terus kagum sama kamu han. Maaf yah."

Farhan diam, berfikir dan membalikkan semuanya. Apa yang dikatakan Rangga barusan dan jawaban Ara adalah satu persis, itu alasan kenapa Farhan memanggil Rangga dan mengakui tunangan dengan Ara. Jujur, sebelumnya dia tidak terlalu peduli dengan urusan cinta orang lain. Apalagi anak anak SMA kayak gini.

Assalamualaikum Sehun KwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang