Special Chapter

560 63 9
                                    

Jihoon dengan kaki yang menggantung di sofa tampak terlihat tenang menatap layar TV yang besar ada di hadapannya itu.

Sesekali ia sedikit tertawa kecil sambil tangannya yang tak henti hentinya mengambil makanan ringan yang ia taruh di sebelah nya, sebab jika taruh di depannya sudah terhalang dengan perut besar nya.

Lalu kemana Daniel?

Daniel sedang ada keperluan sebentar untuk datang ke kantor nya karena sayang nya untuk rapat kali ini tak dapat di tinggalkan begitu saja.

Namun Jihoon yang memang sedari dulu sudah berdedikasi dengan pekerjaan, maka tentu saja ia mengizinkan Daniel untuk bekerja, lagi pula seminggu lalu Daniel yang sebelumnya jarang mengambil cuti tiba tiba saja mengambil cuti panjangnya tanpa sepengetahuan Jihoon.

"Akhh...," sebuah ringisan pelan terdengar dari belah bibir Jihoon.

"Hei Baby D, mengapa kau menendang perut mommy dengan keras?" ujar Jihoon sambil mengusap perut besar nya itu dengan lembut.

Untuk kesekian kalinya, lagi lagi beberapa kali tendangan pada perut Jihoon lebih terasa dari sebelumnya, bahkan Jihoon sampai harus sedikit mencengkram sofa tersebut berusaha menahan rasa sakitnya.

"Uh ... sayang mengapa kau merajuk seperti ini? Daddy mu masih dikantor sayang, jadi kau harus dapat bekerjasama dengan mommy eoh?" ujar Jihoon lembut penuh kasih sayang.

Setelah beberapa menit barulah Jihoon merasa sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Baby D yang ada di perutnya mulai dapat bekerja sama dengannya.

Dengan hati hati Jihoon turun dari sofa tersebut, dan melangkahkan kaki nya perlahan menuju kamar nya, untuk mengambil handuk kecil, dan air hangat yang diambil dari kamar mandi beserta baskom.

Setelah selesai mengambil yang ia butuhkan, barulah Jihoon menaruhnya di bangku dekat ranjang nya.

Ia sedikit mengompres kaki nya dan juga mengusap perut nya dengan kain hangat tersebut.

Dengan lembut ia mengusap nya pelan.

"Baby D sayang, apakah kau sudah lebih baik sekarang?" tanya Jihoon dengan senyumannya yang terlihat jelas di wajah nya itu.

Setelah dirasa bayi yang di kandung nya tenang, barulah Jihoon meletakkan peralatannya itu dilantai, sedangkan Jihoon sendiri merebahkan tubuhnya di kasur menyamankan posisinya.

Beberapa kali Jihoon sedikit merubah postur dan posisinya tubuhnya pada ranjang tersebut.

Cukup lama Jihoon mendapati posisi yang benar benar nyaman untuk nya.

Beberapa menit kemudian Jihoon sudah masuk ke alam mimpinya.

.
.

"Akh ...,"

Jihoon yang sebelumnya tertidur nyenyak dengan terpaksa bangun karena tendangan yang cukup keras dari bayinya.

Peluh keringat kini mulai membasahi kening Jihoon.

Rasa sakit yang sebelumnya tak terlalu terasa, kini semakin menjadi jadi, bahkan jauh lebih sakit dari sebelumnya.

Dengan perasaan yang mulai tak enak, Jihoon segera mengambil handphone nya yang untung saja masih berada di nakas meja tak jauh dari ranjang nya.

Jemari Jihoon yang terasa lemah langsung menekan tombol satu, yang tak lain langsung dengan cepat terhubung pada Daniel.

"Hallo"

MY TREASURE [NIELWINK][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang