EPILOG-2

655 57 10
                                    

Sepanjang perjalanan Jihoon yang berada di pangkuan Daniel terus menerus meringis kesakitan.

Daniel yang tak dapat berfikir logis, hanya dapat menyuruh Minhyun untuk mempercepat kecepatan kendaraannya agar segera sampai di rumah sakit.

Rasanya Daniel ingin sedikit memarahi istrinya yang sebelumnya tak jujur, hanya saja dalam kondisi seperti ini tak mungkin ia melakukan hal itu.

Daniel tidak tega mendengar ringisan kecil tertahan dari bibir mungil Jihoon.

"Sabar ya ... Love," ujar Daniel berusaha menenang kan sekaligus mengusap punggus Jihoon.

Tak terlalu lama setelah nya Daniel, Jihoon dan Minhyun sudah berada di rumah sakit.

Daniel segera membawa Jihoon ke ruang igd, agar segera mendapatkan penanganan yang terbaik untuk istrinya itu.

Degup jantung Daniel berdetak cepat, ia tak dapat mengontrol maupun berfikir jernih.

"Minhyun-ssi cari tahu apa yang sebenarnya terjadi, sekaligus selidiki apakah kejadian ini di sengaja atau tidak di sengaja," ujar Daniel tegas pada Minhyun.

Minhyun hanya menganggukan kepalanya pelan mengiyakan perkataan Daniel.

Setelahnya Minhyun langsung meninggalkan Daniel seperti yang diinstruksikan.

Perlahan Daniel terduduk di kursi yang berada disana, dan menundukkan kepalanya pelan.

Lagi ...

Untuk kesekian kali Daniel tak menyukai hal ini.

Ia tak suka jika Jihoonnya dalam keadaan seperti ini. Hal ini membuat nya menjadi tersiksa.

Sekitar 20 menit dokter yang memeriksa Jihoon akhirnya keluar.

Dengan tatapan yang sulit diartikan Daniel menatap dokter tersebut, menunggunya hingga membuka mulut nya untuk memberitahukan mengenai kedaan sang istrinya itu.

"Istri anda baik baik saja Tuan, Sepertinya ia bersusah payah melindungi bayinya, dan berkat hal itu bayi anda dalam keadaan baik baik saja, hanya saja tangannya sedikit terkilir tanpa ia sadari, dan sedikit mengalami keram perut karena kepanikan yang sempat menyerangnya," ujar dokter tersebut memberikan penjelasan panjang lebar.

Daniel menghela nafas nya pelan. Jujur ada sedikit kelegaan yang ia rasakan mendengar hal itu, walaupun disatu sisi ia masih mencemaskan istrinya itu, terlebih kini ia benar benar telah mengkonfirmasi praduganya yang mengatakan bahwa istrinya benar benar hamil anak pertama mereka.

"Aku akan menemui istri ku dok," ujar Daniel tegas.

Dokter tersebut menganggukan kepalanya, dan mempersilahkan Daniel untuk masuk ke dalam.

.
.

Manik Jihoon tampak terpejam, dengan tangan kanannya yang terbalut rapi dengan balutan kain guna untuk menyangga sementara pergerakan tangan Jihoon yang sebelumnya telah di beritahukan dokter bahwa tangannya terkilir.

Sejenak manik Daniel fokus pada istrinya itu.

'Hah ~~ kau ini ada ada saja, mengapa tak memberitahuku kalau kau sedang mengandung anak kita ? Apa kau benar benar masih ingin bekerja ? tapi sepertinya setelah ini aku justru ragu memperbolehkan mu bekerja, jika kau jujur sebelumnya mungkin aku bisa mempertimbangkannya,' lirih Daniel dalam benak.

Dengan lembut Daniel mengusap rambut Jihoon pelan.

Jihoon yang sebenarnya tidak benar benar tertidur, akhirnya membuka maniknya.

MY TREASURE [NIELWINK][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang