Chapter 16

925 170 15
                                    

Jihoon mengerjapkan maniknya, dan menatap sekeliling kamarnya.

Kosong

Tak ada orang disana.

Hanya dirinya seorang yang masih di ranjang pasien yang baru saja terbangun tengah malam.

"Hyu..-hyung ..." lirih Jihoon sambil menatap kanan dan kiri nya.

Tak ada jawaban dari Daniel.

Entahlah Jihoon masih sedikit takut jika di tinggal sendiri sebenarnya, kecuali Jihoon sendiri yang memberi izin pada Daniel meninggalkannya sendirian.

Dengan cepat Jihoon memfokuskan manik nya mencari benda pipih miliknya.

Setelah beberapa menit mengedarkan pandangannya, akhirnya manik nya menatap benda yang ia cari berada di nakas meja yang tak jauh dari tempatnya berada, hanya saja berhubung alat yang masih menempel pada dada nya sehingga menghambat pergerakan tubuhnya.

Ingin sekali Jihoon mencopot paksa alat yang menempel di tubuhnya, sekaligus dengan infus yang masih terpasang di tangannya.

"Niel hyung ~~" rengek Jihoon pelan karena tak dapat mengambil handphone nya itu.

Berkali kali Jihoon mencoba mengambil handphone nya dari nakas meja tersebut, namun yang terjadi malah tubuhnya yang terasa lelah, karena memaksakan diri.

Tanpa sadar manik Jihoon kini memerah karena menahan tangisnya, karena Daniel yang tak kunjung datang.

Jihoon menginginkan keberadaan kekasihnya itu.

Ada perasaan aman yang Jihoon rasakan jika berada di dekat kekasihnya itu.

"Hyung ... kau dimana ? ... tidak meninggalkan ku kan ?" gumam nya pelan dengan manik nya yang selalu melirik pintu masuk ruangan kamar inap nya.

Setelah menunggu kurang lebih 20 menit, barulah terdengar bunyi pintu kamar ruang rawat inap Jihoon terbuka.

Dengan cepat Jihoon menatap pintu tersebut.

Jihoon diam, memerhatikan langkah Daniel pelan.

"Ji ! kau terbangun ?" lirih Daniel saat mendapati Jihoon yang menatap nya dengan tatapan dalam.

Jihoon menganggukan kepala, dan mengusap manik nya yang tertampung cairan bening tertahan di dalam maniknya.

"Hei ada apa ?" tanya Daniel yang semakin bingung, saat melihat kekasih nya itu hampir menangis.

Jihoon menggelengkan kepalanya,dan merentangkan tangannya.

Daniel terdiam sejenak, sebelum akhirnya memeluk Jihoon kedalam dekapannya.

"Ada apa denganmu Ji ?" tanya Daniel berbisik di telinga Jihoon.

"Hyung ... jangan pergi ...aku takut" lirih Jihoon berbisik di telinga Daniel.

Daniel tertegun dengan perkataan Jihoon.

Sungguh Daniel merasa senang sekaligus sedih dalam waktu yang bersamaan.

Ada perasaan senang yang terlintas di pemikiran Daniel, sebab dengan begitu bukankah berarti Jihoon ingin selalu berada disisi nya, namun di satu sisi ada kesedihan juga yang Daniel rasakan, bukankah dengan begitu Jihoon masih sedikit trauma dengan apa yang telah menimpanya ?.

"Maaf ...hyung tak meninggalkanmu Ji ... hyung tadi hanya mengantarkan Guanlin pulang, sebagai ucapan 'terimakasih' karena telah menolong mu dan merepotkan dirinya" ucap Daniel seraya menjelaskan pada Jihoon.

MY TREASURE [NIELWINK][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang