Jihoon yang kini tengah dibantu Tuan Kang, menangis sejadi jadi nya selama berada di ambulan.
Ia tak memedulikan dirinya sendiri yang jauh dari kata baik.
Dalam pikirannya hanya Daniel semata, yang dihadapannya hanya diam dan tak menatap dirinya sedikitpun.
"Hyung ... hiks ... jangan tinggalkan aku, hyung bangun ... aku janji setelah ini akan mengikuti semua kemauan hyung, dan menuruti perkataan hyung ... hyung ... hiks," rancau Jihoon yang terus menerus memegang tangan Daniel.
Hati Jihoon hancur saat mendapati Daniel dengan darah yang terus menerus mengalir, sampai ambulan datang, dan dilakukan penanganan awal.
Jihoon sendiri sekarang telah mengenakan jaket yang ada di mobil Tuan Park sebelumnya.
Tangan Jihoon senantiasa memegang tangan Daniel, seolah ia tak ingin melepaskannya barang sedetik.
"Ahjussi ... Niel hyung akan bangun kan ? tidak akan meninggalkan ku kan ?" tanya Jihoon mencoba bertanya pada Tuan Kang yang berada disampingnya.
Rasa sesak yang sebenarnya Tuan Kang rasakan melihat putranya sebenarnya tak jauh berbeda dengan Jihoon, hanya saja ia berusaha tetap tegar agar tak membuat Jihoon tak semakin terpuruk.
Tuan Kang berusaha tersenyum tipis dan mengusap bahu Jihoon yang bergetar.
"Daniel pasti akan bangun, kau kan juga tahu Daniel orang yang kuat bukan ?" ucap Tuan Kang membalikkan pertanyaan pada Jihoon.
Jihoon hanya menganggukan kepalanya kaku.
"Hyung ... bangunlah aku baik baik saja ... a..-aku takut sendiri hyung ...," ucap Jihoon setengah berbisik ditelinga Daniel yang masih tak memberikan respon apapun.
Tak lama setelah itu, ambulan tersebut telah sampai di rumah sakit yang memang telah dituju ambulan tersebut.
Setelahnya, dokter yang memang telah menunggu di rumah sakit tersebut, dengan cepat membawa Daniel ke ruang tindakan.
Tuan Kang yang tahu bahwa Jihoon dalam keadaan lemah, dengan sigap langsung memegang pundak Jihoon agar tidak terjatuh saat Daniel langsung segera di bawa pergi menjauh dari Jihoon.
"Hyung !!"
Brugh
Seketika Jihoon pingsan sebab tak sanggup untuk mengontrol dirinya sendiri.
"Jihoon-ah !" pekik Tuan Kang sedikit keras.
Dokter jaga yang melihat disana pun langsung segera menangani Jihoon yang pingsan.
Tap
Tap
Tap
Sebuah derapan langkah panjang dan cepat terdengar mendekat kearaha Tuan Kang.
"Ada apa dengan putraku ?" tanya Tuan Park yang baru saja datang, sebab sebelumnya mengikuti mobil ambulan dengan mobil lain.
"Jihoon pingsan, sepertinya dia tak sanggup melihat putraku yang terluka didepan matanya sendiri,"
Tuan Park menghela nafasnya kasar, dan melangkah kan kaki nya gusar kearah dimana Jihoon dibawa oleh dokter yang sekilas sebelumnya sempat ia lihat, dengan Tuan Kang yang mengikuti langkah Tuan Park.
'Jihoon-ah ... Daniel-ah kalian jangan meninggalkan appa,' benak Tuan Park dengan dada nya yang semakin terasa sesak.
***
2 Days later
Jihoon tampak menatap jendela rumah sakit dengan tatapan kosong.
Manik nya seperti tak bersemangat sama sekali.
Ia hancur, mungkin itu yang dapat ia rasakan saat ini ditengah terdiam nya.
Seakan membisu, Jihoon tak akan menoleh kan wajah nya ataupun merespon jika orang yang menjenguk nya.
Satu satu nya hal yang dapat memberikan respon nya yaitu jika seseorang menceritakan tentang Daniel, ataupun mau mengajaknya bertemu Daniel-Nya.
"Pergi !! Jangan kesini !! kau ... apa yang kau inginkan ! jangan menyentuhku ... Niel hyung !! mereka jahat !" ujar Jihoon memberontak saat salah satu dokter ingin menyuntikkan obat ke tubuh Jihoon.
Ya semenjak ia bangun dari pingsan dan mendapatkan kabar Daniel bahwa dalam keadaan koma, Jihoon menyalahkan dirinya sendiri.
Ia merasa bahwa semua itu karena dirinya, bahkan terparahnya Jihoon menganggap Daniel tak mau bangun karena Daniel melihat dirinya yang hampir dinodai oleh pemuda lain dihadapan kekasih nya itu, untuk itu setiap pemuda baik dokter ataupun yang lain selain Tuan Kang dan Tuan Park Jihoon akan menjerit histeris dan memanggil nama Daniel seorang.
"Jihoon-ah ... mereka hanya mengobatimu sayang ... appa ada disini," ujar Tuan Park sambil memeluk putranya dan mengusap rambut Jihoon lembut.
"Aa..-appa ... hiks ... Jihoon tak suka ... appa Jihoon takut, Niel hyung ... Niel hyung mana appa ? Niel hyung tak mau melihat Jihoon ?" isak Jihoon sambil merancau pertanyaannya pada Tuan Park hanya terdiam ia tak sanggup mengatakan yang sebenarnya bahwa Daniel belum juga sadar semenjak operasi dibagian belakang kepalanya yang mendapatkan benturan keras.
Tak lama obat yang dimasukkan kedalam tubuh Jihoon meresponnya, dan ia kini terlelap di pelukan Tuan Park.
'Niel ... bangunlah ... hanya kau yang bisa menjadi penerang bagi putraku ... aku tak sanggup mendapati putraku yang dulu ceria menjadi seperti ini,' benak Tuan Park dalam hati.
***
"Appa ... keluarkan aku dari sini ... aku tak bersalah appa ... mereka yang memulai semuanya terlebih dahulu," ucap pemuda yang kini berada di tahanan saat mendapati pria paruh baya yang ada di hadapannya.
Pria paruh baya itu tampak menghela nafasnya pelan.
Ia tahu kali ini putranya melakukan kesalahan yang fatal.
Bukankah sebelumnya ia pernah mengingatkannya ?
Lalu mengapa ia justru bertindak konyol ?
"Maafkan aku ... seharusnya kau tak mengabaikan peringatan ku waktu itu," ucap pria paruh baya itu sambil memejam kan maniknya sejenak, dan setelahnya menatap tegas Donghan.
Donghan membulatkan maniknya, ia tak percaya ayahnya akan berkata seperti itu.
"Appa ! aku ini putramu appa ... kau tak mau membebaskanku ? Bukankah kau punya banyak channel dan lainnya," ujar Donghan setengah merengek.
Tuan Kim tak menjawab, melainkan ia langsung beranjak dari bangku nya, dan mengatakan hal diluar dugaan Donghan.
"Kau harus belajar bertanggung jawab Donghan-ah ... sepertinya aku terlalu memanjakanmu sebelumnya, aku telah salah mendidikmu ... kau tenang saja appa juga akan bertanggung jawab atas hal ini," ucap Tuan Kim setenang mungkin.
Jujur ada kata kata Tuan Kim yang membuat Donghan berusaha berfikir untuk memahami maksudnya, namun Donghan tetaplah Donghan, ia tak mau ambil pusing akan hal tersebut.
'Ck Appa menyebalkan,'
............
TBC
Gimana makin geregetan ngga ? hehe
Menurut kalian happy ending atau sad ending nih ✌🏻✌🏻
See you next chapter
Leave comment and vote...
.
.
Seya