02 | Claim

1K 136 41
                                    

🧛🏻🍷🧛🏻
————

Hari yang gelap kembali tiba selepas membenamkan matahari bergantikan dengan rembulan yang bersinar cukup terang. Mungkin orang-orang beranggapan bahwa malam ini adalah malam cerah bertaburkan cahaya bintang-bintang yang berkelap-kelip indah atau malam yang tepat untuk dijadikan sebagai momentum menyenangkan sekedar membuat api unggun atau berkumpul dimalam luar bersama teman-teman seraya berpesta kecil.

Beda halnya dengan Soeun yang merasakan semua malam yang dilewatinya terasa begitu menakutkan. Lebih tepatnya berganti menakutkan.

Ia tidak lagi dibiarkan bekerja di malam hari oleh kepala kepolisian karena aduan keadaan Soeun yang bisa dibilang kurang baik saat bekerja. Soeun akui akhir-akhir ini dirinya sering mengalami ketidak fokusan terhadap apa yang ia lakukan, wanita itu sering kali melamun jika berada ditempat perkara. Dia juga sesekali sering terlihat was-was menatap sekitarnya dengan penuh kehati-hatian. Dan sialnya, omongan-omongan yang tidak mengenakan semacam itu tak sengaja terdengar ditelinga Soeun dari rekan-rekannya bahwa dia tidak lagi bekerja seperti biasanya, tindakannya aneh dan mereka mengatakan bahwa Soeun tidak lagi terlihat seperti seorang detektif yang kompoten dalam bertugas.

Sial!

Jika ingin tahu, rasanya Soeun ingin sekali merobek mulut yang berkata semenah-menah seperti itu dalam menilai dirinya. Mereka hanya tidak tahu, apa yang tengah ia alami. Padahal ia juga yang sering menuntaskan kasus di awal-awal, dan sekarang orang-orang hanya melihat sisi buruknya saja.

Mengingat itu Soeun kembali merasa kesal.

Dan malam ini, malam dimana telah menunjukan waktu pertengahan langit gelap.

Soeun berjalan pada gang sempit yang hanya diterangi beberapa lampu jalan remang juga terasa lembab. Sialnya mobilnya tidak bisa ia gunakan untuk sekarang dan berakhir membawanya ke tempat montir terdekat. Mau tak mau dan tidak ada pilihan lain. Hanya gang itulah satu-satunya jalan yang bisa segera menghantarkannya sampai ke apartemen.

Jangan beranggapan Soeun bertahan hidup pada apartemen yang serba kekurangan atau bisa dibilang biasa saja. Mengingat profesinya sekarang yang menjadi detektif membuatnya tidak kekurangan sama sekali. Ia menyewa sebuah apartemen dengan harga yang tidak bisa pula dikatakan dengan harga kecil.

Soeun menghentikan langkahnya. Ia menelan ludah berharap kegugupannya juga ikut tertelan. Lalu ia melirik dari ekor matanya sementara tangannya mulai merabah pistol yang senantiasa ia bawa kemanapun.

Menduga sesuatu yang janggal akan terjadi tentu saja akan selalu Soeun duga. Seperti sekarang, wanita itu tengah berdiam diri dipertengahan gang sepi antar bangunan itu seorang diri. Ketakutan didirinya mulai menguar tepat setelah telinganya samar-samar menangkap suara-suara yang menganggu pikirannya dari belakang seiring dengan tarikan nafasnya yang terasa berat dan sesak. Sungguh, suara-suara itu cukup menghantuinya. Dalam hati, Soeun hanya bisa mengumpat dan terus mengumpat. Memaki apapun yang ingin dia maki.

Suara gesekan kuku pada tembok membuat Soeun tersentak. Tanpa berpikir apapun lagi, ia langsung menggerakkan kedua kaki jenjangnya. Langkahnya semakin ia percepat kala menyadari sepasang mata merah itu lagi-lagi mengintimidasi pergerakannya dari kejauhan.

"Kumohon berhenti mengangguku!" Teriak Soeun frustasi.

"Berhenti membuatku takut Kim Taehyung!"

Seketika terdengar suara tawa yang menggema di dalam gang itu membuat Soeun semakin merasa kesal juga khawatir.

"Wanita tangguh sepertimu ketakutan juga ternyata?"

Soeun menatap sekeliling, namun tidak ada dari sosok Kim Taehyung yang dimaksud. Bahkan sepasang mata merah tadi sudah tak terlihat lagi entah sejak kapan.

Bound to Vampire ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang