04 | Urgent

953 109 32
                                    

🧛🏻🍷🧛🏻
————

"Untuk apa dia ke tempat seperti ini?"

Seorang pria bersurai hitam pekat memandang ke sekelilingnya tidak percaya. Memanjat pohon lebih tinggi lagi mencoba untuk memastikan sekitar dari kejauhan.

"Dia memang kuat dan sombong, tapi tetap saja akan bahaya jika dilihat orang-orang," pria bersurai hitam itu berdecak, "Apalagi ditempat ramai seperti ini?" Yang membuatnya kesal adalah dia sudah merelakan waktu mencari santapan malamnya terbuang banyak demi mencari seorang pria yang tidak takut akan apapun itu untuk memberikannya sebuah informasi penting.

Tak mau membuang waktu lebih banyak lagi karena mengingat malam yang sudah menunjukan pukul dua dini hari, pria bersurai hitam itu langsung saja memusatkan seluruh indranya yang bisa langsung melacak keberadaan sosok yang dicarinya.

Sontak tatapan pria itu langsung terpaku pada sebuah jendela besar yang berada di lantai enam sebuah unit apartemen mewah.

Bukan jendela, lebih tepatnya sepasang pintu kaca besar yang berada di balkon unit itu.

"Harus ku akui, dia memang gila!" Pria bersurai hitam menghelahkan nafas setelahnya. Ia kembali menatap sekitarnya baru kemudian ia melompat dari dahan pohon hingga kakinya kembali menginjaki dasar tanah.

Berjalan normal layaknya orang-orang biasa menuju gedung mewah itu. Untungnya keadaan malam ini yang sepi mungkin akan mudah membuatnya bertindak bebas.

Tepat berada diluar lantai dasar, pria itu menengadah tepat menatap teras balkon dilantai enam tadi. Buru-buru ia mencari pijakan dan memanjat menuju balkon di lantai enam itu.

Pria bersurai hitam itu menggerutuh singkat karena memanjat bangunan bukanlah ide yang baik. Walau sedikit kesusahan dan menguras banyak tenaga, namun usahanya tentu tidak akan pernah meleset sedikitpun.

Lantas ia terkejut kala berhasil meminjaki kakinya pada teras balkon. Bagaimana tidak, sosok yang dicarinya benar-benar berada di dalam sana. Bertelanjang bersama seorang wanita bertubuh seksi dan bergulum mesrah diatas tempat tidur.

Pria itu tertawa pelan, "Apa aku belum melewatkan sedikitpun?" kemudian ia bersandar nyaman pada pagar balkon, melipat kedua tangannya dan memusatkan tatapannya pada dua orang—maksudnya pada vampire dan salah seorang wanita yang sebentar lagi akan melakukan adegan panas tepat dihadapannya—

—Secara cuma-cuma.

Tentu momen itu tidak akan pernah ia lewatkan terlebih lagi menganggu. Ia akan ikut serta menikmati pemandangan di dalam sana.

Tatapan pria itu kembali terpusat pada sang wanita yang terlihat seperti sedang menikmati, namun nampak sekarat. Hal itu kembali membuatnya tertawa pelan, "Apa vampire sombong itu melakukan sex sebelum menghisap darah mereka?"

Tapi omong-omong diapun begitu. Maksudnya kadang-kadang jika ingin bermain.

Pria bersurai hitam itu menggelengkan kepalanya seraya menunduk. Kemudian kembali mendonggak dan kini menangkap pria bersurai abu di dalam sana sudah mulai melakukan aksinya. Cukup lama ia memerhatikan keduanya yang semakin menikmati setiap keadaan, lain halnya dengan dirinya sendiri.

Pria bersurai hitam berdecak kesal sejadi-jadi seraya terkekeh, "Melihat mereka membuatku ingin melakukannya juga," kepalanya menoleh kesana kemari dan berakhir mengintip ke bawah gedung, "Tapi dengan siapa? Tak ada orang lain di sini"

Bound to Vampire ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang