11 | Where?!

488 91 15
                                    

Telat up maap hehe!

🧛🏻🍷🧛🏻
————

"Taehyung?!"

Panggilan sayu itu mengantar Taehyung terbangun dari tidurnya. Tidak, Taehyung yakin ia tidak tertidur sebab saat matanya terbuka, kepalanya langsung diserang rasa pening yang luar biasa. Ia sedikit terkejut mendengar suara itu dan mulai mengedarkan tatapannya ke sekelilingnya, mencoba mencari sosok yang sudah memanggil namanya barusan.

Tapi nihil.

Ia hanya mendengar seruan itu dikepalanya saja. Tak ada seorangpun yang seruangan dengannya, kecuali pria bersurai biru berjubah panjang yang tengah memunggunginya.

Tunggu...

Sejak kapan dia kembali ke kastil?

Taehyung meringis pelan, sebenarnya luka cakar yang ada di bahunya itu sudah tak ada lagi. Tapi sialnya, dia masih saja merasakan dampak dari rasa ngilu saat dia hendak menggerakkan tubuhnya.

"Sudah bagun ternyata"

Taehyung mendonggak. Menatap tepat kearah pria bersurai biru yang sudah berbalik menghadapnya seraya berjalan menghampirinya. Kemudian sorot matanya jatuh menatap segelas darah segar yang menguarkan aroma nikmat.

"Darah segar lebih baik untuk kondisi tubuhmu"

Taehyung membuang wajah. Ia tak pernah sekalipun merasa akrab dengan pria dari bangsa penyihir itu.

"Tidak mau?" Sementara pria dengan surai biru gelap masih senantiasa menatap Taehyung yang terduduk diatas ranjangnya. Tak kunjung mendapat jawaban dari lawan bicara, pria itu akhirnya menghelah napas pelan kemudian menaruh kembali gelas berisi darah segar itu diatas meja yang dihiasi dengan ukiran-ukiran emas pada disisinya.

"Jeon Jungkook sudah memberitahu segalanya"

Tatapan Taehyung kembali menyoroti si pria bersurai biru.

"Jungkook yang membawamu kembali"

Lanjutnya membuat Taehyung berdecak keras. Sudah ia duga.

"Kau berusaha menyembunyikan pemilik darah itu untuk kau gunakan sendiri?"

"Bukan urusanmu!"

"Semua yang mengenai penangkal mantra adalah urusanku" Pria itu berbalik "Kau yang sudah menyekapku disini selama bertahun-tahun. Kau juga seharusnya berhutang budi padaku, karena mantra yang ku berikan pada ayahmu membantunya hidup lebih lama"

Oh! Kalau begitu jangan memberinya mantra apapun untuk bertahan hidup. Ayahnya sudah tak berdaya, maka biarkan saja dia habis menjadi abu.

Seringaian diwajahnya terpampang angkuh menatap Taehyung.

"Sialan, Park Jimin!"

"Itu namaku" Jimin menjedah "Seharusnya kau membawa darah itu secepatnya. Kami tidak tahu kapan bangsaku akan kembali menyerang bangsamu" tawanya pelan. Sementara Taehyung masih terdiam menatapnya nyalang lalu beberapa saat setelahnya, kepalanya menunduk.

Dia tidak peduli dengan penyihir bernama Park Jimin itu. Ia sedang memikirkan suara tadi, suara yang memanggil namanya. Taehyung tak mengerti, kenapa kepalanya tiba-tiba mendengar suara seseorang. Hal itu baru ia rasakan—

Bound to Vampire ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang