🌼 Bertemu

1.1K 65 2
                                    

Ada kalanya suatu yang indah terjadi karena adanya ketidaksengajaan. Seperti diriku dan dirimu, yang tak sengaja bertemu lalu merangkai kisah yang membuat candu

-Diary Nisa-

- - - - - - - - - -

Menatap damainya langit setiap pagi adalah hobi yang hampir tak pernah kulewatkan. Berteman secangkir kopi susu, atau terkadang teh hangat adalah bagian dari kesempurnaan menunggu sang surya menampakkan diri dari tempat persembunyiannya.

Embun yang membekas pada daun atau kaca-kaca rasanya sangat menyejukkan hati. Terlebih jika mendengar kicauan syahdu dari burung-burung yang terbang bergerombol membentuk formasi yang sangat rapi.

Bagiku, sunrise dan senja adalah teman yang pas. Membuka dan menutup hari dengan salam. Meski keduanya saling berlawanan.

Salah satu nikmat yang sampai saat ini kusyukuri adanya, bisa merasakan dan melihat kejadian alam yang luar biasa ini.

...

"Ffiuh..." Beberapa kali aku membuang napas sembari meregangkan sendi, lalu mengelap keringat yang menetes di dahi.

Hampir setengah tahun aku berhasil beradaptasi di kota impian ini, Jogjakarta. Kota pelajar, dengan banyaknya destinasi yang memanjakan mata.

Perjuangan hingga bisa masuk di kampus ternama seperti UII ini sangat mengapresiasi diriku yang benar-benar sudah mengimpikan ini sejak aku masih mengenyam pendidikan S1 di Jakarta.

Di kota ini, aku tidak sendiri. Aku ikut tinggal dengan seorang gadis yang kutemui di hari pertama masa orientasi. Dia, Zeeya Yasmin Challista. Humble dan sangat mau untuk berbagi apapun padaku.


Aku mensejajarkan kakiku dan memijitnya perlahan, lalu mengambil satu buah cakwe yang kubeli sebelum sampai kost.

"Nis. Lo, nanti berangkat duluan aja. Gue masih harus mampir ke toko sebelah buat beli beberapa perlengkapan," ucap Zeeya sebelum kakinya masuk kamar mandi.

Aku hanya mengacungkan jempol.

Setelah merasa cukup, aku mulai bersiap-siap untuk masuk kuliah siang nanti.

.  .  .

Suara bisik-bisik terdengar saat aku hendak memasuki gedung Fakultas Ekonomi Bisnis yang tempatnya berseberangan langsung dengan taman kampus.

Lagi-lagi aku harus menghadapi ini, topik gosip yang tiap hari tidak pernah ganti. Iya, topik yang sebenarnya ingin aku bahas bersama mereka, namun aku cukup gengsi dan malu untuk ikut serta.

"Gue denger Kak Addin ditawarin rektor buat jadi dosen," ucap gadis berkacamata yang kulihat tengah berpura-pura menulis.

"Iya, Gue juga denger itu. Bakal banyak saingan enggak sih, kita?" balas teman di sampingnya yang matanya sudah menerawang ke depan, dengan raut wajah khawatirnya.

Aku memutar bola mata malas, tak mau mendengarkan lebih lanjut percakapan itu.

Gosip itu sudah tersebar ke setiap sudut kampus. Bahkan hingga rumput yang bergoyang sepertinya juga tau.

Terjebak Cinta Pria PopulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang