🌼 In Memory

342 46 6
                                    

Mengenang memori yang pernah kita buat bersama adalah hal paling indah yang kulakukan selama kita berjauhan

- Arah Pulang Perasaan -

- - - - - - - - - - - - - - -

Author POV

"Kak Razan, Kak Razan! Cinta itu apa sih?!" tanya gadis kecil yang masih saja menyeimbangkan langkah laki-laki yang 5 tahun lebih tua darinya. Laki-laki itu sejak tadi terus menghindari pertanyaan gadis kecil tentang arti sebuah cinta itu.

"Kakak enggak tau, Ca!" bentak laki-laki bernama Razan. Bentakan itu membuat seluruh tubuh kecil gadis bernama Caca itu langsung lemas. Ia paling anti dengan bentakan bahkan paling halus pun.

Sadar akan hal itu, kedua tangan Razan langsung memeluk Caca tanpa jeda. Perlahan gadis kecil itu menangis lirih.

"Maaf ya, Ca. Kaka enggak sengaja," lirih Razan. Gadis itu malah semakin terisak.

"Cup cup, kok jadi nangis sih. Gini deh kakak jawab setahu kakak saja," ucap Razan. Caca langsung mendongak, dan menatap wajah Razan yang menurutnya sangat tampan itu.

"Cinta itu perasaan senang yang dimiliki cewek atau cowok kepada sesuatu. Contohnya, Mama sama Papa kamu. Mereka saling cinta, makanya mereka menikah. Gitu, Ca," lanjut Razan menjelaskan makna cinta yang ia pahami.

Tangisan Caca seketika berhenti. Raut mukanya tampak berpikir.

"Ooh gitu. Gimana kalau kita nikah aja?" sahut Caca secara gamblang, dan langsung mendapatkan respon sentilan kecil di dahinya dari Razan.

"Kita masih kecil, Ca. Cebok sendiri aja kamu belum bisa!" Gadis kecil itu malah menimpuk dada Razan dengan kepalan tangannya, hingga membuat Razan meringis.

"Ya, kan, kata Kak Razan cinta itu perasaan senang dan kita boleh menikah kalau kita saling cinta. Caca senang kalau sama Kak Razan. Kak Razan juga senang, kan, kalau sama Caca?" tanya Caca, membuat Razan bingung harus membalas apa.

"Kak Razan tidak senang dengan Caca?" tanya Caca lagi. Razan masih diam.

"Kak Razan enggak mau jawab sekarang. Bagaimana kalau begini saja? Kita buat janji bersama, dan saat kita sudah besar, kita akan melakukannya." Razan membuat sebuah tawaran untuk Caca. Gadis itu terlihat bingung.

"Janji itu harus ditepati, kan, Kak?" tanya Caca.

"Iya, harus. Nanti kalau enggak jadi hutang." Caca mengangguk mengerti. Di pikiran gadis itu, apa saja akan dia lakukan asal bersama Kak Razan-nya.

"Jadi, nanti kalau kita udah gede. Kamu harus tetap senang kalau sama kakak. Enggak boleh benci, dan enggak boleh menjauh. Begitu juga dengan kakak. Kak Razan akan membalas perasaan senang kamu, kalau kamu tidak akan mengingkari janji kita. Jadi, kalau kamu tiba-tiba enggak senang lagi sama kakak, Kak Razan juga enggak mau senang sama Caca. Kamu paham?" jelas Razan. Meski sedikit bingung, gadis itu mengangguk setelah lama berpikir.

"Oke, Caca paham. Caca janji akan selalu senang sama Kak Razan. Caca enggak mau, nanti saat gede Kak Razan enggak senang sama Caca. Caca maunya sama Kak Razan terus!" balas Caca.

Terjebak Cinta Pria PopulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang