Hari berganti Minggu, hingga berganti bulan namun Edgar beserta prajurit kerajaan yang pergi bersamanya tetap belum kembali. Bahkan Ethan sudah menyerah dan memerintahkan untuk menghentikan pencarian yang dilakukan oleh prajurit kerajaan.
Selama tiga bulan, Ethan berhasil memimpin kerajaan dengan baik.
Sampai pada suatu hari terjadi kekacauan di salah satu pemukiman.
Ia meminta Hayden mengerahkan anak buahnya untuk memeriksa keadaan di sana. Mereka terkejut mengetahui fakta bahwa ternyata pembuat onar di pemukiman tersebut adalah prajurit kerajaan yang telah lama pergi meninggalkan markasnya.
Sementara di istana, mereka kedatangan seseorang yang dicari-cari selama ini.
Edgar datang bersama Jacob, Kevin, dan Matthias yang membuntuti di belakangnya. Mereka berempat berjalan dengan angkuh menuju kursi takhta yang sedang diduduki oleh Ethan.
Mulanya Ethan menghampiri Edgar dengan senyum bahagia karena akhirnya kakak kembarnya itu pulang. Namun setelah mendengar perkataan Edgar, lengkung indah di bibir Ethan seketika lenyap.
"Bagaimana rasanya menduduki takhta setelah kematian Ayah, saudaraku?"
Ethan mengerenyit, "kau tau Ayah meninggal tapi kau tetap tidak pulang di hari pemakamannya? Kenapa?" Tanya Ethan penuh penekanan. Matanya berkilat emosi.
Edgar terkekeh.
"Untuk apa aku hadir di pemakaman seseorang yang telah kubunuh?"
Ia memiringkan kepalanya, menatap Ethan dengan ekspresi datar tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"A-apa?" Ethan menatap kakaknya dengan tatapan tidak percaya.
"Jadi kau penyebab kematian Ayah!? Dasar bajingan tengik!" Seru Ethan menarik kerah baju Edgar.
Tanpa mempedulikan amarah yang ditunjukkan oleh adiknya, Edgar justru menoleh ke arah Kevin kemudian menunjuk mahkota yang Ethan letakkan di atas meja kecil menggunakan tatapan matanya.
Kevin mengangguk dan segera berjalan untuk mengambil mahkota sesuai dengan perintah yang diberikan Edgar. Ethan mengalihkan pandangannya dari Edgar dan memperhatikan Kevin yang berjalan dengan santainya ke arah kursi takhta.
Menyadari tujuannya berjalan ke sana membuat Ethan berseru pada istrinya.
"Eleanor, cepat pergi dari sini dan bawalah mahkotaku bersamamu!!"
Eleanor menangkap maksud dari suaminya, ia segera berdiri merampas mahkota yang ada di atas meja kecil dan segera berlari menjauh dari ruang utama istana.
Melihat Eleanor yang berlari sekuat tenaga dikejar oleh Kevin membuat Matthias secara refleks ikut mengejar mereka berdua. Ia merubah wujudnya menjadi seekor serigala besar berbulu coklat dan segera berlari mendahului Kevin yang tertinggal lumayan jauh dari Eleanor yang sudah lebih dahulu berlari sebelum Kevin berhasil mendekati kursi takhta maupun mahkota.
"Tidak!! Jangan! Jangan sakiti istriku!!" Seru Ethan. Ia melepaskan cengkeramannya dari kerah Edgar ketika melihat istrinya berlari diikuti oleh kedua anak buah Edgar.
"Hey, urusanmu dengan bajingan tengik ini belum selesai. Jangan mengalihkan perhatian!" Edgar berseru tepat di depan wajah Ethan. Balas mencengkeram kerah bajunya kuat-kuat.
"Yang mulia—,"
"Jacob? Kau kembali dengan para prajurit yang membuat kerusuhan tadi?"
Hayden yang baru saja kembali setelah memeriksa keadaan di salah satu pemukiman terkejut. Padahal niat awalnya kembali ke istana adalah untuk melapor kepada Ethan bahwa Samael dan Eric terluka lumayan parah ketika meringkus para pembuat onar, namun ia justru dibuat terkejut ketika melihat Jacob dan juga Edgar yang ternyata sudah pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/226784552-288-k809764.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Full Moon • The Boyz [✓]
Fanfiction"𝕿𝖍𝖊 𝖗𝖎𝖘𝖊 𝖔𝖋 𝖙𝖍𝖊 𝖋𝖚𝖑𝖑 𝖒𝖔𝖔𝖓, 𝖙𝖍𝖊 𝖗𝖊𝖛𝖊𝖆𝖑 𝖔𝖋 𝖙𝖍𝖊 𝖙𝖗𝖚𝖊 𝖐𝖎𝖓𝖌" Sebuah kerajaan werewolf mempunyai dua orang anak laki-laki sebagai calon pewaris takhta. Namun hanya satu yang pantas untuk mengambil alih takhta ter...