"Akan selalu ada yang diceritakan, selama bumi dan apa yang di dalamnya terus berputar"
Angkasa
🌌🌌🌌
"Besok, aku akan bertemu dengan Putra lagi? Apa aku akan siap? Apa aku yakin tidak akan mengulangi kesalahan ku lagi padanya?" Aku terus bertanya pada diri ku sendiri tentang bagaimana jadinya hari esok.
Tapi bagaimana aku bisa pergi besok. Jika aku meminta izin pada kakak, ada kemungkinan ia tidak mengizinkan karena sebelumnya telah terjadi kejadian buruk diantara kita. Lagipula aku tidak bisa terus-terusan mengandalkan kakak agar terus istirahat dan bangun di siang hari "Jika aku bohong?"
"Bagaimana bisa? Waktu terakhir aku pergi ke danau saja, bahkan kakak bisa menemukan aku disana," kata ku menghembuskan napas berat.
"Eh sebentar? Kenapa aku tidak sadar jika waktu itu kakak tau aku ada di sana? Apa kakak tak sengaja menemukan aku? Atau jangan-jangan?" tidak mau menuduh lebih jauh lagi, aku berniat untuk menanyakannya langsung padanya.
Selagi aku memikirkannya di kamarku, secara tak sengaja aku melihat kak Kerta lalu lalang melewati pintu kamar, sontak aku memanggilnya "kak? Kak Kerta!" Panggilku sedikit kencang dan berhasil membuatnya menoleh kearah ku.
"Apa? Kok belum tidur?" Katanya berhasil bertanya duluan sebelum aku menanyainya.
"Puput mau nanya, sini!" kata ku menyuruh ia masuk ke kamarku.
Kak Kerta berjalan mendekati ku "nanya apa?"
"Emm... Puput mau nanya, kenapa waktu itu kakak tau Puput ada di danau? Puput kan ga ngasih tau kakak" ujarku penasaran.
Kakak terdiam sejenak, hingga akhirnya duduk di sampingku dan berbicara "sebelumnya kakak minta maaf, karena waktu itu kakak ngikutin kamu" katanya mengeluh karena merasa sudah ingkar janji untuk tidak mengikuti ku.
Memang si kakak tidak bersamaku secara langsung, tapi itu tidak ada bedanya dengan mengintai ku juga. "Yaa... mau gimana lagi Put, kakak khawatir, sikap kamu bikin kakak curiga, abis setelah kamu bangun tidur, kamu pengen buru-buru keluar, terus ga ngasih tau mau kemana-mananya, sama siapa nya, ditambah lagi kamu mencari barang kamu sepuluh tahun yang lalu" sambung kakak menjelaskan.
Harusnya aku tahu kakak pasti akan berbuat demikian. Lagipula kedatangan ia justru malah membantuku diwaktu yang tepat "Emm ya udah deh gapapa, Puput juga mau bilang makasih sama Kaka, coba aja waktu itu ga ada kakak, pasti Puput bingung mau minta bantuan siapa" balasku balik tersenyum dan memeluknya hangat.
"Iyaah... Kakak pasti tau apa yang terbaik buat kamu Put, padahal kalau kamu jujur, kakak pasti bakal bantu kamu"
Seketika aku berpikir mengenai ucapan kakak barusan, kakak bilang dia malah akan membantu ku jika aku jujur. Apa pertemuan ku besok dengan Putra juga, bisa kakak bantu?
"Iyah deh, kak? Maaf ya kalau Puput suka nutup-nutupin semuanya dari kakak, Puput cuman takut ga dapat izin" ucapku menyesali. "apa? aku bilang juga ya soal tadi pagi saat bertemu Cakra?"
"Iya... janji ya ga akan diulangi?"
"Hee. Iya iya... kalau gitu. Puput mau bilang juga kalau tadi pagi sebenarnya Puput sarapan bareng Cakra di warung mang Asep" kata ku sedikit ragu untuk mengakuinya pada kakak.
"Sarapan pagi bareng, sama Cakra? Kok bisa?" Tanya kakak sedikit terkejut sambil merentangkan kedua tangannya pada bahuku ketika aku masih memeluknya.
Aku tidak menduga jika kak Kerta akan se-kaget itu "Iyah... bentar dulu, Puput mau jelasin," sahutku tidak ingin kakak salah paham
"Jadi tadi pagi tuh Cakra yang kirim surat mau ketemuan, karena Puput juga udah tau kejadian sebenarnya dari kakek waktu semalem, ya udah Puput berpikir buat datangin dia aja, terus Cakra juga emang udah ngejelasin semuanya. Dan ternyata kejadian waktu kita di danau itu emang cuman sekedar salah paham aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story' Of Angkasa
Teen FictionPutri Angkasa atau yang biasa disapa Puput atau Acha adalah seorang gadis remaja namun tetap menjadi putri kecil untuk kedua Kaka laki-lakinya. Sedari kecil, Acha selalu menunggu sahabat kecilnya yang bernama Putra Bagaskara untuk kembali setelah di...